Kamis, 21 Agustus 2014
‘Wooden Shoes Factory’ di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik …..
Kamis, 21 Agustus 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
***
Marken itu sebuah pulau kecil di Volendam. Tetap saja bukan seperti pulau karena sudah dihubungkan dengan jembatan, sehingga kami tidak perlu menyeberang lagi ke Volendam. Bus wisata kami sudah menunggu disana.
Sebuah rumah cantik, kecil dan benar2 tidak ada penghalang antara rumah dan kami, mampu menyedot rasa ingin tahuku. Betapa tidak? Rumah2 itu kecil dan jendelanya tanpa pembatas. Tanpa teralis, vitrage apalagi gordin. Sehingga aku benar2 leluasa melihat ‘ada apa didalamnya’.
Tidak apa2 sih, aku justru lebih bisa mengambul kesempatan mengamati lingkungan dan berfoto2. Lingkungan yang asri dan cantik, membuat aku semakin lupa dengan keterbatasnku. Tahu tidak?
Sebelumnya :
Pabrik sepatu kayu? Aahhh ….. tidak seperti pabrik. Justru seperti rumah pedesaan di Marken, Volendam …..
Selamat datang, di Marken!
Marken berada di ujung kapal itu, begitu kami keluar dari sana. Gerimis
memang sudah reda. Tetapi angin laut tetap saja besar, dan itu yang
membuat aku terus merapatkan manter dan syalku, agar dada dan leherku
tetap terjaga, kehangatannya.
Aku kembali duduk di atas kursi rodaku, dan di dorong Dennis. Michelle
ditemani Rushell dan mereka terlibat obrolan yang asik. Entah apa
topiknya, tetapi Michelle tertawa2 senang. Michelle ternyata mampu
meng-aplikasikan bahasa Inggrisnya dengan sangat baik! Bukan ‘baik’
saja, tetapi ’sangat baik!’
Mengapa aku katakan demikian? Ya, karena jika kita bicara bahasa asing
yang tidak kita kuasai 100%, biasanya kita tidak mampu untuk bicara
banyak. Kita bisa bicara sekedarnya. Menjawab sekedarnya. Bertanya
sekedarnya. Tetapi anak2 itu berbeda.
Seperti Michelle, misalnya. Dia mampu menjawab pertanyaan Rushell bukan
hanya sekedar menjawab, tetapi juga memancing pertanyaan2 baru yang
lain, bahkan bisa bercanda! Sehingga mereka terlibat diskusi yang
terlihat menyenangkan!
Seorang anak 14 tahun, yang sebenarnya masih sangat pemalu, Michelle
mampu mengobrol dengan orang asing dengan bahasa Inggris. Ya, memang
sekarang anak2 yang lebih kecil pun sudah bisa bicara dengan bahasa
Inggris. Tetapi Michelle berbeda. Dengan ‘malu’ nya yang sangat
keterlaluan sebelumnya, serta kemanjaan dan ketidak-peduliannya tentang
lingkungan dan teman2ku, ternyata Michelle mampu membangun dirinya lebih
baik, tanpa aku suruh dan aku paksa.
Dan ini yang katakan, bahwa berlibur bisa menjadikan pengalaman yang
berharga! Berlibur ke luar negeri, bukan hanya sebuah liburan mahal dan
hanya untuk ‘gaya2an’ saja, tetapi itu sungguh menjadikan sebuah
keterbukaan untuk pemikiran mereka, hati mereka dan yang lebih jauh
lagi, untuk membuka mata mereka bahwa ‘hidup itu indah, hidup itu luar
biasa jika kita mampu untuk terus berada dalam pengucapan syukur’ …..
***
Marken itu sebuah pulau kecil di Volendam. Tetap saja bukan seperti pulau karena sudah dihubungkan dengan jembatan, sehingga kami tidak perlu menyeberang lagi ke Volendam. Bus wisata kami sudah menunggu disana.
Acara wisata kami belum selesai. Dari keluar kapal, kami berjalan agak
santai menuju pabrik sepatu kayu khas Belanda. Perjalanan kami ke pabrik
itu, sama dengan perjalanan kami dari bus wisata kami ke pelabuhan.
Melewai rumah2 kecil nelayan.Rumah2 cantik dan rapi serta bersih. Tetapi
ternyata di Marken, lebih banyak terlihat penduduk.
Anak2 berlari2, main sepeda dan bermain dengan hewan peliharaannya. Ada
kucing, anjing bahkan kelinci. Anak2 itu sudah biasa dengan wisatawan
asing, sehingga mereja tidak peduli gerombolan2 wisatawan berjalan di
antara rumah2 mereka.
Rumah2
kecil pedesaan di Marken, sekeliling pabrik sepatu kayu. Bunga2
berwarna warni masih tumbuh dengan subur. Cuaca cukup bersahabat. Lihat
….. ada seekor kucing hitam-putih disana …..
Sebuah rumah cantik, kecil dan benar2 tidak ada penghalang antara rumah dan kami, mampu menyedot rasa ingin tahuku. Betapa tidak? Rumah2 itu kecil dan jendelanya tanpa pembatas. Tanpa teralis, vitrage apalagi gordin. Sehingga aku benar2 leluasa melihat ‘ada apa didalamnya’.
Belum puas aku mengamati lingkungan, kami sudah sampai ke pabrik sepatu
kayu khas Holland. Hmmmm, pabrik itu bukan seperti pabrik. Pabrik itu
lebih seperti rumah besar cantik! Tidak ada suara2 berisik, tidak ada
tukang2 lalu lalang. Bahkan eksterior pabrik itu seperti sebuah tamah
surga dengan bunga2 yang masih bermekaran serta sepatu2 kayu sebagai
hiasan dekorasi.
Sepatu
kayu Belanda, disebut ‘clog’, digantung di depan pabrik dengan bunga2
berwarna warni …..Hanya ini yang bisa ditengarai, bahwa ‘ini adalah
pabrik sepatu’. Selebihnya, seperti rumah pedesaan biasa, di Marken
“Hmmmmmm ….. Indahnya jika bisa disini selamanya …..”, mimpiku bertambah dan bertumbuh lagi.
Sebelum kami masuk ke dalamnya, kami harus antri terlebih dahulu karena
kelompok wisatawan sebelumnya masih di dalam. Masalahnya adalah pabrik
itu tidak besar, sehingga jika mereka memberikan presentasi akan tidak
terlihat dengan kerumunan wisatawan itu. Sehingga, jadilah kami
menunggu.
Sapinya pakai sepatu kayu Belanda ….. hihihi …..
Narsis berfoto2 disana, sebelum masuk ke dalam pabrik. Latar belakang sebuah monument sepatu kayu Belanda ……
Tidak apa2 sih, aku justru lebih bisa mengambul kesempatan mengamati lingkungan dan berfoto2. Lingkungan yang asri dan cantik, membuat aku semakin lupa dengan keterbatasnku. Tahu tidak?
Sejak liburan ini, aku semakin percaya diri ingin berjalan, berbicara
bahkan mencoba untuk ‘berlari’. Dan hasilnya sangat luar biasa! Anggota
tubuhku semakin enak untuk digerakkan, kakiku semakin lincah untuk
diayun, walau aku harus terus berdabar untuk tidak memaksakan
kehendakku, sebelum Tuhan berbuat lebih demi keinginanku.
Terus belajar sabar, seperti ketika waktu aku ingin cepat berfoto
bersama burung2 disana, tetapi tidak bisa, karena kakiku masih cukup
hanya berjalan biasa, untuk mencapai burung2 itu sebelum mereka
beterbangan ……
Sebelumnya :
Tags: Jalan-Jalan
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Wooden Shoes Factory’ di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik …..”
Posting Komentar