Rabu, 26 November 2014
Hari Kedua di Zurich : Hidup itu Sangat Singkat …..
Rabu, 26 November 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Limmastrasse, Zurich, di pagi hari yang mendung …..
Sebelumnya :
Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya …..
Hari kedua di Zurich …..
Sejak masih di Jakarta, aku memang sudaah merencanakan untuk tour di beberapa tempat di Swiss, secara ini adalah ke-3 kalinya aku kesana. Dan aku ingin membawa anak2ku bisa menikmati apa yang aku pernah alami. Membawa anak2ku dalam kebahagiaan keluarga …..
Hari ini, setelah makan pagi di Migros, sebuah fasilitas perkantoran dekat dari HOTEL tempat aku menginap, yang terdapat banyak cafe2 cantik. Dan pilihan kami hanya 1, di cafe yang menjual makanan2 yang anak2 suka. Seperti kentang goreng, hamburger, hotdog, pastries, sosis, nugget, dan sebagainya. Bukan karena itu saja, tetapi hanya cafe itu yang menerima kartu kredit tanpa pin, seperti yang aku ceritakan di link diatas …..
Migros, fasilitas perkantoran disekitar tempat itu, yempat makan favorit kami ….. ( foto diambil di hari pertama siang, di Zurich )
Dengan berbekal peta, kami mulai mencari titip point wisata, yang kata petugas HOTEL berada di ujung jalan Limmastrassee, tempat hotel kami berada. Aku di dorong Michelle, dan seperti biasa, Dennis sibuk memotret apa yang dia inginkan.
Pagi itu aku memang sengaja datang pagi, untuk mencegah ‘kesasar’ dan ingin membeli beberapa tiket tour sampai beberapa hari kedepan.
Burung2 masih banyak berkicau, di kota yang sejuk dan damai ini. Bukan hanya sejuk, tetapi wakru itu masih cukup dingin, seperti di Amsterdam. Padahal, itu akhir Juni, ’summer time’, dimana seharusnya udara sudah panas, atau paling tidak, sejuk.
Aku bernyanyi2 riang dan bercanda dengan anak2ku. Saling meledek, tertawa nyaring, tanpa memperdulikan orang lain. Hari itu adalah pertengahan minggu, dimana warga disekitar kami, bergegas menuju ke pekerjaan mereka. Dan sepertinya, hanya kami beriga yang wajahnya berseri2 dalam eforia wisata, sementara yang lain, berwajah serius dan berjalan tergesa.
Trem listrik, bolak balik antar jemput warga. Tidak ada, atau jarang telihat mobil. Permukaan jalan pun dilapis aspal, dan dipenuhi alur2 trem listrik itu. Hilir mudik trem, tidak membuat bingung, walau ketika seperti akan bertabrakan, trem2 listri itu sudah mempunyai jalur2nya masing2, dan sangat sesuai dengan waktunya. Sehingga, seppertinya mereka sangat profesional.
Pagi basah sehabis hujan, di Zurich …..
Kami melewati banyak gedung2 perkantoran. HOTEL kami berada di 3 blok ke arah ujung jalan. Cukup jauh, tetapi tidak berasa berjalan jauh, ketika kami melakukannya dengan riang gembira. Sungguh sebuah ironis, ketika kami sangat malas hanya untuk berjalan dari rumah kami di Jakarta ke belakang rumah tempat minimarket, padahal hanya menewati 1 blok saja. Itu karena suasana lingkungan yang tidak ‘bersahabat’, apalagi untukku.
Di blok kedua, kami menemukan taman cantik, Limmastrasse Garden. “Suatu saat aku ingin sekedar bermain disana, mungkin di hari terkhir di Zurich”, pikirku.
3 blok sudah kami lewati, memang ada beberapa stand perusahaan dalam bak mobil terbuka, yang menjual tiket2 tour. Tetapi ternyata masih tutup. Makhlum, masih jam 8 pagi. Tetapi kami pun tetap bercanda bahagia. Apalagi anak2. Ketika kami sudah berada disana, ada 1 titik untuk menunggu, yang dilingkupi kaca bening, menahan angin dingin yang cukup menggigit.
Di ujung jalan Limmastrasse, memang terdapat beberapa stand tour Swiss. Dan wisatawan bisa membeli tiket tour lewat bus, kapal, taxi bakan pesawat disini …..
Aku di dorong kesana, dan Dennis dan Michelle langsung berlari2an. Mereka bermain lempar2 bola kecil, yang mereka temukan disana. Saling berteriak, tertawa2 sambil memanggil2 aku, untuk bermain bersama. Kubilang pada mereka, boleh dorog saja kursi roda mama, dan kita bisa bermain bersama …..
Tempat menunggu, tertutup kaca bening, menahan hembusan angin dingin …..
Menyenangkan sekali. Melihat anak2ku sangat excited menyambut hari. Wajah mereka bersemu kemerahan2an, penuh kebahagiaan. Aku pun demikian, wajahku pasti berwarna merah. Bukan hanya karena penuh kebahagiaan seperti anak2ku, tetpi juga karena aku sedikit kedinginan. Karena wajahku akan memerah jika aku marah, senang, kepanasan ataupun kedinginan …..
Anak2 terus dan selalu bercanda, membuat hatiku selalu diliputi kebahagiaan …..
Jam 9.00 tepat, masing2 stand perusaan tour disana membukan jendala mobilnya. Tetapi karena hari itu adalah hari kerja sehingga tidak terlalu penuh untuk mendapatkan tiket. Aku diantar anak2ku membeli tiket cukup banyak.
Hari itu, kami ingin city-tour, keliling Zurich. Pertama adalah naik bus besar, keliling kota dan berhenti di tempat2 wisata. Memakan waktu sekitar 2 jam. Lalu dilanjutkan dengan tour dengagn kapal pesiar di Zurich Lake, sebuah danau cantik, terkenal di dunia. Memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Untuk tur keliling kota Zurich dengan bus dan kapal pesiar, masing2 orang menghabiskan 39 Frank Dollar. Jadi, kami bertiga total 117 Frank Dollar. Oya, khusus Swiss tidak memakai mata uang Euro tetapi tetap dari dahulu, memakai Frank Dollar. Satu Frank Dollar dihargai dengan sekitar Rp 13.500, waktu itu. Jadi total kami menghabiskan uang untuk tour keliling kota Zurich sebanyak Rp 1.579.000. Hmmmm ….. hanya total 3,5 jam saja menghabiskan jutaan rupiah. Tetapi, sudahlah ….. memang niat untuk berwisata …..
Tour itu dimulai jam 10.00 tepat. Jam 12.00 kami akan sampai ke tepi Zurich Lake, dimana kami turun, masuk ke kapal pesiar, dan berkeliling Zurich Lake sampai 1,5 jam. Makan siang di kapal pesiar, tetapi harga belum termasuk makan. Jadi, kami masih harus menunggu sampai berangkat. Dan anak2 pun tetap ceria, tanpa peduli harus menunggu lagi.
Aku hanya duduk di tempat tunggu, dan anak2pun masih bermain, entah apa. Aku hanya tersenyum2 saja, ketika dengan manjanya selalu meminta aku bermain bersama mereka. Jika aku sehat, aku akan berlari2 bersama mereka, dan berteriak2 juga bersama mereka.
***
Hidup itu memang singkat. Dan aku meyadari itu. Sampai sekarang pun, kadang aku masih merasakan bahwa anak2ku masih berada dalam gendonganku. Aku timan2 mereka, aku ciumi mereka dan mereka akan tertawa2 sambil berteriak2 kegeilan. Tetapi sekarang aku terus merasakan bahwa sebentar lagi mereka akan ‘pergi’ dariku. Ya … mereka akan mengejar mimpi2 mereka, seperti waktu itu aku terus mengejar mimpi2ku.
Sudah 18 tahun aku hidup bersama Dennis dan 15 tahun dengan Michelle, itu pun aku merasa hidup itu sangat teramat singkat. Jadi, jika hidup kita singkat, jangan perah menyia2kan hidup kita. Peluk lah anak2 kita. Hiduplah dengan mereka dengan sebaik2nya, karena waktu akan melesat pergi, seperti yang aku rasakan sekarang ini …..
Berbahagialah anak2ku ….. mama mencintaimu, dan dan mama akan berusaha untuk terus bermain bersama kalian …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Hari Kedua di Zurich : Hidup itu Sangat Singkat …..”
Posting Komentar