Senin, 05 Mei 2014
1 Hari Penuh Makna : Gathering ‘Komunitas Insan Pasca Stroke dan Disabled’
Senin, 05 Mei 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
Catatan Harian
Kami, Insan Pasca Stroke ( dari kiri ke kanan ) :
Mba Visi, aku, pak Didin, mas Ribhan, mas Aji dan mas Jerry
Sabtu kemarin tanggal 3 Mei 2014,
rumahku cukup ramai. Jam 9.30 pagi saja sudah ada mas Aji dan mas Jerry,
sama2 insan pasca stroke ( IPS ) seperti aku. Belum lagi sampai sore
banyak sahabat2 IPS yang datang untuk sekedar sharing dan kongkow,
saling mendukung dan memberi informasi. Ya, aku mengadakan ‘open house’
untuk diskusi dengagn sahabat2 IPS dan disabled, dimana komunias ini
terbentuk lewat grup Facebook, untuk mewadahi sebagai ‘rumah’ kami.
Dari tulisanku di Menebar Kasih dalam ‘Komunitas Pendukung’ Berbagai Permasalahn,
aku memang mengajak sahabat2 yang berbeban berat, bukan hanya Ips atau
disabled saja, tetapi siapapun untuk sekedar berbagi demi hidup yang
lebih baik, untuk masuk dan bergabung dalam grup Facebook-ku.
Dan dari
November 2013 sampai sekarang ( Mei 2014 ) ini ada 66 anggota terdiri
dari IPS, disabled, dokter, terapist, Pendeta dan sahabat2 ‘care-giver’
atau yang lainnya untuk berbagi. Misiku hanya sekedar me-motivasi
mereka2 yang masih sedikit putus asa atau depresi. Atau aku mengajak
mereka2 dari luar grup ini atau dari dunia nyata, untuk sekedar melihat
betapa grup ini mampu menjalankan fungsinya bagi pelayanan dalam Tuhan.
Mas Aji memang sudah sekitar 11 tahun
pasca stroke. Dia terserang stroke waktu berumur 20 tahun, sedang
semangat2nya sebagai kaum muda, dan dia sempat depresi 2 tahun sebelum
mulai bangkit untuk memulai hidup barunya lagi.
Mas Aji sudah mampu mengendarai motornya
lagi, walau sisa2 serangan strokenya seperti aku, lumpuh ½ tubuh
sebelah kanan, walau sekarang sudah jauh lebih dari dari aku. Dia sangat
bersemangat untuk melayani, lewat kemampuannya berbagi dan mengajak
berkegiatan sebagai humas Club Stroke di Rumah Sakit PON ( Otak Nasional
) di Cawang. Kami ersahabt baik sebagai sesama IPS dan mas Aji
membantuku untuk pendukungan motivasi bagi yang lain.
Mas Jerry adalah sahabat mas Aji dan aku
serta mas Aji sempat datang kerumahnya, untuk memotivasi hidupnya
sebagai IPS. Mas Jerry belum bekerja lagi setelah serangan stroke
sekitar 1 tahun lalu. Tetapi mas Jerry terlihat semangat, bicaranya
menggebu2 serta hidupnya jauh lebih baik dari yang aku tahu setelah aku
ke rumahnya beberapa bulan lalu di Bambu Apus.
Lihat tulisanku Cerita tentang Mas Jerry : Sesama IPS Harus Tetap Berinteraksi untuk ‘Penyembuhan Diri’
Setelah itu, datang mas Ribhan. Dia
adalah IPS yang aku tahu dari Facebook dan masuk ke komunitas IPS dan
disabled yang aku bentuk. Aku belum pernah bertemu dengannya tetapi
sering mengobrol dengannya lewat ibox Facebook atau lewat komentar2 dari
postingan2ku.
Mas Ribhan sendiri sebagai IPS
sepertinya terlihat jauh lebih baik dari kami bertiga, aku, mas Aji dan
mas Jerry. Mas Aji dan mas Jerry adalah yang lebih berat dariku dan
batok kepalanya harus dibedah untuk menghentikan darah yang mengalir
karena pembuluh darah otaknya yang pecah. Aku tidak sampai dioperasi,
walau secara fisikpun, aku sama beratnya dengan mereka.
Tetapi mas Ribhan terlihat sangat sehat,
dan aku bersyukur untuknya karena dia jauh lebih muda dariku tetapi
mampu untuk tegar menghadapi permasalahan yang mengikuti sebagai
penderita dan IPS. Suaranya ceria dan kami sering tertawa bersama sambil
menunggu sahabat2 yang lainnya.
Lebih siang, datang pak Didin, seorang
‘papa baru’ untukku. Ya, pak Didin selalu mengingatkan kepada papaku
yang sudah dipanggil Tuhan. Wajah yang ramah, selalu tersenyum serta
kumis seperti papa …… dan aku selalu bahagia jika beliau datang,
memeluknya serta berbicara seperti aku berbicara dengan papa. Pak Didin
datang dengan istrinya, bu Sylvi yang selalu setia disampingnya.
Dan pak Didi mampu bersemangat dari 5
bulan keterpurukannya, dan sudah menghasilkan prestasi yang luaar biasa
bersama anak terkasihnya, Yordan, menciptakan 9 alat musik baru! Dan
alat musik ini pengerjakannya sudah dibantu oleh pemerintah serta segera
di daftarkan pada Rekor MURI setelah hak paten didapatkannya.
Lihat beberapa tulisanku tentang beliau :
Jam makan siang tiba, dan kami makan
bersama. Tetapi ditengah makan siang, ada yang datang yaitu mba Visi,
seorang IPS yng juga batok kepalanya dioperasi. Aku mengenalnya ketika
dia mencari2 tentang IPS dan dia mendapatkan tulisan2ku di Kompasiana,
buku2ku sserta dia membeli bukuku lewat percetakan. Lalu mba Visi
mengontakku lewat Twitter, dan bertemulah kami di komnitasku dan kemarin
Sabtu, datang ke rumahku ….. senangnya …..
Mba Visi sudah lebih dari dari aku juga,
tetapi belum bekerja lagi. Rencananya akan mulai bekerja bulan Juni
atau Juli tahun ini, setelah dia mampu untuk menegakkan kepalanya tanda
percaya diri. Dia lumpuh ½ tubuh sebelah kiri. Puji Tuhan! Mba Visi
datang bersama suaminya, mas Ari dengagn anaknya yang baru kelas 2 SD.
Selamat datang, mba Visi, dalam komunitas pendukungan bagi sahabat2 yang
membutuhkan …..
Kami makan bersama sambil tertawa2
ceria, dan terakhir ada sahabta non-IPS tetapi waktu itu dia membutuhkan
dukungan penuh untuk keadaan bayinya yang diberikan Tuhan dengan
kelemahan indra penglihatannya. ‘Dede’ Anien, putri terkasihnya
dianugerahi fisiknya dalam keterbatasan, teapi mba Lilih Wilda, mamanya,
semangat untuk terus berjuang dan percaya bahwa Tuhan tidak akan
meninggalkannya. Mba Lilih percaya bahwa masa depan dede Anien dan
keluarganya bukan rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai
sejahtera …..
Aku, mba Lilih Wilda dengan dede Anien
Hehehe, se-siang itu, dede Anien mampu
merebut simpati kami semua. Aku langsung jatuh cinta kepada dede Anien
dengan sosok fisiknya sebagai seorang bayi yang menggemaskan! Begitu
juga dengan yang lain. Bahkan bu Sylvi lama menggendongnya sambil
menyusuinya lewat botol.
Mba Lilih, bu Sylvi dan dede Anien
#Duh … aku ingin juga
menggendongnya, tetapi tanganku cuma satu, aku hanya bisa bermain dengan
tagan kiriku, mengoceh untuknya serta menciumnya …..
Semangat terus, mba Lilih ….. Tuhan akan menemani mba dan dede Anien …..
Bahkan, mama ku pun langsung jatuh hati dengan dede Anien. Bermain bersama …..
Makan siang pun terus menghasilkan
suasan yang ceria. Sate ayam yang aku pesan hampir habis, senang rasanya
aku melihat sahabat2ku ceria. Terima kasih, Tuhan atas hidup kita walau
penuh dengan keterbatasan …..
Setelah makan siang, karena anak2ku
sibuk ( Dennis les di dekat sekolahnya, Michelle les Bahasa Inggris di
LIA ), maka bu Sylvi meminta untuk membereskan sisa2 makan siang dan
mencuci piring2 kami. Astaga …… maaf dan terima kasih, bu Sylvi atas
kesediaannya, serta kasihnya padaku. Kebetulan juga mamaku sedang agak
tidak enak badan, setelah malamnya harus mengantarku ke 2 orang dokter
untuk check-up di rumah sakt Cikini sampai malam. Dan di rumahku tidak
ada pembantu.
***
Jam 3 sore, aku mengajak mereka semua
untuk siaran bareng di Radio Pelita Kasih ( RPK ) 96.3 FM, dimana aku
menjadi nara sumber tetap sejak Februari tahun 2013. Tetapi mas Ribhan
dan mba Visi tidak bisa bersama karena beberapa alasan. Jadi, hanya aku,
mas Aji, mas Jerry, pak Didin beserta mba Lilih Wilda dengan dede
Anien-nya.
Suasana ceria pun melanda di ruang
studio RPK di Cawang itu. Walau pemancarnya memang sedang bermasalah dan
ternyata siaran itu hanya direkam saja ( recording ) untuk ditayangkan
Sabtu tanggal 10 Mei 2014 besok, ternyata tidak mampu membuat kami tetap
bersenda gurau, saling mendukung, saling mengasihi untuk masing2
berbicara tentang keadaanya.
Aku menerangkan tentang Komunitas Insan
Pasca Stroke dan Disabled : Berkarya dalam Keterbatasan, dengan
pergumulannya. Lalu masing2 sahabat bercerita tentang pergumulannya
dalam hidupnya sebagai IPS serta mba Lilih dengan keadaan dede Anien
serta pergumulannya melawan cibiran2 lingkungannya …..
***
Sebuah suasana yang bisa menjadi inspirasi bagi yang tahu tentang makna hidup. Bahwa keadaan fisik kita bukanlah halangan.
Jika Tuhan menganugerahkan
fisik dan hidup kita sedemikian, itu adalah rencana NYA. Jika fisik kita
menjadikan kita terpruk, itu bukan keinginan NYA. Yang Tuhan kehendaki
adalah sebuah KEPERCAYAAAN bahwa Tuhan akan terus bersama kita.
Tetapi kita memang harus
terus BERUSAHA, BERDOA, BERSYuKUR ang segala hal walau mungki ini adalah
yang terburuk untuk kita, serta PERCAYA, bahwa Tuhan sedang merenda
hidup kita untuk rencana NYA …..
Tetap semangat! Tuhan berkati …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “1 Hari Penuh Makna : Gathering ‘Komunitas Insan Pasca Stroke dan Disabled’”
Posting Komentar