Rabu, 06 Agustus 2014
Bermula dari Sebutir Telur ……
Rabu, 06 Agustus 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Telur sebesar telur burung onta itu, mulai menetas. Retak2 kulit telur itu sedikit demi sedikit bertambah dan terus bertambah. Telur itu terus berguling, membuat retakan2 kulit menjadi bertambah banyak, dan akhirnya telur itu pecahlah sudah …..


Sebuah kepala mungil muncul disela2 retakan telur tersebut. Seekor bayi naga dengan wajah innocent,melirik dan mencari induknya. Mula2 hanya kepalanya saja yang nongol, kemudian 1 kakinya keluar melalui retakan2 cangkang telur, lalu kaki keduanya juga keluar, dan kaki depannya sampai si bayi naga benar2 menetas tanpa di lindungi oleh induknya …..


Si bayi naga yang sudah menetas dari telurnya, tetapi tidak melihat induknya …..
***
Cerita ini berawal dari ‘Singapore Museum Philatelic’ ( lihat tulisanku ‘Philatelic Museum, Singapore’ : Mungkinkah Museum-Museum di Jakarta Seperti Ini ). Aku sangat tertarik, ketika di beberapa sudut, museum ini memasang stiker kecil, tingginya sekitar 20 cm, yang ‘bercerita’ tentang seekor anak naga. Dari sebuah telur yang tidak dilindungi oleh induknya, telur itu retak dan pecah.
Dan dari cangkangnya, muncullah bayi naga. Dari 1 anggota tubuhnya sampai bayi naga itu keluar, menjadi bayi naga kecil tanpa induk. Dan setelah bayi naga ini berlari2 kian kemari, dia ‘dipertemuukan’ lagi dengan induknya, seekor naga raksasa, berwarna pink, dengan wajah cantik yang ternyata sangat sayang pada bayi naga ini. Dan mereka mulai berkelana untuk mencari keluarganya …..


Cerita ini bermula dari sini …..
Konsep ‘The Dragon’ berawal dari tahun Naga 2012, yang diusung oleh ‘Singapore Museum Philatelic’. Berbagai dongeng naga dari seluruh dunia, di ramu menjadi satu, dan di suguhkan menjadi cerita naga yang bermula dari telur naga yang akhirnya ‘melanglang buana’ dengan mitologi2 dari cerita ‘antah berantah’ sampai dengan cerita tentang dinosaurus, sebagai naga di jaman jutaan tahun yang lalu. Begitu juga, naga2 jaman sekarang, dari Komodo yang hanya ada di Pulau Komodo, bunglon, ular2 yang ada di jaman sekarang, buaya, tokek bahkan cicak!


Cerita naga dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia, yaitu Komodo. Banyak cerita2 mitos tentang naga : banyak dari Asia dan Eropa.
‘Naga’ justru lebih condong memiliki cerita khusus dari China. Di tahun 2012 ini adalah tahun Naga, dan akan berulang lagi 12 tahun kemudian. Cerita naga khas China, justru menjadi cerita2 khas dunia, dalam filatelik. Naga2 China, berlomba2 diterbitkan di hampir semua negara, termasuk negara2 barat, yang jauh dari ‘budaya naga’, apalagi negara2 Asia yang sangat ‘dekat’ dari China. Prangko2 Naga dari Singapore banyak bermunculan, selain dari negara China sendiri.


Naga2 dari Asia, termasuk Komodo dari Indonesia, ular, bunglon, tokek dan cicak!
Benda2 filateli konsep naga di museum filateli Singapore ini, bukan hanya prangko2 dari seluruh dunia saja, tetapi juga SHP ( Sampul Hari Pertama ), kartu pos, serta beberapa benda non-filateli yang berhubungan dengan naga, seperti gambar2 naga dengan konsep ‘keluarga naga dan naga di Singapore’.
Begitu masuk di area Naga ini, kita disambut oleh Naga dari Singapore. Dengan perahu Naga, kita diajak menyusuri Singapore River, dengan Holet Marina Bay dan The Esplanade-nya. Perau naga tersebut, benar2 merupakan perahu yang memang di desain untuk itu. Dengan desain gambar artwork di dindingnya, kita akan melihat seeokr naga yang sedang berenang di Singapore River serta seekor naga Barongsai di atasnya …..


‘Naga’ di Singapore, di Singapore River dengan perahu naga dan The Esplanade serta Marina Bay Hotel dan Baarongsai di atasnya ……
Di dinding yang lain, terdapat seekor naga betina berwarna pink ke-ungu2an. Dia adalah induk bayi naga yang berada di sepanjang jalan dari bawah museum ini. Sebutir telur yang retak, dan pecah serta seekor bayi naga yang mencari2 induknya,
“Mengapa aku tidak melihat indukku, ketika telurku pecah?”


Si bayi naga senang bertemu dengan induknya dan teman2nya …..
Si bayi naga yang semakin lama semakin besar, selalu mengikuti induknya, bahkan ketika teman2nya mengajaknya bermain2 di laut, pepohonan dan mencari ikan …..
Tim museum memang sangat mendetail. Selain cerita naga dalam bentuk banda2 filateli, pun terdapat cerita khusus dinosaurus. Di sebuah sudut, terdapat permainan ‘mencari fossil dinosaurus’. Caranya, dengan ‘menyapu’ di sebuat tempat, jika bersabar, sebuah fossil pasti tersebul di tempat itu …… ada beberapa fossil, sesuai dengan gambar di prangko2 di tempat itu …… sangat menarik untuk anak2 dan remaja ……


Anak2ku yang serius mencari ‘fossil’ dinosaurus …..


Fossil ‘Triceratops’ yang berhasil diketemukan oleh anak2 ku ….. menyenangkan, bukan?
Di salah satu sudut ‘area Naga’ ini, terdapat sebuah ‘Kerajaan Naga : Dongeng dan Mitos’. Sudut ini di desain dengan benar2 seperti kerajaan dengan bentengnya. Begitu kita masuk, kita disambut oleh seekor anak naga kecil berwarna kuning sedang tidur nyenyak. Di depannya terdapat kakek naga, dengan ‘rambut’ yang beruban sambil membaca buku, serta sebuah mata naga yang sedang melihat2 lewat sebuah jendela.
Di tengan ruangan itu, terdapat meja kecil dengan bantal2 kecil yang nyaman untuk kita melihat2 SHP dan kartu pos tentang Naga dari seluruh dunia, yang beerhubungan dengan dongeng dan mitos, bahkan terdapat naga2 desain kartun.


Anak naga kuning dengan si kakek naga di ‘Kerajaan Naga’ …..
Setumpuk album menceritakan tentang itu, dan album itu diberi ikatan supaya tidak di bawa keluar dari tempat itu, serta masing2 benda filateli itu di rekatkan supaya tidak di corat coret. Menarik dan nyaman, sehingga anak2ku pun yang tidak tertarik dengan benda2 filateli, sangat serius untuk melihat, membaca dan mengamati naga2 di tempat itu.

Anak2ku serius mengamati benda2 filateli bertema naga, bahkan Dennis seerius mem-video-kannya.


Mitos tentang naga dari Eropa dan kacamata 2 dimensi untuk mengamati prangko naga 3 dimensi.
Di samping meja kecil itu, terdapat sebuah meja sudut yang di mendisplay sebuah SHP dengan prangko 3 dimensi tentang naga. Untuk mengamati prangko tersebut harus memakai sebuah kaca mata 3 dimensi yang sudah terdapat di tempat itu. Bergantian, anak2ku melihat dan mengamati prangko naga 3 dimensi itu. SHP berperangko 3 dimensi itu di display dengan acrilyc bening sehingga bisa tetap diamati walau tidak memakai kaca mata 3 dimensi itu, jika tempat itu penuh pengunjung. Tim museum memang hebat, dengan memikirkan cara untuk konsumennya …..


Cerita Naga dari Eropa di album benda2 filateli di ‘Kerajaan Naga’ …..
Di setiap tempat di ‘Kerajaan Naga’ itu, selalu terdapat ‘Naga’ berupa benda2 filateli dan collectibelnya. Sangat mengesankan dan membuat hati nyaman dan senang, ketika kita melihat dan berada di sebuah tempat yang kita sukai, bahkan di tempat yang sebenarnya tidak kita sukai, tetapi senyaman ini.
Dengan desain dan display yang unik dan menarik, Museum Singapore Philatelic ini, mampu untuk merangsang anak2 ( termasuk anakku2 yang tidak pernah ingin melihat dan peduli tentang benda2 filateli ) memberikan kegiatan2 yang bermanfaat. Dan ternyata, hanya dengan melihat dan mengamati sebuha model Naga dalam sebuah benda filateli, itu membuat inspirasi kita terus berkembang untuk berkarya …..
Salamku bersama si kecil Naga dari Singapore …..



Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Bermula dari Sebutir Telur ……”
Posting Komentar