Rabu, 13 November 2013

Pemeriksaan dan Terapi bagi Insan Pascastroke



By Christie Damayanti


13843361611130629471
guardianly.com

Janji sembuh dan perbaikan yang cepat bagi banyak penyakit, termasuk pasca stroke, sangat terdengar indah bagi seseorang yang baru mengalami stroke dan bagi keluarganya. Pada realitasnya, banak sekali produk yang diiklankan dengan cara seperti ini. Baik obat2an yang bukan dari dokter, jamu dan herbal, ataupun alat2 mekanis. Semuanya cukup mahal, tetapi belum ada yang terbukti efektif dalam kaitannya dengan stroke.

Walau saat ini, akupuntur, herbal, meditasi, serta musik merupakan terapi alternatif, dan sebaiknya hanya dipertimbangkan untuk mengendalikan beberapa faktor resiko atau sebagai terapi pelengkap dalam fase pemulihan.

Seperti pada banyak artikelku tentang stroke dan kesaksian2ku didalamnya sebagai insan pasca stroke, serangan stroke merupakan ’serangan terhadap otak’. Sebuah ‘penyakit otak’, yang berhubungan dengan pembuluh darah otak dan syaraf2 otak. Sebuah penyakit yang berhubungan dengan otak adalah tidak main2, karena otak adalah ‘nahkoda’ kita, nahkoda makhluk hidup. Sehingga, sangat tidak main2 dalam recoveri dan penyembuhannya.

Otak adalah ‘misteri’. Bahwa mungkin hanya baru sekitar 10% para ahli kedokteran mempelajari otak. Masih banyak yang belum bisa dipelajari, sehingga bagi manusia, otak benar2 masih misteri. Apalagi serangn penyakit yang berhubungan dengan otak. Sehingga, sampai sekarang belum ada yang mampu mengembalikan fungsi otak kita ketika teerserang stroke, seperti aku …..

Seperti yang aku tuliskan diatas, kalangan medispun masih meraba2 dalam penanganan pemulihan anyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi dan menangani pemulihan pasca stroke. Beberapa metoda pun dilakukan untuk ‘penyembuhan’ secara berkala. Dari segi medis, pasti adalah yang utama, tetapi terapi2 alternatif ( baik terapi fisik, herbal, akupuntur dan sebagainya ) bisa membantu pemulihan secara bertahap.

Berapa lama pasien stroke perlu dirawat-inap?

Lama waktunya sebenarnya tergantung dari tingkat keparahan stroke dan jumlah pemeriksaan yang perlu dilakukan.

Seperti aku, aku dirawat di rumah sakit di San Francisco selama 2 minggu, untuk tahap awal. Benar2 awal dari terserang stroke, belajar minum, belajar makan, belajar berbicara, dan sebagainya untuk aku bisa kembali sebagai manusia, sampai aku bisa diterbangkan ke Jakarta.

Kemudian, aku diterbangan ke Jakarta dan dirawat inap selama sekitar 1 bulan di sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat, sampai aku yakin untuk bisa ‘hidup’. Belajar duduk, belajar berdiri, belajar berjalan, belajar menulis, belajar berhitung dan semua jenis pelajaran hidup. Dan pemeriksaan2 pun terus dilakukan. Jadi, aku dirawat inap sekitar 6 minggu sampai aku dan keluarga serta dokter2ku yakin bahwa aku sudah mampu untuk ‘tegak berdiri’ dalam keterbatasan …..

Untuk pasien stroke ringan yang mengalami TIA ( Transient Ischemic Attack ), rata2 perlu rawat inap antara 1 atau 2 hari. Untuk stroke ringan diperbolehkan pulang sekitar beberapa hari saja. Tetapi untuk pasien stroke berat, perlu perawatan sampai berbulan2 untuk pemeriksaan, terapi dan rehabilitasi. Dan biasanya, anggota keluarganya justru diminta menginap di rumah sakit, untuk support si pasien.

Pemeriksaan2 apa saja yang dilakukan?

Yang terpenting adalah pemeriksaan laboratorium ( darah dan urine ), untuk mencari penyebab utama si pasien terserng stroke. Apakah tekanan darah, atau tingginya kadar gula dalam darah atau juga adanya sumbatan2 di pembuluh2 darahnya, serta kemungkinan2 yang berhubungagn dengan pembuluh darah keseluruhan, seperti pembuluh darah jantung. Pemeriksaan2 ini berbeda antar pasien stroke, bergantung banyak hal, karena serangan stroke itu berlainan bagi masing2 penderita.

Dari hasil laboratorium, pemeriksaan secara paralel adalah pemeriksaan otak. Seberapa parahnya otak yang terserang stroke, seberapa parahnya pecah pembuluh darah otaknya, atau seberapa parahnya sumbatan2 karena lemak atau kolesterol di pembuluh darah otaknya. Dengan diagnosis lewat CT-Scan dan MRI ( Magnetic Resonance Imaging ), mesin itu akan merekam citra otak kita dan memperlihatkan ‘irisan’ melintang otak untuk mengungkapkan daerah abnormal ( yang cacat ) di dalam otak si pasien.

138433622220398995
13843362551257978501

Ini adalah otak kiri ku yang sekitar 20% sempat terendam darah. Bahwa hasil ini membuktikan kalau otakku merupakan salah satu serangan stroke cukup parah untuk bisa kembali lagi bepembuluh darah utamarkegiatan sebagai manusia normal. Dikatakannya, secara medis, aku hanya mampu berbaring saja, dan tidak mamp untuk berjalan apalagi berpikir dan bekerja …..

Selanjutnya, pereiksaan advance adalan lewat Ultrasonografi dan MRA ( Magnetic Resonance Angiography ). Pemeriksaan ini digunakan untuk mencari kemungkinan penyempitan arteri atau bekuan darah di pembuluh darah utama di tubuh kita. Terutama, MRA ini berfungsi untuk mengidentifikasi ‘kegiatan’ pembuluh darah di otak.

Pemeriksaan2 ini adalah yang utama. Tetapi jika keluarga pasien menginginkan pasien diperiksa secara mennyeluruh, akan ada beberapa pemeriksaan2 yang lain. Seperti Angiografi Otak ( pemotretan otak dengan sinar X-ray  dan memperlihatkan pembuluh2 darah di leher dan kepala yang akan mengidentifikasikan aliran darah di semua fase ). 

Ada pemeriksaan Pungsi Lumbal ( akan dilakukan jika serangan stroke diagnosisnya belum jelas. Ada juga pemeriksaan EKG atau Elektrokardiografi, yaitu mencari tanda2 kelainan irama jantung sebagai kemungkinan terserang stroke. Kemudian Ekokardiografi, yaitu untuk mencari ‘kerusakan’ struktur jantung seperti kelainan katup atau pembesaran rongga jantung, dan mendeteksi bekuan darah yang bisa penyebab serangan stroke.

***

Ketika serangan stroke terjadi kepada kita, kita pasti tidak atau belum sadar tentang terangsn itu. Keluarga kita pun belum tentu mengetahui nama ’sakit’ itu, apalagi pertolongan pertamanya. Banyak keluarga yang menganggap si pasien terserang ‘masuk angin’ atau apapaun namanya sehingga mengakibatkan lumpuh atau bicaranya ‘pelo’. Sosialisasi memang sangat perlu dilakukan. Itu bukan tugas pemerintah atau medis saja, melainkan kita mencoba melakukannya kepada lingkungan kita.

Dan jika diagnosis akhir dari doter atau rumah sakit bahwa kita atau seseorang dari antara keluarga kita terserang stroke, yang paling utama adalah ‘menyembuhkannya’ lewat jalan medis. Dan terapi2 penunjang sebaiknya berdiskusi dengan dokter syarafnya. Biasanya dokter syaraf akan meganjurkan untuk melakukan terapi2 sesuai dengan yang dianjurkan.

Selain pengobatan dan pemulihan secara medis dan terapi2 yang dianjurkan, sebaiknya tidak dilakukan karena lihat saja, betapa rumitnya otak dan tubuh kita. Walau kita percaya bahwa Tuhan adalah penyembuh segalanya melalui apapun caranya, tetapi jika tidak yakin untuk dilakukan, tetap melihat yang terbaik …..

1384336307108288230
Terapi fisik pertama kali hari ke-2 setelah serangan stroke tanggal 9 Januari 2010 di rumah sakit di San Fancisco.

Terapi fisik, seperti yang aku lakukan sesuai dengan anjuran dokterku, dengan perubahan ‘lifestyle’ adalah hal yang utama untukku. Lifestyle hidup sehat dengan makan makanan yang baik, menguragi stres serta hidup bahagia itu dalah terapiku. Ditambah terapi otakku dengan menulis setiap hari, sangat ‘menyembuhkan’ku sehingga aku bisa seperti sekarang ini, sebagai insan pasca stroke yang lebih berbahagia ……

Tags: ,

0 Responses to “Pemeriksaan dan Terapi bagi Insan Pascastroke”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks