Senin, 21 Oktober 2013
‘Garage Sale Online’ : Ada Apa Dengan Baju Bekas?
Senin, 21 Oktober 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damyanti
Ada apa dengan baju bekas pakai?
Baju bekas pakai, yang aku tahu sejak
kecil bukan hanya untuk dipakai kita saja, tetapi jika masih layak pakai
tetapi kita tidak menginginkannya lagi, atau jika kta bosan untuk baju
itu, dulu orang tuaku mengajarkan tentang berbagi. Walau hanya sekedar
‘baju bekas pakai’, tetapi orang2 yang membutuhkan pasti sangat
tertolong.
Dulu sejak kecil, setiap hari raya Natal
atau Lebaran, mamaku meminta kami anak2nya, memilih2 baju2 kami. Jika
ada yang tidak mau dipakai lagi, tetapi tetap masih layak dipakai,
dikumpulkan untuk disumbangkan ke orang2 yang membutuhkannya.
Mamaku berasal dari keluarga Muslim, dan
setaip Lebaran, kami berkumpul di Purwokerto. Dan baju2 bekas kami
dibagikan kepada warga disana, walau hanya sekedarnya. Maksudnya, jika
hanya 1 baju pun, kami tetap akan membaginya, ditambah dengan baju2 baru
untuk mereka.
Jika hari raya Natal, Gereja kami selalu
mengumpulkan baju2 bekas pakai tapi masih layak, dan disumbangkan
kepada orang2 yang membutuhkan, atau jika ada bencana, baju2 itu akan
juga disumbangkan.
Selain itu, kami terbiasa memberikan
baju2 bekas pakai yang sesuai dengan yang akan kami berikan, terutama
kepada asiten keluarga kami, seperti pemantu dan supir kami. Ditambah
kami tetap memberikan baju2 baru tiap periodik sekali, sesuai dengan
kapanpun kami ingin memberikannya. Jadi, untuk kami, khususnya
untukku,baju bekas pakaiku selalu aku rencanakan, mau diberikan kemana
dan kapan mau
memberikannya.
Oya, biasanya untukku sendiri, aku tetap
menyimpan baju2ku sejak dulu sampai sekarang ( terutama jika diberikan
oleh orang2 terkasih, mesalnya dari orang tuaku atau siapapun yang
mempunyai memori khusus, atau jika kami membelinya dari luar negeri atau
memang baju2 khusus. Misalnya, baju yang mahal yang aku benar2 inginkan
dengan menabung dulu ).
Seperti mamaku, baju2 bekas pakaiku sejak bayi,
beberapa tetap disimpan oleh mama sehingga ketika anak2ku lahir, mereka
bisa memakainya dan aku sangat trenyuh ketika mama dan papaku bercerita
tentang baju2 itu, karena memorinya sangat luar biasa!
Sehingga, ketika aku pindah kembali ke
rumah orang tuaku setelah bercerai tahun 2007, bawaanku memang banyak.
Selalin furniture dari ruamhku yang sudah aku jual, isi lemariku pun
ternyata sangat banyak! Agak bingung untuk memberikan tempat untuknya.
Walau sudah ada yang terpajang dengan cantik di rumah orang tuaku,
tetapi sebagian besar ( terutama baju2ku ) tetap susah aku kenakan lagi
karena tdak ada tempat untuk di cari ( aku masukkan ke kotak2 plastik
atau container, dan tetap aku rawat. Apalagi dengan tubuhku yang semakin
kurus setelah sakit, sehingga aku bisa mengenakan baju2 jaman kuliah
duluang sempat gemuk aku simpan ke kotak2 pastik tersebut.
Aku mulai menyadari tentang barang2ku
yang membuat rumah orang tuaku penuh. Ya, terang saja! Barang2 untuk 2
rumah dijejalkan dalam 1 rumah. Mana rumahku cukup besar, sehingga
barang2ku aku tempatkan ke sebuah kamar kosong dibelakang, menjadi
‘closet’ atau kamar khusus baju. Tetapi pun masih tidak muat. Sehingga,
ketika ruangan itu dibongkar,aku berpikir untuk ‘melego’ baju2ku dan
anak2ku. Untuk yang disumbangkan sudah setiap Lebaran dan Natal, dan aku
ingin menjual baju2 kami. Bagaimana? Apakah ada yang mau beli?
***
Sekitar 2 bulan lalu, tetangga depan
rumahku yang dulunya teman bermain bersama sewaktu aku kecil, menggelar
‘garage sale’. Baju2 mereka sekeluarga, dijual denan harga yang sangat
miring. Murah meriah, padahal mereka adalah salah satu orang kaya dan
terkenal, sehingga baju2nya pasti bermerek dan berharga mahal. Dan benar
saja, 2 minggu mereka menggelar ‘garage sale’, aku menyambanginya
sambil bernostalgia.
Barang2nya bermerek dan harganya murah sekali.
Tidak diatas 100 ribu, kecuali yang benar2 mahal, pun hanya dibawah 200
ribu. Bahkan satpam2 serta beberapa warga di belakang kompleks, mampu
membelinya karena 1 baju bisa hanya diharga seitar 10 ribu dan 20 ribu
…..
Aku juga teringat, bahwa ‘garage sale’
itu sangat lazim di luar negeri, bahkan ketika aku belajar di
Australiapun, setelah lulus dan kembali ke Jakarta, aku sempat menggelar
‘garage sale’ selama 2 hari, untuk teman2ku yang masih disana. Seperti
mantel. Selimut, sprei, rice cooker, dan sebagainya. Dan toko baju2
bekas layak pakai,aku banyak dapatkan di sejumlah kota2 besar dunia!
Sehingga, ketika aku mendapatkan ide untuk menjual baju2ku layak pakai,
mengapa tidak??? Aku hanya memerlukan dan meluangkan waktu untuk
mengumpulkan baju2ku yang ingin aku jual ……
Kendala pertama, mau mnggelar garage
sale dimana? Rumahku cukup tertutup dan aku tidak mempunyai waktu untuk
menjaganya. Juha harus ada teman untuk menggelarnya karena
keterbatasanku. Sehingga, sepertinya susah aku untuk menggelar garage
sale seperti tetanggaku itu. Ditambah lagi, aku harus membuak baju2ku
dimana aku tidak mempunyai tempat untuk menggantungnya …..
Butuh dana juga, membeli gantungan baju yang pasti banyak, serta tempat gantungan bajunya atau etalasenya …..
Kemudian, ideku muncul! Ya, aku bisa menggelar ‘garage sale online!’ Yup! Aku langsung bergairah!
Hanya mengandalkan sisi kegaptekanku,
aku berusaha untuk mengumpulkan baju2 bekas layak pakaiku ke kotak2
plastik khusus dengan tanda ‘dijual’. Kemudian aku mulai mem-foto
baju2ku, lewat kamera atau BB, dengan latar belakang putih. Tetapi
karena aku sush untuk menunduk memajang baju2 di lantai, sehingga aku
menggelar handuk putih dan baju2ku aku pajang di atas handuk putih dan
memotretnya. Seteah itu aku men-create page di Facebook dan
mempostingnya.
Hmmmm ….. setelah sekian banyak, aku mulai mengundang
teman2ku di Facebook ……
Tidak ada rasa malu dalam menggelar even
pribadiku ini, selain untuk mengosongkan lemariku, aku tetap bisa
berkarya untuk memulai ‘bisnis’ kecil2an. Toh tidak ada biaya koq. Harga
yang aku pajang disana memang sangat miring. Tetapi memang ada yang
masih sangat bagus tetapi tidak bia aku palai lagi karena aku semakin
kurus, sehingga harganya bervariasi, dari 10 ribu sampai 200 ribu,
seperti tetanggaku kemarin.
Hmmmmm, setelah beberapa hari, respon
teman2ku tidak baik, mungkin mereka malu dengan membeli baju bekasku.
Padahal, aku sendiri tidak malu koq! Sehingga,aku cukup kecewa ketika di
hari ketiga aku publish, hanya 4 orang yang ‘liked’ page ku.
Lalu aku berpikir lagi, bagaimana
sekarang? Sudah kepalang basah! Aku harus berpikir keras! Sampai aku
ingat ada sebuah toko online yang mengklaim dirinya sbagai toko online
terbesar dan sangat laku! Jadi aku mendaftarkan diriku sebagai member
disana dan juga memposting semua foto2ku yang ada di page Facebook.
Seharian aku mempostingnya sampai semua sudah dimoderasi.
Dan …… taraaaaaaaaaa ……..
Hari itu juga ada yang SMS ke nomorku.
Bukan hanya 1 orang saja, tetapi beberapa orang, sampai aku bingung
karena aku tidak ingat lagi baju yang mana yang aku sudah posting. Satu
demi satu, aku uraikan sampai dalam 2 hari saja setelah posting, sudah
ada yang berminta membayar ke reening ku sekitar 6 orang dan masing2
membeli lebih dari 5 baju2 bekas layak pakai ku! Astaga ……
Dan hari ini, adalah hari ke 8 aku
memposting baju2 yang aku jual di ‘garage sale online’ ku. Sudah sekitar
hampir belasan orang yang mentransfer ke rekeningku, sekitar lebih dari
2 juta. Puji Tuhan! Dalam 8 hari ini, aku terus memposting baju2ku uang
untuk dijual, terus dan terus sampai semua yang memang akan aku jual.
Mungkin sekitar 200-an baju dan terus aku foto untuk posting. Terus dan
terus ……
***
Baju2 bekas ternyata ada berkatnya
sendiri untukku. Dan ketika kita melakukan yang terbaik untuk kita
sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki, semuanya bisa terjadi. Aku tidak
malu menjual baju2 bekas layak pakaiku dan hasilnya untuk menambah
tabunganku untuk anak2. Bahwa jika teman2ku malu untuk bergabung dengan
page ku, pun Tuhan memberikan jalanlewat tempat yang lain. Mendapatkan
uang dengan cara yang halal tidak susah, jika kita tetap mau
melakukannya dan berserah kepada Nya ……
Catatan :
Tulisan ini juga aku dedikasikan untuk edukasi dalam kegiatan ‘Internet Sehat dan Aman’, dalam komunitas IDKita Kompasiana.
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Garage Sale Online’ : Ada Apa Dengan Baju Bekas?”
Posting Komentar