Selasa, 22 Oktober 2013

‘Pulo Mas’: Kawasan yang Menjaga Kekonsistenannya sebagai Daerah Pemukiman



By Christie Damayanti

13824202902052678221
www.flickr.com
Arena balap kuda di Velodrome, Pulo Mas

Pulo Mas adalah salah satu daerah pemukiman menengah yang cukup nyaman. Bertempat antara Rawamangun dan Kelapa Gading, Pulo Mas ‘menjembatani’ antara 2 pemukiman, dari Rawamangun yang menengah ke bawah sampai Kelapa Gading yang menengah ke atas. Dan Pulo Mas seakan ‘terlupakan’ karena tempat itu seakan2 tidak bermasalah. Ya, menurutku Pulo Mas memang tidak bermasalah …..

Suasana disana memang berbeda dengan di Rawamangun dan di Kelapa Gading. Rawamangun sangat padat karena merupakan jalur dari Matraman ke arah Pulo Gadung. Lajur jalan Pramuka lalu jalan Pemuda, selalu macet tanpa mengenal waktu. Apalagi jalan tersebut berpotongan langsung dengan ByPass dan perapatan disana itu termasuk perapatan yang ‘berbahaya’ karena sering preman2 menodong dengan ‘kapak merah’, termasuk juka kawasan ‘coca cola’ dari R. Suprapto ke Perintis Kemerdekaan.

Selain itu daerah Rawamangun menurutku tidak sebagai daerah pemukiman yang ‘konsisten’. Artinya, banyak di jalan2 utama ( seperti di jalan Balai Pustaka atau daerah belakang Mall Arion ), tidak untuk prmukiman. Si pemilik rumah menjadikan rumah2 mereka sebagai sentra bisnis keluarga, misaknya untuk warung atau resto kecil atau toko2 kelontong. Hampir sama dengan daerah Kelapa Gading ( lihat tulisanku ‘Dunia Glamour dan Gemerlap’ Kelapa Gading ).

Begitu juga Kelapa Gading. Seperti di link tentang Kelapa Gading diatas, dari jalur jalan R. Suprapto Pasar Senen lalu ke jalan Perintis Kemerdekaan, ke arah Bekasi lewat Pulo Gadung. Selalu macet, juga tidak kenal waktu! Bahkan di jalan Perintis Kemerdekaan, merupakan ’sentra bisnis Madura’ dengan preman2nya yang terkenal.

Dua pemukiman sibuk, yang satu pemukiman menengah kebawah yang lain menengan keatas, ditengah2nya merupakan pemukiman mengeah yang benar2 konsisten menjaga konsepnya sebagai ‘pemuiman menengah’ warga Jakarta, ialah daerah Pulo Mas …..

***

Daerah Pulo Mas sendiri benar2 ditengah2 yang cenderung ‘terlupakan’. Untukku sendiri, Pulo Mas hanya jalur untuk aku pulang dari Kelapa Gading ke Tebet. Melewati Pulo Mas - Rawamangun - masuk ke Cipinang ( penjara ) - lewat Kampung Melayu - sampai Tebet, jika tidak ingin lewat tol atau lewat ByPass. Sehingga memang, jalan utama Pulo Mas cukup padat ( walau tidak macet ), dan sama sekali tidak ada sentra bisnisnya, kecuali supermarket dan sebuah Gereja.

Tetapi ketika aku mendapatkan sebuah proyek pribadi untuk mendesain dan membangun beberapa unit apartemen Pulo Mas sekitar tahu 2004 - 2005, aku sering kesana. Bukan hanya langsung ke apartemennya saja, melainkan sering berjalan2 diseputar Pulo Mas, jalan2 lingkungannya serta kegiatan warga disana. Sampai ke stadion balap kuda, yang sebenarnya cukup menarik, tetapi tidak terlalu di dengung2 kan sebagai daerah kegiatan warga …..

Konsep Pulo Mas sebagai daerah pemukiman cukup nyaman. Dengan jalan2 lingkungannya yang nyaman untuk jalur 2 mobil dan bisa parkir di kanan kirinya, serta pepohonan yang cukup rindang, membuat warga disana nyaman untuk terus peduli dengan lingkungannya. Terlihat pohon2 rindang di tepi jalan2 utama atau di jalan2 lingkungan, terawat baik. Tudak ada warung2 PKL disana. Jalan2nya pun cukup terawat, walau banjir tetap melanda …..

Sentra bisnis Pulo Mas tidak ada, hanya lingkungan pasar untuk membeli kebutuhan hidup sehari2. Mereka memilih ke Kelapa Gading atau ke Rawamangun. Jika mau ke mall2 besar dan cantik untuk sekedar bejalan2 dan dunia kuliner, mereka akan ke kelapa Gading. Tetapi jika mereka ingin berbelanja sehari2, mereka cenderung ke daerah Rawamangun. Berbelanja ke pasar Rawamangun di belakang mall Arion. Sehingga Pulo Mas benar2 ’steril’ dari dunia bisnis.

Memang ada sebuah supermarket lumayan besar, tetapi justru aku amati, yang datang adalah bukan warga Pulo Mas, karena mobil2 yang masuk kesana dari arah Rawamangun atau arah Kelapa Gading. Mereka hanya ‘mampir’, bukan untuk belanja, melainkan hanya sekedar membeli snack atau masuk ke deretan ATM ……

Aparteman disana pun menurutku benar2 untuk tinggal, bukan untuk ‘prestisius’. Desainya cukup ‘homy’, seperti memanggil2 untuk pulang. Hanya 8 lantai, tidak menonjol tetapi cukup eksklusif dan nyaman. Nyaman dengan pepohonan dan keamanan yang baik. Lingkungannya pun tidak kondusif. Sepi sebagai daerah pemukiman dan benar2 nyaman.

1382420345734324247

Apartemen Pasadenia Pulo Mas, hanya 8 lantai tetapi terlihat nyaman, tanpa mengindahkan ‘prestisius’nya.

Satu2nya tempat untuk sebuah lingkungan pemukiman dengan rekreasi keluarga adalah Kolam Renang Kayu Putih, di jalan utama. Kolam Renang itu sudah cukup lama dan tetap bisa menjadi sentra keluarga. Minggu pagi mereka ke Gereja yang hana beberapa meter dari kolam renang, setelah itu mereka berenang bersama, untuk keluarga2 muda dengan anak2 kecil. Terlihat menyenangkan sekali untuk sebuah area pemukiman yang bahagia …..

Fasilitas2 di Pulo Mas cukup lengkap, dibelakang lingkungan perumahannya. Ada rumah ibadah, rumah sakit, pasar bahkan ada sekolah dari TK sampai ASMI ( Kampus Ungu ), sebuah akademi yang berhasil mencetak sekretaris2 handal, sejak puluhan tahun yang lalu. Dalam pengamatanku, para pelajar dan mahasiswanya justru berhasil dengan baik karena lingkungannya sangat kondusif untuk belajar. Tidak ada mall di sekitarnya, tidak ada sentra kongkow2 anak muda, hanya sekedar tempat untuk istirahat ( warung2 atau resto2 kecil untuk mereka makan ). Dan untuk kongkow2, mereka cenderung ke Kelapa Gading.

Untukku juga, Pulo Mas merupakan tempat untuk menunggu travel dari Jakarta ke Bandung, jaman tahun 2006 - 2007, ketika aku bertugas untuk mengawasi beberapa proyek besar di Jakarta dan Bandung. Dan travel itu pun menjadi langgananku dari pada bercapek2 menyetir mobil sendiri. 

Dan Pulo Mas menjadi ’saksi’, bagaimana aku bolak balik sendiri ( naik taksi atau menitipkan mobilku di parkiran travel ), membawa berkas2 atau barang2 proyek dari Jakarta ke Bandung naik travel, bahkan bekerjasama dengan pengusaha travel untuk aku sewa beberapa mobil, membawa dokumen2 dan barang2 tanpa teman hampir tengah malam …..


1382420458187163591

Jika aku ingin makan Pisang Barangan, aku pasti ke Pulo Mas! Pisang Barangan jarang terdapat dimana2 kecuali disana …..

Rumah2 di Pulo Mas memang besar2, si pemilik adalah warga menengah sejak dibawah tahun 1990-an, sehingga jika kita kesana terlihat desain arsitektur Pulo Mas terlihat sedikit kuno. Beberapa rumah mungkin dijual oleh si pemilik rumah, dan desainnya diganti dengan yang lebih modern. Harga rumah2nya pun cukup mahal, tetapi dengan luas tanah memang yang cukup besar. Untuk rumah2 yang lebih kecil, harganya pun sesuai dengan luasnya. Tidak ada kompleks perumahan baru disana. Pulo Mas lebih mengutamakan ‘2nd layer’ ( rumah2 bekas ) bagi orang2 yang ingin membeli rumah disana.

13824205872094317155
13824206101771495619
Suasana di jalan2 lingkungan, yang selalu banyak pepohonan. Nyaman dan adem.
***
Ke-konsisten-an Pulo Mas memang tidak diragukan lagi, sebagai daerah pemukiman menegah sesuai dengan konsep tata kota nya. Bagiku, Pulo Mas termasuk berhasil dalam mengedepankan kehidupan warganya demi kesejahteraan warga. 

Dan jika ada investor yang tertarik untuk meremajakan Pulo Mas, menurutku mungkin bisa sekedar untuk membangun fasilitas2 warganya yang lebih baik, tetapi tidak untuk membangun fasilitas2 mewah super mahal, seperti yang ada di Kelapa Gading. Yang jelas, aku ingin jika ada investor yang mau meremajakannya, salah satunya dengan merapihkan pepohonan, ‘menangkar’ pohon2 besar Samanea Saman ( seperti di Singapore ), akan lebih indah dan teratur.

Pulo Mas, sebuah kawasan pemukiman menengah, yang merupakan salah satu kawasan di Jakarta yang sedikit ‘terlupakan’, tetapi mampu bertahan sebagai pemukiman yang sejahtera bagi warganya ……

Tags:

0 Responses to “‘Pulo Mas’: Kawasan yang Menjaga Kekonsistenannya sebagai Daerah Pemukiman”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks