Selasa, 12 November 2013
Mau Material Baru, Material Bekas atau Material Contoh?
Selasa, 12 November 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Seenarnya, sejak dahulu kala, orang2
membuat rumah atau bangunan merpakan kebutuhan atau tempat berlindung,
dari cuaca ( terutama ), atau keamanan ( dari binatang buas ). Mulanya
mereka berlindung di goa2, sampai tidur di atas pohon2. Cara yang
ditempuh ini berevolusi sehingga saat ini dalam sebuah ilmu pengetahuan (
terutama arsitektur ) yang berkecimpung dengan rumah atau bangunan,
dikatakannya bahwa akar permasalahan manusia harus dijawab, sehingga
dihasilkannya tipologi bangunan sesuai dengan fungsinya.
Ketersediaan material pun menjadi
semakin kompleks dan berkembang. Juga berhubungan dengan teknoogi
material, sehingga aplikasinya disesuaikan dengan banyak hal. Misalnya,
lokasi, fingsi, keindahan, atau masing2 keinginan si pemilik bangunan.
Semuanya di aplikasikan sesuai dengan metoda struktur dan konstruksinya.
Pergerakan manusianya pun akan
mempengaruhi sebuah bangunan.Apakah manusia itu ingin duduk, berdiri,
berbaring bahkan bermain serta kegiatan2 yang lain, menjadi pilihan2
untuk sebuah bentuk yang lain, yang disebut ‘bentukan modern’, yaitu
mebel atau furniture. Sehingga, dari sebuah potongan kayu untuk
diduduki,atau sebuah tumpukan batu untuk alaskegiatan meja, berevolusi
menjadi meja dan kursi. Begitu juga furniture2 yan lain.
***
Dunia modern sekarang ini, menjadikan
material arsitektur sebagai ‘baju’ yang prestisius. Fakta tentang
keramik, yang sedianya semula hanya untuk pelapis lantai, keramik
sekarang mampu membuat bangunan bukan saja sesuai denan fungsinya,
tetapi juga sebuah konsep yang cantik! Misalnya, sebuah merek keramik
memproduksi keramik seperti lempengan perunggu atau seperti irisan tipis
kayu.
Keramik2 tersebut bukan hanya ditempel di permukaan lantai saja,
tetapi juga di dinding, sehingga jika kita tidak detail melihatnya,
seakan rumah kita dilapisi lempengan2 perunggu atau di selimuti irisan2
tipis kulit kayu. Sebuah konsep yang cantik dan prestisius!
Begitu juga dengan material kaca. Kaca
menjadi sebuah fakta bahwa bangunan akan sangat mempengaruhi lingkungan.
Dengan rumah atau bangunan yang memakai material2 modern seperti ini,
akan menjadi sumber daya untuk digali potensinya sebagai bangunan
modern. Pengetahuan material dan dunia kontruksi menjadi modal utama
dalam berbagai aplikasi sebagai seorang arsitek.
Bangunan kantor di China, semuanya
terbuat dari kaca, termasuk sebagian lantainya dan plafondnya. Sehingga
kita merasa unik dan bisa ‘melihat diri kita sendri’, secara memang
memantulkan tubuh kita lewat kaca dan beberapa cermin …..
Teori evolusi dalam cerita diatas
membawa kita untuk melihat, ‘bagaimana sebuah bangunan terwujd dari
evolusi teknologi terhadap matrial’. Bahwa elemen pembentuk terkecil
dari sebuah bangunan adalah material, sehingga sampai sekarang, material
menempati yang teratas dalam perhitungan untuk membangun sebuah
bangunan. Dan fenomena2 tersebut semakin lama semakin berkembang,
sehingga sekarang justru sebuah material arsitektural mampu ‘mendukung’
sebuah bangunan sebagai ‘istana’ nya.
***
Cerita ini belum selesai. Untuk
mendesain sebuah rumah atau bangunan, sekarang si pemilik modal akan
bertanya pertama kali adalah,
“Materialnya yang murah saja ya, supaya budgetnya cukup”.
Atau seperti ini :
“Materialnya yang terbaik ya, karena saya mau rumah saya menjadi ‘istana’ bagi keluarga saya”.
Berbicara tentang material arsitektural,
seorang arsitek untuk mendesain sebuah rumah atau bangunan, akan
memakai material yang optimal yang disesuaikan terhadap fungsi bangunan
tersebut. Selain itu, permintaan si pemilik modal, tentunya. Aku sebagai
arsitek, aku berusaha mendesain dengan optimal bukan hanya dari segi
materialnya saja, melainkan dari semua segi, yang akan menghasilkan
bangunan yang cantik dan apik serta menarik, tetapi tidak terlalu
merogoh kocek terlalu dalam …..
Untuk material2 strukturnya memang sudah
standard. Besi, pasir, kerikil, semen, batu, dan sebagainya. Itu adalah
material2 alam, kecuali semen. Tinggal memilih membeli di mana, tanpa
merek. Tetapi tetap harus melihat dan mencari material2 alam tersebut,
dengan ‘mata awas’. Misalnya, seonggok pasir bisa dibedakan pasir putih,
pasir bitam atau merah. Begitu juga dengan batu bata, atau kerikil.
Kerikil untuk campuran beton atau kerikil untuk penghias taman.
Tetapi untuk material2 arsitektural,
akan menjadi cantik jika kita bisa memilihnya, bukan mahalnya, tetapi
justru keunikannya! Karena seperti yang lainnya, barang mahal bukan
berarti bagus! Mahal juga bukan berarti mewah! Tergantung dengan
desiannya atau tergantung dengan ‘awas’nya mata kita memilihnya …..
Makanya, biasanya seorang arsitek full bertanggung jawab dengan
pemilihan material sampai 100% selesai. Si pemilik bangunan selalu
mengajak arsitek untuk berjalan2 keliling, kamanapun untuk
memberitahukan bahwa ‘inilah yang mereka inginkan!’.
Sebuah rumah kaca di Tokyo Jepang.
Walau unik, tidak banyak orang yang akan mendesain seperti ini, karena
tentang keamanan dan kenyamanan …..
Rumah mungil ini mendesain tampak
depannya dengan memakai matrial bekas dan murah! Satu sisi dinding
didesain dengan kawat2 besik kotak2 dan di isi okeh batu2 kali, yang
murah dan banyak terdapat di jalan2. Bukan hanya murah, tetap batuan ini
gratis, jika mengangkut sendiri di jalan …..
Ataupun mencari berkeliling membeli
material sebagai keunikan tersendiri. Bisa saja material tersebut tidak
mahal, tetapi unik dan mengkin hanya 1 atau 2 saja di dunia.
Contoh untuk interior. Mendesain meja bulat, dengan kaki meja terbuat dari batu2 yang banyak terdapat dijalanan.
Sebuah apartemen proyekku di
Pancoran, dengan memakai ‘batik’ murah sebagai dinding dan plafondnya.
Batik2 ini dibeli di pasar, per-kilo dan di desain sedemikian rupan
sehingga sangat cantik dan ‘Indonesia banget!’ ( lihat tulisanku Desain Apartemen : Konsep ‘Batik’ dan Material Lokal Tetap Bisa Menjadi Desain yang Luar Biasa! ).
Itu material baru, yang benar2 diari
berkeliling Jakarta. Misalnya di Pinangsia atau di Blok A. Bisa juga di
Klender. Kadang2 kita juga mencari lebih jauh, ke Jepara atau Bali.
Tetapi ada juga material2 ‘bekas’ tapi
baru. Mereka mencari material ‘bekas tapi baru’ di sepanjang Pasar
Rumput ( lihat tulisanku Closet Bekas? Ih, jijik! ).
Harganya memang miring, dan jika kita jeli, material2 bekas tapi eru
tersebut akan bisa cukup baik, selama sesuai dengan fungsi dan
lingkunganya, ya! Bisa dibayangkan, jika mendesain rumah di Pondok
indah, berbeda 180 derajat dengan medesian rumah di Bukit Duri.
***
Lain lagi daenganku. Karena aku sudah
mendesain rumah dan bangunan sejak sekitar 20 tahun lalu, aku sudah
‘dipercaya’ oleh supplier2 bahan bangunan. Sehingga jika aku mendesian
bangunan, mereka akan mengirimkan contoh2 material2, terutama material2
baru untuk di coba kepada desainku, sebagai promosi.
Jadi, rumahku
bertumpuk material2 contoh, yang berlainan. Misalnya, keramik. Dikirm 10
desain dan produk baru, dan masing2 produk ada 10 keping. Keramik2
contoh ini aku bawakan kepada pemilik rumah yang aku desain, untuk
dilihat. Jika berminat, aku pesankan kepada supplier. Dan keramik2
contoh tersebut tetap berada di gudang rumahku. Begitu seterusnya ….
Sampai pada akhirnya, gudangku penuh
sesak dengan material contoh. Suatu saat, aku mendesain seorang seniman
dan dia ingin mempunyai rumah yang unik, seunik2nya! Jadi, kupikir
mengapa tidak memakai material contoh? Sedikit2 dan dengan desain unik,
akan menjadi rumah yang cantik dan 100% tidak akan ada duanya, karena
biasanya material2 contoh tersebut sudah tidak diproduksi lagi ….
.
Dari bongkaran rumah ini, limbah keramik bisa disusun sedemikian menjdi penutup lantai yang ‘baru tetapi bekas’ ( foto-1 ).
Limbah keramik menjadi ‘keramik baru
tetapi bekas’, disebut mozaik ( foto-2 ). Sekarang mozaik justru
berharga mahal, setelah banyak permintaan. Keramik2 dipecah2kan untuk
didesain sebagai mozaik yang benar2 baru ….
Bermain dengan meterial untukku dalah
seperti bermain dengan puzzle. Material2 mahal belum tentu menjadi
bangunan mewah, tetapi material2 murah dan bekas, belum tentu menjadi
bangunan terkesan kampungan. Tergantung dari mana melihatnya, dan
tergantung siapa yang mendesainnya.
Seorang arsitek belajar
untuk mendesain bangunan dengan spresifik, dan seorang arsitek yang baik
akan memberikan desain secara optimal, dengang budget yang sesuai
dengan keinginan pemilik, serta menjadikan sebuah bangunan sangat
cantik, unik dan apik ……
Salamku …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Mau Material Baru, Material Bekas atau Material Contoh?”
Posting Komentar