Rabu, 16 April 2014

Menulis Merupakan ‘Pelarian’ku: Ternyata Membuka Kesempatan untuk Mengejar Mimpi-Mimpiku



By Christie Damayanti

Dokumen Valentino
Dokumen Valentino

Semua manusia diberi talentanya masing2, aku sangat percaya itu. Tuhan adalah Maha Kasih dan Maha Segala2nya. Masing2 manusia harus mencari apa yang dimilikinya, apa talentanya dan bagaimana mengembangkan talenta tersebut untuk kehidupannya. Dan lebih jauh lagi, bagaimana talentanya tersebut bisa untuk melayani dan memuliakan Nama Tuhan …..

Untuk mencari talenta pun ternyata gampang2 susah. Mungkin jika seseorang memang merasakan keinginannya yang mendalam tentang sebuah pekerjaan, bisa jadi itulah talentanya. Atau kebalikannya. Belum tentu, maksudku. Seperti aku yang dari dulu ingin menjadi seorang arsitek, ternyata sekarang aku merasakan sebuah sensasi yang luar biasa dalam bekerja sebagai seorang arsitek. 

Keinginanku meluap2 ketika aku mendesain atau membangun sebuah bangunan untuk masyarakat. Dan hasilnya mempunyai nilai lebih, bukan hanya karena desainnya yang indah saja, melainkan kenyamanan dan keinginan masyarakat untuk senang berada di bangunan tersebut.

Dan aku merasa talentaku benar2 ada di dunia arsitektur serta dunia konstruksi, sehingga sudah 20 tahun lebih aku malang melintang di dunia ini dengan nyaman dan bahagia!

Tidak terpikir padaku ketika aku terserang stroke. Aku yang sebelumnya memang terus berada di dunia arsitek dan konstruksi, pada kenyataannya fisikku tidak mampu lagi untuk berada disana, dengan kelumpuhan 1/2 tubuh kananku. Sehingga aku ‘terpuruk’ ditengah2 mimpiku untuk terus bisa menjadi seorang arsitek di dunia konstruksi.

Tetapi ternyata, Tuhan memberikan aku sebuah talenta lain, yang 180 derajat berbeda dari talentaku sebagai seorang arsitek. Aku mulai menekuni sebagai seorang penulis amatir. Bukan untuk mencari penghidupan tetapi mulainya hanya dari sebuah ‘pelarian’ karena tidak mampu bergerak lebih, dari hanya duduk untuk membaca dan menulis.

‘Pelarian’ itu menjadi sebuah terapi untuk otakku. Benar2 terapi otak, ketika aku mrnyadari bahwa aku lebih bisa menulis dibanding berbicara karena syaraf2 bicaraku masih terkena dampak serangan strokeku, dibanding dengan syaraf2 menulis.

Dan dari terapi menulis, menjadikan sebuah hobi dimana jika tidak menulis 1 artikel saja, maka semangatku akan hilang …..

Kekuatan menulis sudah sejak lama aku rasakan.


Dan sampai sekarang pun, tidak henti2nya aku mengucap syukur pada Tuhan, bahwa dengan menulis, terus menerus menulis, mata dunia akan terbuka untuk seorang Christie, bahwa walau aku cacat dan lumpuh 1/2 tubuh kanan, aku tetap bisa berkarya lewat talenta baru yang Tuhan berikan padaku ……

***
 
Dari hanya ‘PELARIAN’, menjadi TERAPI otak dalam menumbuhkan syaraf2 otakku yang sedang layu dan rusak karena stroke, lalu berkembang menjadi sebuah HOBI yang mambuat aku segar dan semangat jika menulis, walau mungkin tidak ada yang membaca tulisanku, kini aku mempunyai MIMPI untuk bisa mengembangkan PELUANG ku untuk bisa berkarya dan berpelayanan dalam Tuhan!

Aku aku benar2 membuka diri dan hatiku untuk setiap KESEMPATAN yang dipercayakan kepadaku jika seseorang menawarkan banyak hal, yang selalu diinformasikan padaku. Misalnya, wawacara, seminar, talk show, siaran radio, memberi opini, pameran bahkan semakin kesini semakin banyak yang memintaku untuk bersaksi serta melayani orang2 yang berputus asa dan depresi.

Tetapi tetap ada syaratnya! Bahwa kita BERANI melawan ketidak-berdayaan kita, tetap BERUSAHA, BERDOA dan BERSYUKUR pada Tuhan dengan ketidak-mampuan kita, ditambah PERCAYA dengan pertolongan Tuhan, bahwa DIA yang akan membimbing kita untuk masa depan yang cerah! Bahwa rancangan NYA bukan rancangan kecelakaan untuk kita, tetapi damai sejahtera, walau sekarang ini keadaan kita yang terjelek menurut kita …..

Konsep dari :

‘Pelarian’, terapi dan hobi yang membuka peluang dan kesempatan untuk sebuah mimpi, merupakan rancangan yang luar biasa dari Tuhan!

Ketika talentaku sebagai arsitek lama kelamaan pupus karena aku terserang stroke, kemudian berganti talenta yang 180 derajat berbeda, aku tidak pernah tahu dan aku juga tidak pernah mengerti. Apa yang Tuhan mau dalam hidupku? Tubuh cacat yang seharusnya sudah ‘mati’ ketika terserang stroke berat 4 tahun lalu, ternyata malah Tuhan memberikan talenta baru yang menurutku sangat lebih baik dari yang ada sebelumnya.

Dulu, aku berusaha untuk mencari nafkah bagi anak2ku sampai mampu menabung untuk masa depan mereka bahkan bisa sedikit bersenang2 dengan mereka, sekarang sepertinya Tuhan mau aku melayani NYA lewat berbagai kesempatan. Dari awalnya dengan menulis, mulai berkarya, membuka diri serta hati dan mulai dan terus menerima tawaran2 dalam berbagai kesempatan, untuk datang dan bersaksi bahwa ini lah ke-luarbiasaan Tuhan!

Untukku ( belum tentu yang lain ), intinya adalah membuka diri dan hati untuk sebuah kesempatan apapun yang Tuhan berikan padaku, lewat banyak hal.

Bisa dibayangkan, jika waktu itu temanku yang mengajak aku mulis di Kompasiana, aku tolak mentah2, mungkin aku tidak akan seperti ini. Jika aku juga menolak dari teman baru di PT Pos Indonesia untuk berbicara di depan 200 guru Bahasa Indonesia se-Jakarta ( lihat tulisanku Kompasiana dan Museum Prangko, Membuat Aku Mulai Bisa Merefleksikan Diri Dibalik Ketidaksempurnaanku ) karena tidak percaya diri bicaraku masih belepotan, aku tidak akan atau belum seperti sekarang ini.

Juga ketika aku menolah untuk bicara di depan 500 IPS ( insan pasca stroke ) di Hari Stroke Sedunia 2011 ( lihat tulisanku Merajut Kemandirian Bagi ‘Stroke survivor’ : Sarasehan Hari Stroke Sedunia - 29 Oktober 2011 ), pun aku tidak akan menjadi motivator bagi teman2 IPS dan disabled.

Semuanya adalah hasil ‘kenekad-an’ ku untuk mengambil kesempatan2 yang ditawarkan kepadaku, dengan keinginan untuk memuliakan Tuhan. Dan sepertinya, itu yang Tuhan inginkan NYA untukku, ketika serangan stroke datang …..

Serangan stroke berat, yang membuat aku sebenarnya sering depresi dan putus asa, tetapi aku tidak mau berlama2 dalam keputus-asan ku. Karena ketika secara fisikku pun susah untuk bergerak dan berbicara, serta hanya mampu menunggu pertolongan untuk berjalan keluar, aku semakin depresi, karena aku tidak mampu berbuat apa2 …..

“Marilah yang berbeban berat, AKU akan memberikan kelegaan kepadamu”, itu lah janji Tuhan. Dan aku datang kepada NYA, meminta berkat pada NYA, dan Tuhan memberikan kelegaan kepadaku ……

Dan aku akan abaikan orang2 yang mengejekku, menghinaku, bahkan dikatakan ‘lebay’ dan pamer atau apapun sebagai ketidak-sukaan terhadapku, untuk menghimpun ENERGI POSITIF demi pemulihanku, perlahan, sesuai dengan rencana NYA.

Ini bukti dari hasil ‘pelarianku’ dalam menulis, yang menjadikan aku mampu terus berkarya dan melayani dalam Tuhan, dan aku akan tetap melakukan yang terbaik untuk NYA lewat bnyak orang :





Terima kasih Tuhan, terima kasih ….. Dan mari terus berkarya, dalam Tuhan …..

Catatan :

Terima kasih juga untuk Valentino yang terus mendukungku sebelum sakit bahkan sampi sekarang 
…..

13096071791943036955

Tags:

0 Responses to “Menulis Merupakan ‘Pelarian’ku: Ternyata Membuka Kesempatan untuk Mengejar Mimpi-Mimpiku”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks