Selasa, 18 Februari 2014
Mengapa ‘Indra Perasa’ Kita Tidak Berfungsi, Ketika Serangan Stroke?
Selasa, 18 Februari 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Aku ada;ah Insan Pasca Stroke ( IPS ).
Semua sudah tahu bahwa aku sdah lebih dari 4 tahun sebagai IPS, tetapi
aku tetap bahagia, walau tubuhku lumpuh ½ kanan dan bicaraku pun tidak
sempurna. Teta[i Tuhan memberikan aku otak dan pemikiran yang masih
sempuna, walau otak kiriku sempat terendam darah sekitar 20% dan pernah
di vonis oleh dokter di Amerika ( aku terserang stroke di San Francisco
), hanya bisa berbaring saja, atau paling tidak hanya bisa duduk saja.
Jangankan bekerja lagi, berjalanpun kata dokter itu, aku akan tidak bisa
…..
Tetapi semuanya hanya ‘rencana manusia,
vonis secara medis dan pemikiran manusia’ saja. Tetapi yang paling hebat
adalah ‘RENCANA TUHAN’ dan rencana Tuhan yang membuat aku sekarang
menjadi Christie yang memang ‘cacat’ karena disabled, tetapi tetap
bertanggung jawab untuk keluargaku dalam bekerja mencari penghidupan dan
melakukan pelayanan atas berkat yang Tuhan sudah anugerahkan kepadaku.
***
Setelah aku mampu untuk terus berkembang
dalam pemulihanku, ternyata sungguh aku benar2 penasaran apa yang
terjadi dengan otak dan tubuhku setelah serangan stroke. Secara tidak
ada yang bisa memuaskan keinginan tahu ku tentang serangan stroke,
karena yang seperti ‘kata dokter’ dan referensi, cukup berbeda dengan
apa yang aku alami sebagai IPS. Sehingga aku mengambil sedikit
kesimpulan, bahwa dokter itu tetap manusia, sepintar apapun mereka,
apalagi jika mereka blum pernah mengalami stroke.
Tetapi, aku adalah IPS
4 tahun, yang sudah mengalami sendiri, apa yang terjadi dengan tubuhdan
otakku, membuat aku benar2 penasaran. Sehingga, aku melakukan ‘riset’
kecil2an untuk mencari tahu tentang ‘yang sebenarnya’.
Cerita tentang BROADMANN AREA :
Bahwa otak kita itu mempunyai 47 area
sesuai dengan referensi. Coba lihat di link diatas. Aku akan sedikit
menulis sesuai dengan nomor area otak kita, dengan ‘ceritanya’.
Area nomor 1, 2 dan 3 Broadmann Area
Nomor 1,2 dan 3 memang berdekatan. Disebut area Primary Somatosensory Cortex. Merupakan daerah sensorik utama bagi otak kita, untuk indra peraba dibawah kulit. Daerah ini mempunyai peta ruang sensorik, disebut Homonculus Sensorik.
Setiap belahan otak kita, terutama
berisi ‘peta reseptif sensorik’. Kepadatan relatif dari reseptor
sensorik pada kulit di bagian2 tubuh kita, umumnya menunjukkan tingkat
sensitivitas rengsangan yang dialami tubuhnya. Untuk alasan inilah,
bibir manusia dan tangan memiliki sensitivitas lebih besar dibagian
tubuh kita yang lain.
Daerah nomor 1,2 dan 3 ini akan
menempati puncak di otak kita, disebut Gyrus Postcentral. Sensivitas di
area ini akan melemah bahkan hilang sama sekali, ketika pembuluh darah
otak, pecah atau tersumbat. Seperti cerita tentang ’stroke’ sendiri
dalam tulisanku Kini, Stroke pun Menyerang Usia Muda,
bisa dibayangkan jika nomor 1, 2 dan 3 sempat terendam darah atau
sempat pembuluh darahnya tersumbat ( yang bisa mengakibatkan trauma atau
memar yang berkepanjangan ). Pastilah syaraf2 disana akan melemah, atau
rusak sama sekali.
Tetapi seperti yang aku juga baca di
beberapa referensi tentang stroke, ternyata stroke itu tidak menjadikan
syaraf kita ‘terputus, terpotong atau rusak’. Saraf otak kita hanya
‘terganggu’, tergantung berat atau tidaknya serangan stroke tersebut.
Artinya, jika pembuluh darah kita
terpompa darah lewat jantung, terlalu keras, maka pembuluh darah otak
kita akan pecah. Seberapa besarnya kah pompaan jantung, tergantung
tekanan darah kita. Artinya lagi, jika tekanan darah kita semakin
tinggi, pecahnya pembuluh darah kita membuat darah tersembur keluar
dengan keras dan banyak!
Begitu juga jika serangan stroke karena
penyumbatan. Seberapa banyaknya ‘plak2′ yang menumpuk di pembuluh darah
otak kita, sehingga darah tersumbat, dan seberapa lamanya kah tersumbat,
yang bisa mengakibatkan trauma berat?
Dan untuk recovery syaraf2 otak yang
terganggu akibat stroke, sesuai referensi adalah 0,01 milimeter
per-hari. Artinya, jika ujung jari kananku bisa berfugsi lagi, akan
memakan waktu puluhan tahun, secara dari ujung tangan kananku ke otakku
adalah sepanjang sekitar 1 meter!
Serangan stroke pecah pembuluh darah otak dan serangan stroke penumbatan, mempunyai resiko terberat adalah sama, yaitu KEMATIAN.
Untuk aku sendiri, nomor 3 otak kiriku,
pernah terendam darah, dimana aku merasakan sendiri bahwa sensivitas
tubuhku di bawah kulit sebagai indra perasa, sedikit terganggu, terutama
di tubuh bagian kananku. Mungin indra perasa tubuh kananku, hanya
sekitar 50% saja.
Anak2ku sering menggodaku, mereka sering
‘jawil2′ tanganku dan aku tidak merasakannya, jika hanya sedikit
terjawil saja, tetapi jika mereka merabaku dengan cukup keras, aku sudah
bisa merasakannya.
Tetapi komplikasi atau kombinasi daerah2
yang terkena serangan stroke itu sepertinya tidak akan hanya 1 daerah
atau nomor saja. Karena antara nomor 1,2 atau yang lainpun cukup dekat.
Bayangkan saja, dengan otak manusia yang tidak terlalu besar, mempunyai
47 area, pastilah akan berdekat2an. Untuk aku sendiri, daerah yang
terendam darah karena stroke, kombinasi nomor 3, 5 dan 7. Berbeda dengan
IPS yang lain. Sehingga, ii adalah salah satu sebab bahwa TIDAK ADA IPS YANG SAMA, KARENA SERANGAN STROKENYA KOMBINASINYA PASTI BERBEDA, itu yang aku baca dalam beberapa referensiku. Sehingga, metoda penyembuhannya pun berbeda ……
Jika kita hanya mengandalkan pengetahuan
kita saja sebagai manusia, mungkin sekarang ini aku hanya bisa benar2
terbaring saja, secara recovery baru terjadi puluhan tahun mendatang.
Memang ada terapi dengan metoda2 yang berlainan. Semuanya adalah berkat
Tuhan, yang bisa menyembuhkan kita, penyakit apapun yang diberikan Tuhan
kepada kita.
Kuncinya adalah berserah, berusaha dan
berdoa. Serta percaya, bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik
bagi masing2 dari kita ……
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “Mengapa ‘Indra Perasa’ Kita Tidak Berfungsi, Ketika Serangan Stroke?”
4 Februari 2016 pukul 02.13
Kuncinya adalah berserah berusaha dan berdoa. Berserah untuk tidak menyalahkan siapa-siapa termasuk diri sendiri. Dan dari pertemuan membaca kesaksian IPS pasien stroke memang karena Tuhan menginginkan. Dari pasien stroke memang banyak karena kehidupannya kurang sehat misal kurang kontrol terhadap makanan yang masuk sehingga kolestrolnya tinggi merokok kuat padahal sudah tahu tidak sehat terlalu memacu diri sehingga kurang istrirahat. Padahal badan minta istrirahat dan santai sejenak. Tapi justru meminum stimulant yang menyegarkan badan mis kopi berlebih dan minum suplement yang memicu kesegaran termasuk minuman beralkohol. Hidup tidak sehat dengan kurang berolahraga. Tetapi beberapa kesaksian stroke juga bisa menyerang mereka yang hidup sehat olaragawan . Dan tahu banyak tentang resiko resiko hidup tidak sehat. Mereka melakukan cek up kesehatan rutin. Tetapi Kelalaian mereka sendiri sehingga harus sakit mis lupa minum obat darah tinggi dan tidak menjaga makanan yang masuk keperut. Hanya menuruti mulut dan mata. Kesalahan kesalahan fatal ini bisa terjadi ke siapa saja. Saya tidak bermaksud mengungkit atau menyalahkan IPS seperti disebut awal. Tetapi setelah terjadi ya berserah dan mencoba mengajak untuk tidak lalai dan menyia-nyiakan anugrah hidup sehat.Sekali lagi berserah berdoa dan berusaha untuk mencari kesembuhan.
Posting Komentar