Senin, 11 Agustus 2014
‘Perburuan’ itu Dimulai: Dunia Filateli Amsterdam …
Senin, 11 Agustus 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Sambil ‘memburu’ prangko, kami pun mengobrol dengan santai. Suara tertawa terus membahana. Bahkan anak2 dengan sabar menunggu kami, yang gila filateli.
Arie berkata pada anak2,
“Kalian tidak bosan menunggu mamamu? Kalau anak2 saya, pasti sudah kabur!”
Dennis menjawab,
“Maunya sih kabur, tapi aku ga tahu mau kabur kemana? Wong, ga tahu jalan dan ga bisa tanya2″.
Kotak surat di Amsterdam, sudah jarang berfungsi karena mereka lebih memilih surat elektronik, seperti hamper di seluruh dunia ……
Excited!
Sebelumnya :
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..
Mahasiswa ‘Cool’ Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..
‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..
‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..
‘Red Light District’, WisataProstitusi di Amsterdam : Hahaha ….. Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan ‘Excited!’
‘Coffee Morning’ : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Selamat Datang di Amsterdam!
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh
Tags:
filateli ,
hobi

Toko Filateli di Amsterdam berlantai 3 …..
Hari sudah sedemikian panjang. Walau ’sore’ di Amsterdam baru mulai jam
10.00 malam, dan waktu itu sudah jam 8.00 malam, tubuh kami, terutama
aku, mulai capek.
Summer di Eropa memang aneh. Jam 4.30 pagi disana adalah jam 6.00 pagi
di Jakarta. Dan 10.00 atau jam 11.00 malam disana adalah jam 18.00 sore
di Jakarta. Malah di hari terakhir, kami masih berkeliaran di downtown
Amsterdam jam 12.00 malam karena masih seperti jam 18.00 sore di Jakarta
…..
Sepertinya, Arie pun enggan berpisah dengan kami, sehingga jam 8.00
malam waktu itu, Arie masih mengajak kami ke toko filateli, tempat teman
baiknya berjualan barang2 filateli, setelah kami keluar dari
universitas Amsterdam.
Wow! Tentu aku senang sekali! Dan anak2ku tetap mengerti kebahagiaan mamanya, jika sudah ‘bergaul’ dengan benda2 filateli …..
Jadi, sepanjang jalan menuju kesana, kami banyak berbincang tentang koleksi2 kami. Sangat menyenangkan.
Setelah ‘wonderful gift’ dari Arie tentang 1 album pangko bertema
Princess of Wales, Arie juga ingin membuat aku sangat bahagia! Ssalah
satunya dengan membawa aku ke took temannya yang menjual benda2 filateli
ini …..

Wonderful gift dari Arie, 1 album prangko bertema Princess of Wales …..
Toko itu terletak di pojokkan jalan (
hook ). Bangunan sedikit muda, tetapi desainnya berbaur dengan bangunan2
tua Amsterdam. Jalan itu terletak di sisi salah satu kanal Amstel
River. Waktu itu, hanya kami yang mengunjunginya. Karena memang sudah
malam dan orang2 Eropa jam malam lebih memilih untuk bercengkerama
dengan keluarga atau mitra2nya di rumah, cafe atau resto.
Makanya,
sebenarnya sebagian besar toko2 di Eropa, Australia dan Amerika, tutup
pada jam 6.00 sore. Hanya toko2 di Asia saja yang membuka tokonya sampai
jam 9.00 malam, bahkan ada yang sampai tengah malam!

Aku di depan took filateli di Amsterdam
Tokonya tidak besar. Hanya seperti ruko
di Jakarta, lebar 6 meter ( karena berada di hook ), berlantai 2.
Arsitektur standard Amsterdam. Didalamnta benar2 penuh dengan benda2
filateli. Bahkan tangga ke lantai 2 pun, penuh dengan prangko. Mungkin
si pemilik toko, makan prangko, ya? Hihihi …..
Pemilik toko adalah seorang tua yang
ramah, seperti Arie. Matanya memandang dalam2 dan senyumnya membuat aku
nyaman. Arie bercerita tentang aku dalam bahasa Belanda, dan si pemilik
toko membawakan beberapa album prangko, dimana berisi tentang fauna,
berbagai macam binatang.
Mataku tak berkedip, dan dia menuntunku untuk membuka2 lembarannya, untuk memulai perburuanku.


Selain menjual prangko dan
’sahabat2′ nya toko ini juga menjual uang2 kuno dari coin sampai uang
kertas dari seluruh dunia. Sayang, aku tidak mengumpulkannya …..
Tapi sayang sekali, harga mahal sekali!
Aku cukup kecewa, sehingga aku hanya memilih beberapa set prangko yang
sesuai dengan uang saku-ku. Cukup senang, karena aku bisa menemukan
beberapa set prangko fauna yang aku dambakan, terima kasih Arie …..
Sambil ‘memburu’ prangko, kami pun mengobrol dengan santai. Suara tertawa terus membahana. Bahkan anak2 dengan sabar menunggu kami, yang gila filateli.
Arie berkata pada anak2,
“Kalian tidak bosan menunggu mamamu? Kalau anak2 saya, pasti sudah kabur!”
Dennis menjawab,
“Maunya sih kabur, tapi aku ga tahu mau kabur kemana? Wong, ga tahu jalan dan ga bisa tanya2″.
Hehehe ….., kami tertawa. Ya, sebagian
besar warga Eropa sangat bangga dengan bahasa mereka sehingga mereka
lebih memilih berbahasa negeri mereka, dari pada ‘menjamu’ turis asing
dengan bahasa yang tidak mereka kenal, temasuk bahasa Inggris!
Wajah anak2 tetap sumringah walau hampir
1,5 jam kami bercengkerama. Akhirnya. Arie mengajak kami pulang ke
hotel. Karena jam 5.00 besok paginya, dia akan setir mobil sendirian
menuju Paris untuk berpameran koleksi2nya disana, sampai tanggal 22 Juni
2014 ……

Perburuanku, prangko2 fauna untuk melengkapi koleksiku …..
Hari ini, tanggal 18 Juni 2014, ditutup
dengan kebahagiaan, kepuasan dan suka cita yang teramat sangat! Ditemani
oleh anak2ku terkasih, Arie sahabat baru kami dan menjadi keluarga kami
di Holland, serta keramah-tamahan warga Amsterdam, membuat liburan kami
di hari pertama ini semakin bermakna.

Kotak surat di Amsterdam, sudah jarang berfungsi karena mereka lebih memilih surat elektronik, seperti hamper di seluruh dunia ……
Sekali lagi, terima kasih Arie. Sampai
bertemu dihari terakhir mkami di Holland ini. Kami berjanti untuk
bertemu lagi pada hari terakhir di Amterdam, tanggal 23 Juni 2014. Arie
akan ke hotel ksmi, tepat jam 10.00 pagi untuk mengajak kami lagi ke
tempat2 yang tidak akan kami kunjungi jika tanpa Arie …..
Excited!
***
Masuk kamar hotel, kami ingat untuk makan malam karena perut kami
keroncongan. Sehingga, Dennis keluar lagi dan mencari makan malam.
Kepikiran adalah hamburger dari Mc.Donald. Terserahlah. Aku ditemani
Michelle menunggu di kamar kami.
Ketika Dennis kembali, dia bercerita
tentang sebuah kedai hamburger, bersebelahan dengan resto Mc.Donald di
Damrak Straat, yang cukup unik, sehingga besoknya aku mengajak anak2
untuk makan disana.
Namanya Febo Hamburger. Apa uniknya?
Cerita itu akan ada di artikel2 selanjutnya ….
Sebelumnya :
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..
Mahasiswa ‘Cool’ Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..
‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..
‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..
‘Red Light District’, WisataProstitusi di Amsterdam : Hahaha ….. Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan ‘Excited!’
‘Coffee Morning’ : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Selamat Datang di Amsterdam!
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Perburuan’ itu Dimulai: Dunia Filateli Amsterdam …”
Posting Komentar