Senin, 11 Agustus 2014
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..
Senin, 11 Agustus 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Seekor camar melayang di angkasa, di Amsterdam
Seorang anakku, Dennis, memang sangat
berbeda dengan Michelle, adiknya. Dennis sangat pendiam, kalem dan tidak
banyak tanya. Pikirannya terfokus dengan senangannya sendiri, entah
apa. Tapi yang jelas, liburan ini aku membolehkan melakukan apapun,
sesuai dengan kesenangannya. Dia memilih fokus dengan hobi foto nya,
dengan membawa kamera DLSR besarnya dengan bermacam2 lensa yang dia
punya.
Jika Michelle terus bertanya tentang banyak
hal, cerewet tentang keinginannya untuk melakukan sesuatu yang dia
inginkan, serta gelisah dengan ketidak-sabarannya, Dennis lebih sering
menyendiri, mengintai dengan kameranya, mencari ‘angle2′ yang cantik
untuk bidikannya. Dia sering tidak mau berfoto bersama, dan dia lebih
memilih memotret kami saja. Sehingga, tidak mengherankan jika foto2
keluarga disana, tidak banyak bersama Dennis.
Aaahhhh ….. namanya juga anak2, remaja yang
benar2 tidak bisa diatur. Sepanjang keinginannya tidak ‘membahayakan’
dirinya, aku biarkan saja, salah satunya hobi fotografinya …..
Sampai akhirnya, seperti biasa Dennis
memberikan semua hasil foto2nya kepadaku karena aku memang meng-arsip-
kan semua bidikannya, melihat perkembangannya untuk terus mendukungnya.
Dan beberapa hari ini aku benar2 memperhatikan betapa hasil bidikannya,
lebih baik dengan angle2 khas Dennis!
Salah satu yang Dennis suka dalam membidik
fotonya adalah satwa, binatang, or whatever lah. Kelihatannya, kedua
anak2ku menurunkan sifat penyayang binatang. Aku sangat suka binatang,
ternyata begitu juga anak2ku. Anjing, kucing, burung, kelinci atau yang
lain.
Ketika aku memperhatikan hasil bidikannya
di Eropa, selain pemandangan alam, bangunan2 dan arsitekturnya, Dennis
banyak membidik binatang, secara binatang di Eropa sangat ‘dimanja!’.
Ada berjenis2 burung, berjenis2 bebek, angsa, kucing, anjing bahkan
kelinci.
Cerita tentang burung2 di Holland,
khususnya di Amsterdam dan Volendam, bukan hanya menjadikan aku terharu
karena Tuhan memberikan ‘kebahagiaan’ pada mereka, tetapi juga membuat
aku merenung dan sangat percaya, bahwa burung2 pun tetap diberi makan
oleh Tuhan dan kebahagiaan, mengapa kadang2 aku merasa ‘ketakutan’
tentang masa depan?

Camar itu melayang dan menukik masuk ke area kota
Burung2 terbang rendah, bahkan dekat
dengan manusia. Jika di kota atau downtown, yang ada adalah burung2
merpati atau burung gereja. Jika di pantai, yang ada adalah berbagai
macam species burung camar ( sea-gull ).
Satu persatu aku membuka bidikannya. Sangat menarik! Dennis ‘mengikuti’ beberapa burung dengan kameranya.

Camar itu terbang menuju kota, hanya sendiri saja …..
Ada burung camar yang mulanya berada di
tepi sungai, lalu dia terbang tinggi berputar2, menukik. Dennis terus
mengikutinya. Bidikannya berlatar belakang langit biru yang tinggi, lalu
si camar terbang berputar di sekitar rumah2 Amsterdam, sehingga
bidikannya berlatar belakang pemukiman, hotel bahkan ketika Dennis
mengikuti burung camar yang lain, burung itu menukik ke air, menyelam
serta membersihkan dirinya!


Burung camar jenis yang lain (
banyak sekali berjenis2 camar disana ), terbang rendah menuju kota
Amsterdam, sebelum mereka turun ke Sungai Amstel ……

Camar yang menyendiri …..

Si camar yang membersihkan diri, setelah menyelam mencari makan di Sungai Amstel


Hahaha …. Burung dara abu2 ini bukan
‘burung air’. Mereka biasanya bermain di area perkotaan. Tetapi burung
dara ini, iseng ke sungai, tiba2 di ‘jatuh’ ke sungai, dan burung itu
basah kuyup, dan dibidik oleh Dennis ….. lucu sekali …..
Sangat menarik! Membuat aku merenung.
Terlihat betapa bahagianya burung camar itu. Tentu dia tidak tahu, ada
seseorang yang mengikutinya lewat bidikannya, menjepretnya dan sering
aku melihat Dennis tersenyum2 sendiri, ikut merasakan kebahagiaan
burung2 itu …..
***
Burung2 liar adalah salah satu sahabat warga Belanda. Mereka dibiarkan
hidup bersama dengan manusia. Tidak hanya di Belanda sih, tetapi di
semua kota dunia yang aku kunjungi ( kecuali Indonesia, khususnya
Jakarta? ). Bahkan, ketika aku kuliah di Perth, aku sempat bersahabat
dengan keluarga Angsa Hitam ( lihat tulisanku Keluargaku Angsa Hitam [Sad Ending] )
Ya, sebenarnya binatang juga makhluk
Tuhan dimana DIA menginginkan kita manusia untuk hidup berdampingan
dengan mereka, saling menguntungkan dan saling mengasihi.
Seperti yang di presentasikan oleh
bidikan Dennis, merupakan ekspresi nya untuk mengasihi lingkungannya.
Dennis mampu ‘melihat’ dengan hatinya, bahwa burung pun juga berbahagia,
tanpa beban. Berusaha hidup sesuai dengan kemampuannya serta berbuat
yang terbaik bagi hidupnya.
Dennis mampu menterjemahkan Kasih Tuhan lewat kebahagiaan burung2 itu dan mengabadikannya lewat bidikan2 kameranya …..
Sebelumnya :


Tags: Gadget , hobi , Muda
Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..”
Posting Komentar