Senin, 21 April 2014
Membangun Rumah Sakit yang Baik, Bukan Hanya Sekedar ‘Mendesain’ saja…
Senin, 21 April 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
bisnis ,
manajemen ,
sosbud
Sebuah desain, untukku sebagai arsitek
merupapakan eksistensi diriku, apalagi jika desain tersebut bisa beguna
bagi orang lain. Jika aku mendesain rumah pribadi, pastilah akan berguna
bagi klienku, tetapi mungkin tidak untuk klienku yang lain, karena visi
dan misi serta tujuan mereka berbeda. Tetapi jika desianku dalam
bangunan2 umum benar2 berguna bagi orang banyak, itu merupakan prestasi
tersendiri, apalagi desain bagunan umum tersebut menjadi berkat bagi
banyak orang.
Sebut saja, ketika aku diminta melayani
sebagai arsitek lepas bagi sebuah rumas sakit Kristen swasta dalam
pelayanan. Ketika Tuhan ‘memanggil’ aku untuk sebuah pelayanan,
mendesain dan membangun tanpa pendapatan ( volunteer ), tetapi aku tetap
melakukan yang terbaik bagi orang lain, sejak tahun 1994 sampai tahun
2005.
Mungkin aku bisa sedikit sharing tentang
konsep sebuah desain rumah sakit, dimana sebuah rumah sakit akan lebih
bermakna jika mempunyai standard2 yang jelas.
Merencanakan fasilitas fisik sebuah
rumah sakit secara tepat guna dan efektif, merupakan salah satu cita2ku.
Ya, aku yang dibesarkan dengan banyak penyakit, terutama sekarang ini
sebagai insan pasca stroke, aku menginginkan rumah sakit yang nyaman
dalam membantu pemulihanku.
Perencanaan fisik rumah
sakit yang sesuai dengan tujuanku dan terencana, akan dapat memberikan
kemudahan2 dalam manajemen rumah sakut tersebut, dalam memberikan
pelayanannya.
Dengan semakin tingginya permintaan akan kualitas
pelayanan masyarakan dalam bidang kesehatan dan rumah sakit, maka oihak2
penyedia rumah sakit ( baik pemerintah ataupun swasta ) tidak lagi
mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat umum.
Sehingga kita
sebagai desainer, membutuhkan strategi dan prioritas kebutuhan dalam
perencanaan, perancangan dan pengelolaan serta manajemen dan fasilitas2
rumah sakit.
Untuk mendesain sebuah rumah sakit, ada
tahapan2 sesuai dengan konsepnya. Seperti yang aku lakukan untuk rumah
sakit yang aku desain. Kami membentuk tim desain yang terdiri dari
beberapa arsitek, lalu insinyur sipil yang menghitung beban serta tim
elektrikal dan mekanikal, secara rumah sakit mempunyai fasilitas2 yang
memang harus berhubungan dengan kelistrikan, daya ataupun komunikasi.
Setelah itu kami menghadirkan manajemen rumah sakit tersebut sebagai ‘pemakai’, yaitu dokter2 serta tim manajemen rumah sakit.
Pengertian dan komponen2 rumah sakit
serta tipologi dan tinjauan arsitektural, pelayanan serta klasifikasi
rumah sakit, pun harus dikuasai sbagai arsitek. Karena jika kita hanya
mau mendesain rumah sakit bersalin, tidak harus mempunyai ruang2 khusus
dan detail tentang pasen stroke, walau kemungkinannya memang ada seorang
ibu hamil yang menderita stroke.
Begitu juga jika kita mendesain rumah
sakit kanker, ibu2 hamil tidak akan khusus menuju ke rumah sakait
tersebut, karena tidak akan ada dokter ginologi atau bidan di rumah sait
kanker, walaupun kemungkinannya pun ada, seorang penderita kanker dan
hamil.
Untuk klasifikasi2 rumah sakit harus
dibicarakan oleh pemilik proyek, mau didesain apa rumah sakit tersebut.
Dari pertolongan pertamanya ( emergensi nya ), dokter2nya, fasilitas2
pelayanannya sampai ruang rawat jalan dan rawat inap juga jika ada yang
meninggal, bagaimana fasilitasnya.
Bukan hanya klafisikasi2 jenis2 rumah
sakitnya saja, tetapi juga klasifikasi2 tentang fasilitas2nya. Apakah
fasilitas2 mewah, ataukah fasilitas2 fungsional, atau juga fasilitas2
rumah sakit perkotaan bahkan nasional, atau hanya rumah sakit lingkungan
saja, dan itu tergantung dari dana dan luas lahan, serta ijin rumah
sakit.
Infra-struktur sebuah rumah sakit juga harus mumpuni dan memadahi.
Karena namanya saja rumah sakit, pemakainya adalah masyarakat yang
sakit dan benar2 membutuhkan pertolongan fisik segera. Jika
fasilitas2nya tidak memadahi, tiba2 bisa saja listrik padam sementara
ada yang sedang di operasi atau sedang melahirkan. Dan itu bisa
menjadikan yang sakit menjadi lebih sakit lagi, bahkan meninggal. Karena
itu, sebuah rumah sakit adalah ‘bangunan spesial’, untuk menjadi berkat
untuk sesama …..
***
Menyehatkan masyarakan, sebenarnya bukan
karena adanya sebuah rumah sakit. Tetapi masyarakat sendiri yang harus
memberikan perhatian khusus bagi tubuh dan fisiknya dalam kesehatan
hidupnya, yaitu :
1. Hidup sehat diri, baik dari
fisik maupun pemikiran. Life-stryle bagi orang2 mud jaman sekarang (
termasuk aku ), memberikan sebuah kenyataan bahwa hidup yang tidak sehat
serta life-style yang amburadul akan menghasilkan penyakit yang
berkepanjangan.
Misalnya,
Life-style dengan makanan2 yang tidak
sehat, merokok atau minum minuman keras terus menerus. Juga tidak ada
istirahat atau workoholic serta eforia yang terus menerus akan
mengakibatkan stres yang berkepanjangan, dan bisa mengakibatkan ( salah
satunya ) stroke.
2. Pencegahan masuknya bibit penyakit, akan juga menjadi pengalaman khusus.
Misalnya,
Jika kita mempunyai keturunan bagi
penyakit2 tertentu karena ‘gen’ ( seperti hipertensi, diabetes ), kita
harus tahu untuk bisa mencegah masuknya penyakit2 tersebut dalam tubuh
kita.
3. Jika memang kita sudah sakit, apalagi yang cukup berat, memang sebaiknya berobat ke dokter dan rumah sakit.
4. Dan setelah itu untuk
‘menyembuhkan’ penyakit2 tertentu haruslah melakukan terapi dan
rehabilitasi yang menyluruh, terpadu dan berkesinambungan, seperti aku
sebagai insan pasca stroke.
Sebelum mendesain sebuah rumah sakit
pun, kita harus tahu dahuu tentang kegiatan2 kesehatan keluarga. Karena
sebagai arsitek, aku tidak ingin rumah sakit yang aku desain tidak
mencerminkan ‘bangunan yang menyembuhkan penyakit’, tetapi justru
‘menularkan penyakit baru’. Bukan secara fisik penyakit, tetapi secara
membuat stres karena desain rumah sakit menjadi sebuah ‘horor’ bagi
keuangan.
Oleh karena itu, untuk mendesain sebuah
rumah sakit, kita harus tetap mencari fungsi2 yang tepat untuk
fasilitas2nya. Bukan fasilitas2 yang menjadikan rumah sakit itu terlalu
mewah dan tidak sesuai dengan banyak hal …..
Beberapa contoh rumah sakit modern
dengan fasilitas2 yang juga modern, yang sekarang lebih disukai oleh
sebagian konsumen atau masyarakat yang sakit.
Dan sekarang ini, justru konsumen lebih
memilih rumah sakit mewah dan modern tetapi belum tahu ‘apa dan
bagaimana’ fasilitas2 rumah sakit tersebut. Karena jika sebuah rumah
sakit modern dengan penampilan mewah, belum tentu dokter2 dan
manajemennya berpengalaman walau fasilitas2nya super canggih …..
*Lalu, bagaimana dengan masyarakat
marjinal tetapi juga membutuhkan tempat berobat? Apakah rumah sakit
modern selalu mahal? Apakah memang hanya rumah sakit ‘kampung’ yang
hanya boleh dimasuki oleh masyarakat marjinal?
Terlepas dari masalah2 non-fisik dan manajemen rumah sakit tersebut, mungkin bisa aku bagikan di beberapa artikel2ku tentang sebuah kota dengan masyarakat yang sehat untuk membangun negara, dalam sebuah desain rumah sakit yang mumpuni ……
Bersambung ……
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Membangun Rumah Sakit yang Baik, Bukan Hanya Sekedar ‘Mendesain’ saja…”
Posting Komentar