Senin, 21 April 2014
Arsitek, Interior Desainer, Manfaat dan Eksistensi Diri
Senin, 21 April 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tidak gampang, memadukan material2,
warna2 atau bentuk2 barang yang ada di sekeliling kita. Barang2 yang
cantik banyak sekali, tetapi pun tidak gampang memadukannya, apalagi
barang2 yang ‘afkiran’. Untuk membuat desain interior sebuah rumah,
memang tidak mudah. Diperlukan konsep2 atau bisa juga keinginan2 yang
spesifik si empunya rumah. Dimana kita sebagai desainer, bisa membantu
si pemilik rumah untuk mengiringin pemikirannya dalam memilih material,
sesuai dengan keinginan dan anggaran dananya.
Sebenarnya, tidak sulit untuk menjadi
desainer interior, karena kita hanya harus mempunyai mimpi serta ide2
kreatif, tidak membutuhkan hal2 yang bersifat hitungan, kecuali hitungan
perencanaan anggaran. Berbeda dengan menjadi seorang desainer bangunan,
yang disebut arsitek.
Dimana arsitek harus banyak belajar tentang
perhitungan2 khusus, walau bukan seperti seorang civil engineer, tetapi
setidaknya seorang arsitek harus mampu untuk melihat secara detail,
untuk membuat sebuah bangunan berdiri kokoh, terang dengan perhitungan
lampu2, dingin dengan perhitungan AC ataupun yang berhubungan dengan
adanya luas bangunan, tinggi bangunan dan sebagainya. Dan seorang
arsitek harus mampu untuk melakukannya.
Konsep hotel berbintang di Dubai ini
adalah ‘layar terkembang’. Bahwa sebuah hotel bisa di asosiasikan
sebagai kapal dengan layang terkembang. Dan si arsitek harus bisa
mempehitungkan terpaan angin, sehingga hotel ini tetap teguh berdiri.
Begitu juga harus mengerti tentang reklamasi, atau air laut
pasang-surut, walau tetap dibantu oleh akhli2 yang lainnya ( civil
engeer atau ahli hidrolika ) …..
Arsitek dengan konseptor urban planning juga harus pintar2 membangun reklamasi, tanpa mengganggu alamnya.
Seorang arsitek bisa menjadi interior
desainer, karena untuk menjadi sarjana arsitektur, kita harus belajar
interior, landscape, perkotaan, pemukiman, struktur ataupun seni. Walau
jika kita mau menekuni jurusan2 tertentu tersebut, kita harus belajar
untuk pasca sarjana ( S2 ) setelah sebagai sarjana arsitektur. Dan itu
untukku, sangat mengasyikkan!
Interior desainer lebih banyak diminati
sekarang ini dibanding arsitek. Memang, untuk lulus sebagai interior
desainer juga harus menempuh perkuliahan selama 4-5 tahun dan lulus
serjana. Tetapi perkuliahannya lebih untuk pendalaman konsep2 desain
serta seni desain. Dan lebih banyak kaum perempuan yang belajar menjadi
desainer interior dibanding dengan kaum pria.
Pun jika pria menjadi
desainer interior, biasanya hati dan pikiranny tidak sedetail
dibandingkan kaum perempuan. Begitu juga arsitek pria. Biasanya,
dimanapun dan tentang apapun, kaum perempuan memang merupakan mitra
kerja sebagai desainer, yang lebih handal ( ini menurut banyak client di
seputar pekerjaan dan bisnis konstruksi. Kaum pria lebih kearah
struktur bangunan untuk sebuah bangunan berdiri kokoh.
Beberapa bentuk dan warna yang bisa
membuat bangunan atau rumah kita lebih ‘hidup’ dan ceria. Semuanya bisaa
dipadukan dengan konsep unik. Interior desainer tidak harus belajar
berhitung, mereka hanya butuh kesesuaian hati, pemikiran serta pandangan
yang artistik …..
Sebuah bentuk tak beraturan, bisa
menjadi bentuk yang unik dan ciamik sebagai asesoris, menurut desainer.
Bukan hanya bentuk bangunan saja, tetapi untuk sebagai interior.
Peralatan2 kerja pun bisa menjadi asesoris yang unik dan menarik, dalam
sebuah bangunan. Begitu juga sebagai streetscape, untuk asesoris ruang
luar.
Untuk membuat sebuah konsep, tidak harus
yang aneh2, tetapi hanya lebih menitik-beratkan mencari sesuatu yang
unik dan menarik, sehingga bangunan tersebut lain dari pada yang lain.
Dan ketika bangunan ini sudah menjadi ‘landmak’ dan banyak menjadi
referensi dan ditiru di banyak hal, sebagai desainer kita harus
menciptakan sesuatu yang baru dan unik lagi, untuk menjadikannya
‘landmark’ baru.
Terus demikian, sama seperti sebuah tulisan, yang terus
di copy paste, dan si penulis sendiri harus bisa berlapang dada untuk
terus berkarya, walau tetap semuanya ada aturan dan undang2nya, tentang
plagiat.
Contoh sebuah ruang keluarga, dengan
konsep elegan minimalis. Meja, kursi serta lantainya sangat ‘minim’
tanpaa berbalut corak, tetapi dengan lukisan di atas perapian serta daun
hijau segar, membuat ruangan ini bersemu nyaman dan ceria …..
Sebagai arsitek humanis, aku sudah cukup
makan asam garam. Di lingkungan terbatas, karyaku banyak di copas,
bukan hanya bangunannya tetapi justru interior2nya. Menurutku, bahwa
justru aku bangga, karyaku disenangi, dan bahkan ide2ku bisa berguna
bagi banyak orang serta berkat bagi banyak orang. Dan aku harus pintar2
mencari ide2 dan konsep2 baru jika aku tidak mau ‘tersingkir’ menjadi
yang tersingkir,walau jika kita sudah ‘tersingkir’ pun tetap menjadi
berkat bagi banyak orang. Aku tetap harus legowo, bersyukur atas
segalanya …..
***
Sebagai manusia, jika kita mau tetap eksistensinya menunjang bagi
kehidupannya, kita memang harus berusaha. Walau seperti yang aku
tuliskan di Awal Kedewasaan Anakku dalam Nama Tuhan ,
bahwa Tuhan menciptakan kita sesuai dengan rencananya, Tuhan
menciptakan kita bukan iseng semata. Masing2 dari kita, mempunyai
panggilan dan talenta sendiri2, sehingga semuanya menjadi bermakna. Dan
sebagai manusia, tetaplah menjadi diri kita sendiri, bekerja sesuai
dengan kemampuan kita serta menjadikan hidup kita bermakna bagi orang
banyak.
Dan sebagai seorang arsitek, mendesain
merupkan suatu hobi serta pekerjaanku, untuk membuat sebuah bangunan
menjadi lebih baik, nyaman dan berguna bagi banyak orang. Bukan hanya
itu saja, bangunan itu pun harus lebih bermanfaat, termasuk semua orang,
baik sehat, apalagi orang2 tua dan ‘disabled’. Dengan keterbatasanku
sekarang ini, aku lebih melihat, bahwa bangunan bisa menjadi tempat dan
fasilitas bagi orang banyak untuk menemukan eksistesi dirinya sebagai
manusia, dan aku sebagai arsitek, ternyata menjadikan itu kenyataan …..
Jadikan pekerjaan kita sebagai pelayanan kepada Tuhan bagi sesama …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “Arsitek, Interior Desainer, Manfaat dan Eksistensi Diri”
20 Desember 2019 pukul 04.33
Mau tanya ibu.. dulu ibu S1 nya ambil arsi apa interior?
Posting Komentar