Senin, 18 Agustus 2014
Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum
Senin, 18 Agustus 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Diorama kegiatan di kapal nelayan dengan perbandingan 1 : 1, sehingga aku bias merasakan hidup di jaman itu. Lihatlah, tidak lupa sebuah Salib yang memberika berkat mereka, tampak di diorama kapal mereka ……
Maze Room
Aku berpose dengan latar belakang pembungkus cerutu dalam ‘landmark’ kota2 dunia, Gereja San Marco di Venezia dan Windmills di Holland …..
Udara dingin menggigit! Sungguh! Mungkin
dengan 11 derajat Celsius disana waktu itu, tidak terlalu dingin.
Tetapi anginnya itu yang membuat dingin. Bukan hanya dingin, tetapi
membuat aku sedikit menggigil! Dan aku merapatkan syal serta mantelku
untuk mengusir dingin …..
Museum Volendam
Aku belum pernah masuk kesana, walau
museum ini berada di depan parker bus2 wisata dari seluruh Holland.
Karena biasanya, kami hanya ‘digiring’ langsung ke tepi laut nya. Tidak
pernah ke tempat seperti ini. Dan sekarang aku yakin, aku tepat memilih
tour ini, walau harganya cukup mahal. Tour kali ini, memang aku arus
membayarnya lebih mahal dari sebelumnya. Ternyata memang lebih banyak
yang dilihat, selain hanya sekedar ‘desa nelayan’ di pelabuhan Volendam
…..
Desa Volendam berdiri dari tahun 1462,
sebuah desa kecil petani dan nelayan, dan secara bertahap berkembang
menjadi desa yang makmur. Penduduknya sebagian besar beragama Katolik.
Sejak tahun 1870, masyarakat nelayan
otentik dengan hidup dalam tradisi kuno yang me-rakyat. Seperti yang
sudah aku tuliskan sebelumnya, rumah mereka sangat indah dengan kayu di
cat warna warni, yang sekarang menjafi asset bangsa untuk mengilhami
seniman dan wisatawan.
Pada tahun 1884 perusahaan steamboat
lokal membuka layanan reguler dari Amsterdam langsung menuju pulang
Marken, dimana biasanya pegadang2 menuju Marken melalui Volendam.
Sehingga, jarak Amsterdam-Marken meraih sukses besar, dan penduduk desa
Volendam mengalihkan pekerjaannya sebagai PEDAGANG ikan, bukan pencari
ikan ( nelayan ).
Dan Marken sukses besar dengan menjadikan pulau kecil ini sebagai salah satu tujuan wisata Holland, lewat Volendam.
Aku dan anak2ku di depan Museum Volendam, serta aku dengan ‘the real Dutch’ dengan baju tradisional dan sepatu kayu-nya …..
Presentasi Museum Volendam :
Main Room
Pameran tematik tentang desa Volendam.
Kostum khas cantik dengan topi putihnya, patung2, ornamen, gerabah,
ekspresi musik sampai presentasi dalam video. Kami ‘tersihir’ disana …..
Diorama Keluarga Belanda di rumah kecil sederhana mereka dalam museum
Bandingkan,
lebih cantik mana? Kain tradisional NTT dari Indosenia yang aku pakai
atau baju tradisional Belanda di patung ini? Menurutku, sama2 cantik karena kita harus bangga dengan budaya kita dan memamerkannya di manca negara …..
Botter Room
Mempresentasikan beberapa ruangan /
interior rumah2 tradisional Volendam, dengan perabot asli kayu sejak
jaman dulu, untuk periode tahun 1815 - 1920.
Fishery room
Pameran utama adalah miniatur kapal
nelayan dengan segala isinya. Termasuk jala yang sedang dirajut dan cara
melempar jala tersebut. Sangat menarik!
Miniatur kapal layar nelayan Volendam, dengan detail dan boneka2nya …..
Diorama kegiatan di kapal nelayan dengan perbandingan 1 : 1, sehingga aku bias merasakan hidup di jaman itu. Lihatlah, tidak lupa sebuah Salib yang memberika berkat mereka, tampak di diorama kapal mereka ……
Eh, jangan lupa! Museum ini menjelaskan
berbagai teknik memancing dan menjala ikan, bagi yang memang berhobi
‘ikan’. Presentasi ini berada pada periode tahun 1895 - 1953 di
Volendam.
Picture-Theatre Room
Untuk mempresentasikan tentang nostalgia
art deco gambar-teater dengan pilihan yang bervariasi atau kompilasi
film dokumenter oleh sutradara Belanda, gulungan berita dari berbagai
negara, rekaman video.
Maze Room
Ruangan ini terkait dengan kegiatan
sehari2 penduduk Volendam sejak dahulu. Berlayar, bertani, beternak
unggas, mengolah ikan dan pekerjaan kehidupan sehari2. Termasuk kegiatan
anak2 ke sekolah, Gereja, permainan, perayaan dan sebagaian, dalam
sebuah desa Volendam.
Diorama : Kegiatan penduduk di Volendam, sehari-hari
Cigar bands Room
Dari awal tahun 1947, ada sebuah rumah
yang mengkoleksi 11 juta bungkus cerutu. Dan koleksinya disusun secara
unik, mozaik. Dan tahun 1995, mozaik itu berkembang dalam dekorasi warna
warni bangunan2 terkenal di dunia. Sebuah karya seni yang menjadi salah
satu daya tarik museum ini.
Berbagai jenis cerutu ( cigar ) yang dipamerkan, sejak jaman mereka memproduksinya
Hmmmmmmm ….. Jujur, aku baru
mengetahuinya sekarang tentang sejarah desa Volendam. Karena dibenakku,
Volendam sekarang masih merupakan sebuah desa nelayan, dimana memang
masih terlihat perahu2 nelayan yang banyak berlayar, nelayan2 yang
merajut jalanya, bahkan ibu2 Belanda yang membawakan perlengkapan dan
kebutuhan suaminya. Dan itu pun masih memakai baju2 dan tradisi
konvensional …..
Ratusan jenis cerutu dan
pembungkusnya, yang di desain sebagai ‘wall-paper’ serta membungkus
banyak perabotan rumah tangga. Sebuah inspirasi muncul di otakku. Suatu
saat, aku akan membangun mimpi seperti ini …..
Aku berpose dengan latar belakang pembungkus cerutu dalam ‘landmark’ kota2 dunia, Gereja San Marco di Venezia dan Windmills di Holland …..
Detail si pembungkus cerutu di Museum Volendam …..
Volendam ternyata sangat menghargai
sejarah dan kehidupan lalu nya, tidak kalah dengan Amsterdam. Dan Museum
Volendam membantu aku untuk terus berusaha ‘mengenal’ mereka sambil
terus belajar, betapa aku harus terus memberdayakan sejarah bangsaku …..
Tips ku tentang sebuah ( calon ) inspirasi :
Mari, berusahalah untuk mengamati apa
yang ada di sekeliling kita. Apapun, itu. Karena dengan
mengamati,berarti kita melihat dengan ‘hati’. Mungkin orang lain menilah
hanya sekedarnya saja. Dan jika kita melihat dengan ‘hati’, aka nada
sesuatu sensasi yang membuat hati kita terangsang untuk lebih
menyelaminya.
Ketika kita melai untuk menyelami
sensasi itu, menurutku itulah sebuah inspirasi baru, yang membuat kita
semamgat untuk meniru sesuai dengan keadaan, mencari dan
mengembangkannya, demi sebuah prestasi, paling tidak untuk diri sendiri
…..
Sebelumnya :
Tags: Jalan-Jalan
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum”
Posting Komentar