Kamis, 06 Februari 2014
Anakku Lahir Tanpa Tangis dan Aku Mengalami Pendarahan Hebat!
Kamis, 06 Februari 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Ketika air mata dan isak tangisku tidak
mampu lagi mengurangi kegelisahanku, dan ketika hanya doa yang bisa
memberikan hatiku lebih tenang, pun hanya Doa Bapa Kami saja, aku
sungguh2 tidak mampu lagi untuk melawan rasa ketakutan dan kesakitan
hatiku. Rasa ketakutan itu terus berkumandang di hati dan pikiranku.
Walau aku tahu, bahwa Tuhan akan ada di sisiku dan Tangan NYA akan
menggendongku. Tetapi aku tetap manusia biasa. Dalam rasa ketakutan2
yang berasal dari keduniawianku, rasanya ada 2 hati dalam tubuhku.
Yang
pertama adalah hati yang berserah bahwa Tuhan akan mengiringiku dalam
operasi ini, dan yang kedua adalah hati yang hanya selalu ketakutan!
Takut operasi, takut bayiku tidak selamat dan aku takut mati!
Bagaimana
bisa? Aku seorang ibu dari Dennis dan dari calon bayiku, bagaimana aku
bisa mengurus anak2ku jika aku mati???
Doa Bapa Kami terus berkumandang. Di
ujung tangan kanan dan tangan kiriku, 2 orang Pendeta memegang kedua
tanganku, berdoa dan terus berdoa. Aku memalingkan wajahku, menoleh ke
kanan dan terus ke kiri. Air mataku yang sudah kering, dan wajahku yang
pasti sudah tidak ada lagi seri nya, mungkin membuat
Pendeta itu dapat
merasakan ketakutan yang ada di hati dan pikiranku …..
Sambil masing2 berdiam diri, para dokter
sedang konsentrasi untuk membedah perutku. Mungkin karena adanya tumor
di dalam perutku, membuat mereka harus berhati2, entahlah ….. Tetapi
ketika aku tersentak karena ketakutanku, aku tidak memikirkan apa2 lagi
dan dengan lancar aku berkata,
“Dokter, jika dokter harus memilih
antara aku atau bayiku, yakinlah bahwa silahkan memilih bayiku dibanding
aku! Karena buat apa aku hidup, jika bayiku harus mati?”
Dan mereka tidak menjawab ….. hanya terus berkonsentrasi dengan operasi ini …..
Para dokter sedang bersiap membuka
perutku. Aku melihatnya lewat lampu operasi, walau tidak jelas karena
terlal kecil dan mataku berat karena air mata yang sudah mengering.
Detik demi detik berlalu. Juga menit demi menit. Sampai akhirnya aku
melihat Dr Eriyono mengangkat bayiku keluar dari perutku! Puji Tuhan!
Aku berteriak, seakan2 keluar dari mulutku. Aku tidak tahu, apakah
teriakan itu benar2 keluar dari mulutku! Aku tidak tahu itu …..
Tetapi, bayiku tidak terdengar menangis!
Para dokter sepertinya berkutat dengan nyawa bayiku yang baru lahir.
Kulihat lewat lampu operasi, bayiku di angkat dengan 1 tangan dokter,
dan dia diam seribu bahasa ……
Ya Tuhanku ……
“Apakah bayiku sudah mati? Apakah Tuhan sudah menjemput bayiku? Apa benar, Tuhan? Apakah benar, Tuhan? Tuhan ???? Tuhan ??????”
Aku mulai menangis lagi, mulai menjerit ….. Tidak ….. tidakkkkkkk ….. TIDAKKKKKKK ….. !!!!! Bayiku tidak boleh matiiiiiiii ……..
Aku tidak tahu, berapa lama bayiku
‘mati’. Tetapi tiba2 ketika dokter anak yang bekerja sama dengan Dr
Eriyono untuk melahirkan bayiku, menepak pantat bayiku, seketika saat
itu juga bayiku menangis keras
…… PUJI TUHANNNNNNN ……
Aku membayangkan perbedaan atara hidup
dan mati berada di sebuat titin, seperti selembar rambut dibelah 1000
….. sangat tipis …… Ketika aku sudah pasrah waktu aku melihat bayiku
tidak bergerak dan tidak menangis, bahkan tubuh bayiku sedikit membiru
karena leher bayiku terlilit tali pusarnya sendiri, seperseian detik
ketika dokter anak menepak pantat bayiku, seketika itu juga bayiku
mengais sekeras2nya …..
Ya Tuhanku … terima kasih Tuhan ….
Terima kasih, aku tidak tahu lagi, bagaimana aku harus bersyukur kepada
Tuhan ….. Dan bayiku digendong oleh suster, diiringi dokter anak untuk
dibersihkan dan diperlihatkan ke keluargaku, walau setelah itu bayiku
harus masuk ke inkubator dalam waktu entah sampai kapan karena bobotnya
baru 1,8 kg dan umurnya baru 7 bulan lebih dalam kandunganku …..
Apapun itu, aku sudah sangat bersyukur
….. Tuhan sangat luar biasa! Apapun yang aku inginkan, ternyata DIA
kabulkan, termasuk bayiku yang barusan aku lahirkan, walau hidupku masih
di ujung tanduk …..
Begitu kehebohan dengan bayiku selesai
dan sunyi senyap ruang operasiku, dokterku masih harus berjuang untuk
menyelamatkan hidupku. Hatiku yang damai dan tentram karena bayiku sudah
lahir dengan selamat, perlahan menjadi lebih tenang, ketika sepertinya
aku melayang2 di udara …..
Terbang melayang ….. melayang di ruang
operasi ….. ada apa denganku??? Mengapa aku tidak merasakan dunia ini
lagi? Dimanakah aku???
Aku tidak tahu, apakah aku
sudah mati ataukah hanyak sekedar mimpi? Aku tidak tahu. Waktunyapun
cukup singkat. Seperti aku melayang dan melihat tubuhku ada di ruang
operasi dan aku beerada jauh meyang disana. Apakah aku memang pernah
mati?? Ataukah aku hanya sekedar bermimpi ‘aneh?’ jika aku pernah
mati,aku hanya melihat tubuhku di bawah sana.
Tetapi jika aku haya
bermimpi, itu adalah mimpi ter’aneh’ yang aku pernah alami …..
Aku tidak tahu ….. tetapi aku ‘melihat’
tubuhku disana ….. jauh disana ….. Aku dimana ya?? Lhaaaa, itu kan
aku??? Lalu, dimanakah anakku???? Aku mau anakku …… aku mau anakku ……
!!!!!
Tidak jelas memang, apa yang sedang
diperbuat dokter2ku itu kepada tubuhku. Tetapi yang jelas, dari
keterangan dokter Eriyono setelah semuanya selesai, mereka sedang
berusaha membuat aku ‘hidup’ kembali, berusaha menahan darah yang terus
mengalir dari rahimku karena tumor itu tidak mau pergi. Jika doktek
memaksa tumor itu pergi dengan menyayatnya, maka darah terus membanjir.
Ya, aku mengalami pendarahan hebat!
“Anakkuuuuu ….. dimana kamu?????
Sini, mama ingin memelukmuuuuu ….. anakku ….. aku belum memberikan nama
anakku. Dari hasil USG sejak beberapa bulan sebelumnya, anak keduaku
berjenis kelamin perempuan. Pasti dia sangat cantik! Anakku …. dimana
kamu ????”
Aku terus tenggelam dalam keheningan …..
Dari buku ke-3 : “Ketika Tuhan Masih Memberikan Aku Hidup”
Tags: Kesehatan , Medis
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Anakku Lahir Tanpa Tangis dan Aku Mengalami Pendarahan Hebat!”
Posting Komentar