Senin, 25 November 2013
[Kompasianival 2013] Angkat Topi untuk Kompasiana!
Senin, 25 November 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
Catatan Harian
Sebelumnya :
3 tahun lebih 11 hari, Kompasiana
menjadi ’sahabatku’. 3 tahun lebih 11 hari juga, Kompasiana menjadi
curahan hatiku, apalagi semuanya berhubungan dengan terapiku. Berarti, 3
tahun lebih 11 hari ini pun Kompasiana menjadi ‘dokterku’ dan berangsur
‘menyembuhkan’ otakku dari degradasi penurunan fungsi karena stroke
berat yang melndaku sejak Januari 2010 ini.
Kompasianival 2011 adalah temu besar
pertama dengan semua Kompasianer, dimana aku dinobatka sebagai
‘Kompasianer of The Year 2011′, yang membat aku terus terpacu untuk
terus menulis - menulis dan menulis, sampai tahun 2012 dan 2013 ini aku
melahirkan 3 buku kesaksianku, yang hampir semuanya aku rangkum dan
resumekan dari tulisan2ku di Kompasiana.
Kompasianival 2013, aku tidak datang.
Bukan tidak mau datang dengan kasak kusuk tidak puasnya Kompasianer yang
sudah duluan datang ke Grand Indonesia, kemarin. Tetapi kebetulan aku
sangat2 sibuk, juga kegiatan yang dilaahirkan dari Kompasiana juga,
adalah sosialisasi ‘Internet Sehat dan Aman’ dengan Kowani, serta
gathering dengan insan pasca stroke yang mencetuskan sebuah ‘Kelompok
Pendukung’ Insan Pasca Stroke dan Disabled.
Dan terakhir hari Sabtu 23
November 2013 sampai jam 18.00, kegiatan siaran rutin di Radio Pelita
Kasih 96.3 FM, juga mensosialisasikan Kelompok Pendukung tersebut.
Sehingga ketika sekitar jam 19.00 lebih aku sampai rumah, aku sudah
tidak mempunyai tenaga, dan sisa2 kekuatanku hanya aku pakai untuk
memonitor kegiatan Kompasianival 2013 lewat Valentino, yang memang
sengaja kesana karena komunitas IDKITA Kompasiana tidak ada yang
mewakili …..
Banyak cerita tentang tidak puasnya
Kompasianer di acara kemarin, banyak kekecewaan yang aku dapatkan dari
banyak postingan artikel2 kompasianer tentang acara kemarin. Aku hanya
bisa membaca saja, karena aku tidak datang kesana. Tetapi ketika aku
melihat foto2 dari banyak postingan kompasianer disana, aku sadar bahwa
itu lah yang terbaik untukku …..
Mengapa?
Ya, dalam foto2 itu serta cerita dari
Valentino, aku akan terlalu susah untuk bergerak. Dengan ruangan yang
terlalu kecil, sempit untuk ratusan bahkan ribuan kompasianer yang
datang serta ratusan pengunjung mall secara umum, akan membuat kakiku
pasti ‘error’ dan tidak bisa untuk berjalan. Jika memakai kursi roda,
kata Valentino dan dari foto2 itu, aku juga sudah membayangkan bahwa aku
tidak akan bisa bersenang2 dengan sahabat2 kompasianer disana, tidak
seperti di Kompasianival 2011 dan Kompasianival 2012 yang lalu.
Jujur, aku sangat kecewa, bukan karena
kasak kusuk dari kompasianer kemarin, tetapi justru aku sangat kecewa
tidak bisa kesana untuk bertemu dengan sahabat2 kompasianer disana.
Kalau yang memang sering bertemu seperti mas Erri, mba Vema atau mba
Aulia sih, gampang untuk bisa bertemu. Atau kompasianer2 yang di Jakarta
tetapi jarang bertemu, kecuali sedang ada acara seperti ini.
Tetapi aku
ingin bertemu dengan sahabat2 yang dari luar kota seperti Dr Posma,
atau mba Indri. Bahkan mba Fera dari Hongkong yang brepeluh ke Jakarta,
yang ingin bertemu dengan aku ( juga aku ingin bertemu dengannya ),
menjadi saking kecewa. Sehingga ketika Valentino mengajak aku bertemu
dengan mba Fera pada hari minggu nya, aku semangat untuk datang, setelah
pulang dari Gereja dan dari makam papa.
Malam itu aku benar2 tertidur dengan
perasaan yang cukup kecewa, dan berjanji hari Minggu nya akan bertemu
dengan mba Fera dan langsung ke kantor Kompasiana.
***
Untukku, apapun yang terjadi di
Kompasianival 2013 ini merupakan sebuah momen2 yang seharusnya bisa
menjadiawal babak baru untuk Kompasiana menjadi lebih baik. Kekecewaan
emang manusiawi dan wajar dengan ‘ketidaknyamanan’ kompasianer mengikuti
acara di rumahnya sendiri. Sangat wajar dan jika aku kesanapun aku akan
merasakan hal yang sama.
Tetapi ketika aku merenungi 3 tahun lebih
Kompasiana menjadi curahan hatiku, menjadi sahabatku, menjadi terapistku
bahkan menjadi dokterku untuk otakku yang memang sudah cacat ini, tidak
seharusnyalah aku juga ikut untuk kasak kusuk ‘menjelekkan’ Kompasiana.
3 tahun ini tidak akan tergantikan hanya dalam 1 hari saja. Juga
mungkin seharusnya untuk semuanya. Apalagi ketika aku, Valentino, mba
Fera serta anakku yang menemaniku ke kantor Kompasiana, yang siang itu
ada 2 admin cantik yang sedang bertugas moderasi, aku bertambah berdecak
kagum dengan pekerjaan itu ……
Proses moderasi yang ternyata tidak bisa
disepelekan, serta semuanya harus terus dipantau dimana setiap saat,
artikel2 di Kompasiana terus bermunculan, membuat tambahan point lagi di
otakku. Bahwa memang tidak mudah menjalankan sebuah komunitas dunia
maya seperti Kompasiana yang harus bisa memaintain seluruh anggotanya,
dan bisa atau mau tetap bisa ‘berhaha-hihi’, walau seringkali
‘diselingkuhi’ karena ‘kesalahan2′ kecil admin.
Cara moderasi aku dengarkan dengan
seksama, dengan perenungan yang cukup dalam. Bahwa artikel2 kita yang
memang sangat banyak dan terus menerus, membuat para admin untukku
benar2 sebagai ‘pahlawan’. Mencari copy-paste, sumber2 tulisan dan foto2
atau tema2 yang ‘berat’, menambah berat kerja dari para admin tersebut.
Dan dari kantor kompasiana menuju pulang, aku benar2 mengangkat topi bagi mereka ……
Setelah mendengarkan proses moderasi di Kompasiana …..
Seperti acara Kompasianival 2013 ini.
Aku sangat yakin bahwa Kompasiana berusaha sungguh untuk menyajikan
sebuah pesta besar bagi anggotanya. Tetapi karena 1 dan lain hal,
akibatnya seperti begini. Konsep Kompasianival 2011 dan 2012 lalu memang
berbeda, apalagi 2013 ini, dimana aku sangat yakin bahwa ‘trial and
error’ berlaku bagi banyak hal. Kompasianival 2013 sepertinya dianggap
gagal menyajikan pesta besar bagi anggotanya …..
Tetapi tunggu dulu!
Seberapapun besarnya kesalahan admin dan
Kompasiana, tidak akan mampu menghapus kebahagiaan dan kesengan bagi
semua kompasianer. Jika memang salah dan tk termaafkan, aku juga sangat
yakin, bahwa nantinya anggota2nya akan bermunculan kembali.
Artinya, ‘ngambek sesaat merupakan INTROSPEKSI DIRI bari kompasianer juga bagi semua tim Kompasiana, dan akan mulai lagi dalam persaudaraan kompasianer.
Dari konsep Kompasianival
2013, temanya, lokasinya bahkan apa yang didapat oleh Kompasianer,
merupakan salah satu ‘batu ujian’ bagi Kompasiana dan Kompasianer. Bagi
tim Kompasiana untuk menggodok lebih keras lagi untuk yang akan datang,
dan bagi Kompasianer arus mengerti bahwa tidak gampang mengelola
Kompasiana hanya dengan segelintir orang dalam tim, dengan ratusan ribu
anggota di seluruh dunia ……
Aku sangat yakin, Kompasiana pasti sudah
merasa ‘bersalah’ dengan keadaan ini, sehingga yang kemudian akan lebih
baik. Tidak ada yang menginginkan sesuatu yang lebih buruk, dan tidak
ada yang mau itu terjadi.
Untukku sendiri, Kompasiana itu
adalah yang terbaik! Aku lahir dan dibesarkan di Kompasiana dan
Kompasiana merupakan ‘orang tua’ dan sahabatku, termasuk para admin.
Seharusnyalah, kita terus memperbaiki diri untuk masing2 menjadi lebih
baik.
Sempat 2 jam bercara ria dan
merenung sebagai ‘admin’ Kompasiana, bersama 2 admin cantik dan mba Fera
Nuraini ….. Sedikit mengganggu untuk moderaasi karena kedatangan kita,
tetapi bermakna …..
Terima kasih dariku untuk para admin
yang sudah terus bekerja keras untuk semuanya, khususnya untukku yang
terus menjadikan Kompasiana sebagai penyembuhanku. Terima kasih atas
segalanya.
Mari masing2 terus memperbaiki diri dan sampai jumpa di Kompasianival 2014 yang pastinya akan lebih baik lagi …..
Salam dariku …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “[Kompasianival 2013] Angkat Topi untuk Kompasiana!”
Posting Komentar