Selasa, 26 November 2013
Ketika Persahabatan Terjalin dengan Seekor Kura-kura
Selasa, 26 November 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Aku adalah pencinta hewan. Semua hewan!
Aku sama sekali tidak takut dengan mereka, bahkan hewan2 buas, karena
aku yakin jika kita mencintai mereka, mereka juga akan mencintai kita.
Sudah banyak contohnya, yang aku dapatkan di sekelilingku, sebagai
pencintai hewan.
Contohnya anjing. Aku tidak tahu,
bagaimana ‘respon’ dari mereka ketika dari lubuk hati yang paling dalam,
cinta itu terus muncul. Jika aku melihat anjing, baik anjing kampung,
atau ras, baik kotor atau ‘budug-kan’ atau yang berbulu halus dan wangi,
seketika pancaran mataku akan meredup dan senyumanku terus mengembang
sambil bergerk mendekatinya, apalagi tatkala mereka mendekatiku,
mengibas2kan ekornya, dan berbunyi suara2 khas mereka sambil menjilat2i
kaki atau tanganku. Sementara temanku yang takut atau benci anjing,
tanpa diusirpun anjing tersebut akan menggeram dan memamerkan taringnya
yang tajam dan ekornya melengkung kebawah, tanda marah …..
Dan mereka seperti itu, adalah respon dari ‘hati’ kita. Begitu juga untuk kucing.
Ketika aku masih sekolah sejak SMP
sampai SMA, aku menjadi Sahabat Satwa ( Friend Zoo ), sebuah komunitas
pencinta hewan di Kebon Binatang Ragunan. Paling tidak, 1 atau 2 kali
seminggu aku datang kesana ( jika tidak ada les atau ulangan ) untuk
menyusui hewan2 yang baru lahir atau masih kecil. ‘Anak2 angkatku’
meliputi anak harimau, anak orang utan dan anak kuda nil. Cerita ini
akan aku tuliskan segera, karena benar2 menarik! Aku hanya sedang
mencari foto2 lama untuk di scan, tentang anak kuda nil, anak singa dan
anak orang utannya …..
Cerita tentang anjing2ku serta kucing2
dan kelinci2 serta tikus2 putihku juga akan aku tuliskan pada kesempatan
yang lain. Artikel ini, aku ingin menulis tentang kura2 yang sudah aku
pelihara sejak sekitar tahun 1972, sejak kami tinggal di rumah itu.
***
Kura2 itu merupakan hewan purba,
‘dinosaurus’ aku menyebutnya. Kura2 bisa hidup sampai ratusan tahun dan
tubuhnya juga membesar walau tidak terlalu terlihat. Hewan kura2 ada 3
jenis, yaitu kura2 ( tinggal di darat tetapi bisa menyelam di air tawar,
penyu atau kura2 laut serta labi2, seperti kura2 tetapi lebih lembut.
Dan kura2 mulai ada sejak jaman dinosaurus sekitar 210 juta tahun lalu.
Tempat hidup kura2 sebenarnya adalah
rawa2, yang aku baca di buku2 referensi. Dan kami, atau rumahku mempunya
taman dalam cukup besar sebagai ‘hutan’ bagi beberapa hewan, yang
dulunya pernah tinggal disini ( ini yang akan akan ceritakan, segera ).
Apalagi dengan taman seluas sekitar 8 m x 5 m serta sepanjang sisi luar
terdapat kolam ikan panjang dengan batu2 dan air mengalir, benar2
serasa hutan bagi seekor kura2. Bukan, bukan 1 ekor kura2 tetapi yang
aku tahu ada 4 ekor kura2 walau yang sering muncul dan berjalan2 sampai
masuk rumah adalah 2 ekor saja, dan itu sudah besar sekali sejak aku
temukan di depan rumahku ……
‘Penemuan’ kura2 ku, medio tahun 1972
Ya! Sekitar tahun 1972 ketika aku baru
berumur 3 tahun dan disekeliling rumahku masih berupa tanah kosong dan
banyak rawa2, sore itu hujan cukup lebat.
Setelah hujan berhenti, kami keluar dan
duduk2 di depan rumah. Tiba mama memanggilku ke jalanan depan rumah dan
melihat seekor kura2 sawah, berdimensi sekitar 10 cm berbentuk oval. Aku
senang sekali, berjingkrak2 membawa kura2 itu kedalam rumah. Itu adalah
kura2 sawah, dengan totok ‘rumah’ berwarna hitam seperti batuan kali.
Aku tidak memikirkan ’siapa yang punya’ karena belum ada rumah2 di
sekelilingku. Jadi, tidak mungkin ada yang punya.
Juga disekelilingku masih terdapat
‘rawa’ dengan pepohonan. Dan kemungkingan besar kura2 itu berasal dari
sana. So, sambil berjingkrakan aku membawa kura2 itu masuk ke dalam
rumah dan meletakkan di taman kami dengan bebatuan dan air yang mengalir
…..
Taman di rumahku tahun 1977. Kolam masih terlihat dan kita bisa melihat juga air mancur dan air mengalir di bebatuan.
Bandingkan dengan taman yang sama
dan pengambilan foto dari sudut yang sama. Kolam sudah tidak terlihat
tetapi suara bergemericik air mengalir di bebatuan, tetap sama. Membuat
taman ini sungguh ’surga’ untuk beberapa hewan, termasuk kura2ku ……
Sekitar tahun itu pulan, suatu saat
tanteku dari Surabaya datang ke rumahku dan membawa 2 ekor kura2 sawah
juga, untuk diberikan kepadaku. Besarnya lebih kecil dibandingkan kura2
yang kami temukan di depan rumahku. Dan aku beertambah senang, karena
kura2 yang sebelumnya mempunyai ‘teman’, 2 ekor kura2, sepayang, yang
pastinya akan mempunya beberapa keturunan.
Aku tidak tahu umur kura2 itu. Tetapi
dulu aku hanya berpikir, kura2 tersebut masih bayi, karena masih kecil.
Hihihi ….. pemikiran anak2 berumur 3 tahun …..
Medio tahun tahun 1990 - 2000-an
Kura2 itu semakin besar. Aku tidak tahu
berapa banyak anak2nya. Karena kura2 tersebut jarang terlihat. Taman di
rumahku semakin subur dan pepohonan terus bertumbuh, sehingga benar2
mengesankan sebagai ‘hutan’ dan ‘rawa’ sebagai tempat tinggal mereka.
Tetapi yang jelas, beberapa kali kami melihat ada beberapa anak kura2,
berenang2 dan timbul tenggelam. Aku juga tidak tahu dengan pasti, apa
yang terjadi, tetapi yang jelas ketiga kura2 awal di rumahku, sekarang
semakin ‘berani’ untuk masuk rumahku. Dan anak kura2 tersebut yang
ukurannya lebih kecil, sesekali muncul di permukaan kolam, berenang2 dan
sering ‘mengganggu’ ikan2 di kolam tersebut …..
Medio tahun 2010 - 2013
Sejak aku sakit, memang aku lebih sering
berada dirumahku, dibanding dengan sebelum sakit. Sehingga, banyak
kenangan yang bisa aku ingat dengan keadaan rumahku, yang berhubungan
dengan hewan2 peliharaanku, termasuk kura2ku.
Jika aku berada di dekat kolam, santai
dan nyaman, sering aku melihat2 ikan2ku. Dan beberapa kali aku melihat
kura2ku, timbul tenggelam dari permukaan air kolam. Beberapa kali juga
aku foto. Menyenangkan, melihat hewan2 yang aku sangat suka dan sangat
ku sayang, bertumbuh dan terlihat tidupnya senang. Karena tubuh kura2
itu terlihat gemuk2 ……
Kura2ku yang mau naik ke daratan dari kolam ikan di rumahku …..
Beberapa minggu lalu, aku melihat seekor
kura2 ku yang awal ( aku tahu, karena aku menandainya dengan detail dan
bentuk tubuhnya ), santai berjalan2 menyusuri rumahku. Mulai dia naik
dari dalam kolam. Sedikit berlama2 dan menunggu sinar matahari
menghangatkan tubuhnya, dan mengeringkan batok rumahnya. Setelah itu,
dia mulai berjalan menuju dalam rumah.
Berjalan2 untuknya mungkin sebuah
pengalaman menarik. Kura2 itu masuk ke kolong sofa Cleopatra di depan
akuariumku. Lalu berjalan menuju ruang tamu. Sering berhenti, entah apa
maksudnya. Aku terus mengikutinya, dengan membawa kameraku yang bisa
men-zoom sampai 24x, aku tidak harus berjalan dekat2 dengannya. Karena
jika aku dekat2, dia akan diam, memasukan kepala dan kaki tangannya, dan
lama aku harus menunggu sampai dirasakannya lebih aman. Jadi, aku hanya
berdiri agak jauh, sambil memotret2 tingkah polahnya.
Kura2ku berjalan2 di bawah sofa Cleopatra ku
Sampai suatu saat, aku tidak sabar untuk
mengangkatnya dan ‘memeluknya’. Aku minta tolong Dennis untuk
mengambilnya dari kolong sofa, dan aku mengangkatnya sambil
memperhatikan, betapa sehat dan cantiknya kura2 itu …..
Seperti beginilah tingkah polah
kura2ku. Jika didekati, dia sembunyi di batok punggungnya, dan jika
merasa ‘aman’, dia akan terus berjalan ……
Tubuhnya diantara tempurung rumahnya
berkerut2, dan di sekelilingnya terdapat 2 garis kuning, cantik sekali.
Jika aku mengangkat tubuhnya dan mendekatkan wajahku, ternyata kura2 itu
berani mengeluarkan kepalanya dan membuka mulutnya! Bahkan ketika
Dennis memasukkan jarinya ke mulut kura2 tersebut, dia menggigitnya!
Hihihi …… sedikit sakit, aku tahu itu karena gigi kura2 juga termasuk
tajam walau kecil2 …..
Perbandingan besar kura2ku dengan
tangan Dennis, cukup besar dan berat. Kura2ku membuka mulutnya untuk
‘menggigit’ yang dianggap musuhnya …..
Aku dengan kura2 sawahkku dan aku
dengan kura2 mba Aya. Seekor kura2 dari Brazil. Dan kura2
sawah dari
indonesia tidak kalah cantik dengan kura2 Brazil …..
***
Seekor kura2 sawah. Mungkin tidak banyak
yang peduli dengannya. Mungkin malahan tidak tahu nama hewan itu dan
bahkan mungkin ada yang sama sekali tidak tahu bahwa seekor kura2 tetap
merupakan mahkluk hidup ciptaan Tuhan.
Seekor kura2 sawah peliharaanku, mungkin
juga merupakan hewan yang tersisih dibanding dengan hewan2 peliharaan
yang lain seperti anjing atau kucing. Tetapi seekor kura2 sawah tetap
merupakan mahklk hidup, yang aku benar sayangi.
Cintaku pada mereka terbukti dengan
hidupnya. Tubuh beberapa kura2 itu terlihat sehat, gemuk dan’senang’
dengan ‘rumahnya’ di taman serta kolam. Dan ketika dia diangkat dan
didekatkan pada wajahku, ternyata dia tidak takut dan mau ‘berhadapan’
denganku. Artinya, tidak ada yang perlu ditakutkan untuk sebuah cinta dan persahabatan ……
Entahlah, sampai kapan kura2 itu mati
secara hidup seekor kura2 bisa sampai ratusan tahun. Mungkin aku dan
kami semua akan lebih dulu dipanggil Tuhan, dan mereka akan ‘ditemukan’
oleh generasi2 selanjutnya yang akan tinggal di lingkunganku ……
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Ketika Persahabatan Terjalin dengan Seekor Kura-kura”
Posting Komentar