Rabu, 30 April 2014
Cerita Air Liur(ku) yang Menetes …..
Rabu, 30 April 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Ketika air liur menetes, sebenarnya
bukan untuk kita, orang dewasa dan sopan di hadapan orang lain. Waktu
kita kecil, air liur kita sering menetes karena mereka belum bisa
mengendalikannya. Atau karena mereka makan tanpa terkendali, atau juga
karena makan sambil berbicara, sering kali air liur kita menetes, tanpa
kita sadari.
Mungkin karena tidur dan mulut kita terbuka, sering kali juga air liur kita menetes dan kita tersentak bangun …..
Itu sebagian besar, mengapa air liur
kita menetes, dengan atau tanpa kita sadari, sehingga ketika kita tahu
bahwa banyak hal menjadi batas kesopanan, misalnya tentang air liur yang
menetes, kita akan berusaha untuk mengendalikannya.
Orang2 dewasa yang tahu sopan santun,
akan mengendalikan batas2 kesopanan yang ada di masyarakat. Pengendalian
itu termasuk dalam bermasyarakat, karena jika tidak mereka akan men-cap
‘kita tidak sopan’. Tetapi ternyata tidak untukku!
Aku tidak tahu, bagaimana sahabat2 insan
pasca stroke ( IPS ) yang lain. Ketika aku mengalami stroke berat 4
tahun 5 bulan yang lalu dan mendapatkan aku lumpuh separuh tubuh
kananku, pada kenyataannya kelumpuhan tubuh kananku itu termasuk fungsi2
jaringan mulutku sampai jika aku menelanpun, kerongkongan dan
tenggorokanku pun mengalami kelumpuhan.
Mulutku, misalnya. Mungkin orang melihat
aku normal2 saja. Seperti orang1 yang sehat, walau mereka juga tahu
bahwa aku adalaj IPS. Ya, semua orang baru sadar kalau aku IPS jika aku
berjalan, dengan tubuh kananku yang harus berusaha untuk berjalan dan
menggandeng seseorang.
Lidahku, gigiku atau bibirku mampu untuk
menjalankan fungsinya. Tapi tahukah, bahwa separuh dari bagian2 mulutku
ini separuhnya juga tidak berasa / kebas?
Jika aku mengunyah, aku sebenarnya bisa
mengunyah di semua bagian mulutku. Tetapi khusus di sebelah kanan, aku
mengunyah dengan gigi2ku sebenarnya hampir tidak merasakan sesuai.
Gigi2ku hanya bertindak otomatis dalam mengerjakan tugasnya, tanapa si
empunya gigi ( yaitu aku ), merasakan sebagai manusia normal! Yang
sebelah kanan lho!
Sehingga, sering kali jika sudah
tertelan, banyak sisa2 ( biasanya daging atau yang susah di kunyah )
terselip bukan hanya di gigi saja, melainkan di sela2 antara gusi dan
pipi. Aku harus membersihkannya langsung dengan tangan kiriku, karena
jika hanya dengan lidah, sama saja bohong! Tetap saja tertinggal disana!
Dalam mengunyah di sebelah kanan dalam
mulutku, tanpa berasa atau kebas, air liurku tanpa sengaja mengetes
keluar, dan aku terus mengunyah seperti tidak terjadi apa2! Ya, aku
memang tidak merasakannya, karena jika air liur ku menetes lewat sela2
bibirku dan mengalir daguku pun, aku tidak merasakannya! Kebas! Hehehe
….. parah kan?
Orang tua dan anak2ku sudah terbiasa
untuk mengambil tissue untukku jika berada dekat dariku.
Jika tidak,
mereka akan memanggilku dan tangan mereka hanya menunjuk di mulutku,
bahwa ada ’sesuatu’ disana! Entah kerna ada ‘tamu’ atau air liurku
menetes.
Mulanya, aku malu, bahkan dihadapan
keluargaku. Apalagi ketika aku benar2 baru belajar untuk mengunyah,
beberapa hari setelah serangan stroke. Bukan hanya air liurku saja yang
menetes, tetapi juga mulutku menyemburkan makananku seperti bayi, karena
masih susah untuk mengunyah …..
Tetapi lama kelamaan aku juga harus
mengendalikannya. Mencari akal untuk apapun yang aku lakukan ( hampir )
sama dengan orang sehat dan normal.
Hmmmm …..
Ya, aku berusaha jika untuk mengunyah makanan jangan di bagian mulut sebelah kanan! Supaya air liurku tidak menetes!
Tetapi ternyata tidak terlalu mudah.
Karena tubuh kananku lumpuh, sehingga aku tidak merasakan sesuatu pada
sisi kananku, ataupun karena ‘benda2 di tubuhku’ ini merupakan
metabolisme manusia secara normal yang sering kali sebenarnya tidak
terkendali, pada kenyataannya aku mengalami kesulitan untuk
mengendalikannya.
Bayangkan saja. Jika kita mengunyah
makanan secara normal, pasti kita mengunyah di semua sudut mulut, sesuai
dengan fungsi2 gigi kita. Tetapi untukku, aku harus ‘menyuruh’ otakku
untuk tidak membawa makanan masuk ke mulut ku sebelah kanan, dan
mengendalikan kunyahan makananku hanya di sebelah kiri, kadang2 membuat
aku tidak sabar.
Kalau hanya sekedar makan kacang,atau
coklat atau snack, itu gampang untuk mengendalikannya karena mulutku
‘kosong’. Tetapi jika mengunyah makanan utama, dimana mulutku penuh (
walau hanya ½ semdok makan saja ), akan terasa tidak bisa terkendalikan,
sehingga mengunyah juga ke sebelah kanan …..
Hasilnya?
Ya itu … seperti yang aku tuliskan di
atas tadi. Air liurku menetes tanpa aku sadari. Lalu sisa2 makanan yang
tidak tertelan akan terselip di antara gusi dengan pipi, sehingga
terpaksa aku harus membuka mulutku dan tanganku harus membersihkannya
sendiri dan segeera …..
Menyedihkan, ya? Hehe …..
Kadang2 aku berpkir bahwa insan pasca
stroke seperti aku ini, otakku ini di ‘reset’. Dari belajar seperti
bayi, sampai berapa lama kita tahan dalam kesabaran. Karena jika kita
tidak sabar, fisik kita akan terpuruk, malu atau depresi kaena memang
harus belajar dari nol. Dan jika aku sebagai IPS sekarang ini adalah
kasih Tuhan untukku, berarti Tuhan mau me-’reset’ hidupku sehingga aku
menjadi lebih baik dari sebelumnya …..
Dan aku harus terus bersabar dan tetap
semangat, karena jika bayi saja bisa dari yang tidak bisa apa2, aku
pasti bisa! Arena aku sudah mampu berbuat apapun dan berprestasi sebelum
Tuhan me-’reset’ hidupku, pastilah Rencana Tuhan akan berjalan untuk
masa depanku yang bahagia …..
Tetap semangat! Salamku …..
Silahkan lihat tulisan2ku tentang stroke :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Cerita Air Liur(ku) yang Menetes …..”
Posting Komentar