Selasa, 21 Mei 2013
‘Trash Chute’: Pembuangan Sampah untuk Gedung Tinggi
Selasa, 21 Mei 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya : Cara Buang Sampah, Anak Kecil Juga Tahu! Masa’ sih?
Apartemen Kita
Pertama kali aku bekerja, adalah sebagai
arsitek junior untuk mengawasi pekerjaan membangun 2 buah apartemen,
kembar. Masing2 setinggi 24 tinggat dan 2 lantai di paling atas adalah
unit penhouse. Konsep apartemen tersebut benar2 menerapkan desain yang
nyaman, aman serta cantik, secara pemilik perusahaan pengembang ini
adalah seorang arsitek senior yang benar2 peduli dengan ‘apa arti sebuah
desain’ …..
Salah satu yang menarik dengan desain apartemen tersebut adalah cara membuang sampah.
Mengapa menarik?
‘Trash chute’, biasanya ditanam di
dinding, tidak di luar dinding. Tetapi di beberapa negara, ‘trash chute’
ada di luang dinding, untuk irit biaya : pemasangat dan ketebalan
dinding.
Pertama kali aku mengenal ‘pipa
pembuangan sampah’ adalah ketika aku sedang di New York sekitar tahun
1993 setelah aku selesai kuliah S1. Waktu itu aku ikut dengan rombongan
orang tuaku untuk menghadiri beberapa seminar tentang desain. Aku
tinggal di hotel besar, dan ketika orang tuaku harus pulang ke Jakarta
dan aku tetap tinggal beberapa hari lagi disana, aku pindah ke sebuah
hotel kecil tetapi tetap nyaman.
Hampir semua hotel disana, baik hotel
besar dan hotel kecil, cara pembuangan sampah adalah dengan menggunakan
‘trash chute’ atau pipa pembuangan sampah. Caranya sangat mudah, bahwa
petugas kebersihan mengumpulkan sampah yang sudah dipilah2 dan sudah
dikemas dengan kantong sampah hitam, gembolan2 sampah tersebut langsung
di ‘buang’ lewat ‘trash chute’ dan di paling dasar, akan ditampung
langsung ke tempat penampungan sampah besar dan setiap saat petugas yang
lain akan memindahkan gembolan2 sampah tersebut ke truk sampah untuk di
buang ke tempat penampungan sampah lingkungan.
‘Laundry Chute’ di sebuah hotel, cukup cantik dan tidak mencerminkan pengiriman laundry
‘Trash chute’ langsung di daerah dapur
‘Trash chute’ di lantai
Tetapi ternyata bukan hanya hotel saja
yang mempunyai ‘trash chute’ saja. Apartemen pun demikian, apalagi
apartemen2 tinggi. Hasil sedikit risetku disana waktu itu, hampir semua
apartemen tinggi membangun ‘trash chute’. Dan itu aku alami ketika aku
di dalm tim yang mengawasi pembangunan 2 buah apartemen kembar, di
dalamnya ada konsep pembuangan sampah dengan memakai ‘trash chute’.
‘Trash chute’ adalah konsep pembuangan
sampah di sebuah gedung tinggi ( biasanya di apartemen atau hotel tinggi
) yang langsung di tempatkan ke bak penampungan sampah. ‘Chute’ bukan
hanya untuk sampah. Kadang2 dihotel ‘mengirimkan’ laundry ( biasanya
untuk handuk ) dari atas langsing ke tempat penampungan dan pencucian di
basement ( biasanya ada di lantai basement ).
Ketika aku berada dalam tim desain, aku
sangat excited untuk melihat dan membangun ‘trash chute’ tersebut. Waktu
itu aku berangan2 untuk mencobaya, jika ‘trash chute’ menjalani uji
coba. Aku ingin berseluncur dari atas ke bawah ….. tetapi ternyata
‘trash chute’ diana hanya kecil saja, dan hanya mampu 1 tubuh saja ( 60
cm ) ….. cukup kecil untuk aku …..
Menyenangkan sekali ketika kami
melakukan uji coba. Terbuat dari stainless steel, yang mudah
dibersihkan. Dan juga kami mengharuskan untuk pembuangan sampah dengan
kantong2 plastik hitam yang sudah di pilah2, bukan langsung di buang ….
Sampai sekarang, apartemen itu membuat
aku ‘jatuh hati’, dengan penerapan konsep2 yang sesuai dengan peraturan
standard desain yang nyaman. Setelah mega proyek itu selesai, aku tidak
menemukan desain pembuangan sampah apartemen dengan menggunakan ‘trash
chute’.
***
Sebenarnya, tidak menjadi masalah jika
pengembang mendesain pembuangan sampah apartemen tinggi tidak
menggunakan ‘trash chute’. Bisa saja dengan membuat tempat sampah besar
dari plastik, yang biasanya diletakkan di area service atau sering hanya
diletakkan di area tangga darurat!
Tangga darurat? Tempat sampah di tangga darurat? Astaga …..
Sebuah tangga darurat seharusnya bebas
barang2. Tanpa apa2 dan menjadikan tangga darurat lega dan nyaman untuk
digunakan ketika ada sesuatu yang darurat. Daerah itu BUKAN UNTUK TEMPAT
SAMPAH!
Belum lagi jika sampah2 tersebu tidak
dikemas dalam plastik hitam, semuanya bisa berantakan dan baunya akan
menyengat dan mengganggu penghuni …..
Jika konsep pembuangan sampah dengan
memakai tempat sampah, permasalahannya adalah apakah petugas sampah
selalu datang dan mengangkut sampah2 di setiap lantai? Belum lagi,
beberapa apartemen murah, atau apartemen2 yang tidak di desain dengan
baik, antara lift penumpang dan lift sevice ( biasanya untuk mengangkut
sampah atau barang2 pindahan ) bersebelahan dengan lift penumpang.
Sehingga biasanya bau menyengat sampah membuat pemilik unit terganggu.
Begitu semua sampah masuk ke bak sampah
di bawah, pertanyaannya lagi, apakah petugas sampah sudah siap untuk
selalu mengangkut sampat ke tempat penampungan sapah lingkungan? Karena
jika dari atas saja sampah2 tidak dikemas dengan baik, dan pembusukannya
terus terjadi, bagaimana dengan sampah2 di bak sampah di bawah?
Sekarang ini, sangat jarang pembuangan
sampah di apartemen memakai ‘trash chute’. Memang agak mahal yang
membuat investor kembali lagi dengan pembuangan sampah dengan tempat
sampah.
Aku memang tidak tahu tentang
maintenancenya. Secara logika, pemeliharaannya sangat mudah, apalagi
jika petugas kebersihan selalu leduli dengan kemasan2 sampah sesuai
dengan pemilahan2nya. Tetapi jika petugas kebersihan sampah malas untuk
mengemasnya dalam kantong plastik hitam, kemungkinan besar badan ‘trash
chute’ akan kotor apalagi sampahnya adalah sampah basah ….. pasti
menjijikan dan baunya akan menyengat ….. dan pemeliharaanya adalah
dengan membersihkannya …..
***
Konsep2 pembuangan sampah seharusnya
terus diupayakan untuk lebih baik, apalagi tingkat pembuangan sampah
semakin lama semakin meningkat. Alhasil, setiap hari sampah semakin
menumpuk, sementara kepedulian petugas kebersihan tidak bertambah, dan
Jakarta akan semakin berserakan sampah2 yang bisa ‘menenggalamkan’nya
…..
Tags: sosbud , urban
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Trash Chute’: Pembuangan Sampah untuk Gedung Tinggi”
Posting Komentar