Senin, 12 Agustus 2013

‘Kawasan Kemang’: Masih Adakah Lingkungan Asri di Sana?



By Christie Damayanti

13770630111310134227
www.alilahotel.com

Siapa yang tidak mengenal Kemang? Sebuah kecamatan di Selatan Jakarta, sebuah daerah yang dikatakannya tempat ‘orang2 bule’ dan sebuah tempat yang banyak orang katakan sebagai daerah ‘borjuis’, dunia hedonis atau pun kehidupan eksekutif mengeah atas Jakarta.

Jika kawasan Menteng ( lihat tulisanku ‘Weltevreden’ : Taman Wisata Jaman Kolonial Belanda, Konsepku untuk Jakarta ) di miliki oleh orang2 kaya dan lebih dipilih generasi tua sebagai tempat tinggalnya, tetapi Kemang adalah kawasan orang2 muda, global ( dunia tahu bahwa warga negara asing banyak tinggal di Kemang ) serta merupakan tempat eksekutif kaum muda dengan fasilitas2 hedonisme yang lengkap. Ada mall, cafe, club2 malam, resto2 mahal kelas dunia ataupun rumah2 cantik, besar, dengan fasilitas2 yang sangat lengkap untuk sebuah kehidupan yang nyaman dan glamour.

13770631371361638636
13770632311093261272

Resto2 kelas dunia, hamper semua kuliner dunia ada di Kemang, karena memang untuk fasilitas expatriate yang bekerja di Jakarta …..

Memang, sebagian bukan rumah2 besar dengan fasilits2 yang lengkap tetapi tetap saja rumah2 kecil tersebut dihargai tinggi karena merupakan daerah Kemang! Dan rumah2 tersebut, apalagi yang besar2, seringkali ‘tidak tersihat’ dan bersembunyi diantara pepohonan asri serta berada jauh dari jalan utama. 

Artinya, rumah2 tersebut diatas tanah yang super luas dengan kebun segala macam pohon dan bunga2an, seperti layaknya di kawasan Rodeo Drive atau Burbank di Los Angeles, tempat rumah artis2 Hollywood di Amerika! Ya! Aku melihatnya seperti itu, walau sebagian besar bukan artis Indonesia melainkan eksekutif2 Jakarta dan expatriate2 dari banyak negara, dengan penghasilan puluhan bahkan ratusan juta per-bulannya …..

Ketika aku masih bersekolah ( sekolahku di Kebayoran Baru ), banyak orang tua teman2ku mempunyai dan tinggal di rumah di Kemang. Sehingga aku bisa sedikit mengamati kehidupan mereka dari dekat. Beberapa temanku yang orang tuanya kaya, sering mengundangku untuk bermain kerumahnya, bahkan menginap disana jika libur. 

Rumah2 mereka sangat luas, dengan halaman yang dihiasi berbagai ukuran kolam renang serta seluruncuran2 kecil yang asik sekali, membuat aku betah bermain disana. Ditambah hewan2 peliharaannya, menjadikan aku sangat bahagia secara aku sangat cinta hewan. Dan walau hanya1 malam tinggal disana, aku sempat mengamati serta merekam di otakku hidup mereka yang sangat berbeda dengan hidup keluargaku …..

Itu dulu, Kemang jaman aku masih bersekolah. Dengan rumah2 besar yang tersebunyi serta ( hanya ) beberapa cafe2 dan club2 malam, juga tempatnya agak ‘tersembunyi’ di daalam pepohonan. Tetapi ketika aku mengumpulkan memori kesana, Kemang sedikit berubah. Rumah2 besarnya masih sama dengan perombakan2 yang seringkali besar2an, dan bertambahkan rumah2 besar yang baru. Fasilitas perdagangan seperti mall, cafe serta club2 malam, berbanding lurus dengan resto2 kelas dunianya. 

Kemang menurutku tidak menjadi daerah yang asri lagi, tetapi Kemang sudah berubah menjadi daerah entertainment kaum muda dan expatriate2 dunia. Dan Jakarta ‘gagal’ menjadikan Kemang di selatan Jakarta sebagai daerah penyerapan air Jakarta, karena dibangunya rumah2 besar dan ‘menyita’ tanah2 sehingga air Jakarta mulai mengalir ke tempat yang rendah …..
 
13770632941796767890
Hotel, perkantoran, toko2, art gallery, resto2 atau cafe2 di Kemang

Seperti tulisan2ku tentang ‘Poros Timur - Barat’ untuk perluasan daerah pemukiman ( lihat tulisanku Semakin Bertambah Saja ‘Beban Jakarta’, dan Slogan ‘Jakarta Bebas Banjir’ Tetapi Tidak Peduli dengan Penyerapan atau yang berhubungan Kawasan Puncak terus Menjadi Obyek Bisnis, lalu Bagaimana dengan Hutan Lindung dan Banjir Jakarta? ), sebenarnya Kemang bukan sebagai daerah pemukiman, walau tetap ada rumah2 besar dengan tanah yang luas. 

Konsepnya adalah KDB rendah, yang seharusnya sudah diperhitungkan sebagai daerah penyerapan air Jakarta. Tetapi dengan perkembangan jaman, sepertinya pemda DKI ‘meloloskan’ KDB tinggi, bahkan rumah2 semakin padat, sehingga air benar2 tidak terserap. Akhirnya sudah jelas, banjir melanda Jakarta, secara selatan Jakarta counturnya sedikit lebih tinggi sehingga air mengalir ke downtown kota Jakarta …..

Tetapi sangat disayangkan. Ketika banjir Jakarta sudah semakin sering, pembangunan di selatan Jakarta pun semakin sering juga. Apakah tidak terpikir, ( atau tidak mau berpikir? ) tentang hal ini?

Jika banjir sekarang sudah ‘masuk’ ke Kemang, berarti air tanah Jakarta sudah semakin ke selatan Jakarta. Artinya lagi, paling tidak sejauh itulah ( selatan Jakarta ) air tanah Jakarta sudah ‘menggenang’ di dalam tanah dan menunggu ‘titik jenuh’ ketika air tanah bercampur dengan air hujan serta air2 dari sungai, danau dan sebagainya. Padahal, selatan Jakarta justru berkonsep sebagai penyerapan dan seharusnya tanah selatan Jakarta masih ‘kering’ dan ‘menunggu’ air dari sekitarnya …..

1377063404197563685
www.tmcmetro.com
Ternyata Kemang pun banjir …..

Aku memang bukan seorang ahli air, bukan juga seorang yang mengerti tentang hidrolika dan perhitungan2 penyerapan air, pengalirannya serta penyebarannya. Tetapi secara logika aku mengerti siklus air di sebuah kota dan secara urban planner humanis, aku sangat mengamati bagaimana siklus air dalam pembentukan kota Jakarta. 

Dan ketika kawasan Kemang dan selatan Jakarta sudah menjadi ‘titik jenuh’ bagi air Jakarta, tidak menutup kemungkinan jika kawasan Kemang dan selatan Jakarta tidak diperbaharui dan tidak dijaga kelestarian lingkungannya, downtown Jakarta belasan tahun atau puluhan tahun kemudian akan ‘terendam’ banjir, karena selatan Jakarta cenderung counturnya lebih tinggi dari downtown Jakarta itu sendiri …..

Sekarang, bagaimanakah kita bisa melestarikan kawasan Kemang dan selatan Jakarta untuk dapat ‘menyelamatkan’ kota Jakarta? Seperti yang aku tuliskan di beberapa link ku diatas, konsep ‘Poros Timur-Barat’ dari pemda, dilakukan dengan baik. Tetapi pun, pemda harus konsekwen dengan konsepnya. Ketika aku tahu tentang ‘Poros Timur-Barat’, aku juga tah bahwa pemda tidak akan membangun fasilitas2 yang memudahkan bagi ( calon ) penghuni rumah2 di selatan Jakarta, sehingga mereka lebih memutuskan membeli rumah di Timur atau Barat Jakarta. Tetapi pada akhirnya, pun pemda membangun fasilitas2 bagus ke arah selatan Jakarta, misalnya jalan2 tol kearah sana.

Pun juga ternyata developer2 membangun perumahan elit di selatan Jakarta, lebih mahal dibandingkan Timur dan barat Jakarta dengan semuanya setara, dan semakin lama semakin banyak! Lihat saja, perumahan di Bintaro sudah sampai sektor 9! Itu menandakan peminatnya semakin banyak untuk membeli rumah di selatan Jakarta …..

Kawasan ‘downtown’ Kemang, terus dibangun. Dari titik keramaian Kemang ( sekitar mall F&B La Codefin dan lingkungan dekat McD ), sekarang sudah meluas kemana2. Sepanjang jalan Bangka terus ke selatan, resto2, cafe2, toko2, bahkan club2 malam semakin banyak. 

Aku tidak tahu sekarang, apakah sekarang peruntukkan tanah disepanjang jalan Bangka sudah berubah menjadi daerah bisnis dan perdagangan? Sepanjang yang aku tahu, daerah itu untuk pemikiman dengan KDB rendah, untuk menjaga kelestarian lingkungannya ……

13770634631691787902
13770635221400344105

Masih lagi tentang kemacetannya, sudah menjadi ‘tradisi’ jika melewati ‘downtown’ Kemang akan mengalami kemacetan yang luar biasa, pagi, siang sampai malam!

‘Dunia’ Kemang, dunia elite. Sebuah kawasan yang kemungkinan besar tidak akan ‘terusik’ oleh pemda, keran Kemang sudah dianggap baik, dan masih banyak daerah2 lain yang harus diperhatikan. Tetapi justru Kemang bisa menjadi daerah yang ‘tidak terkontrol’ ( seperti Kelapa Gading? Lihat tulisanku ‘Dunia Glamour dan Gemerlap’ Kelapa Gading ).

13770635641915011064
www.happymagnet.com
1377063608466280362
www.indonesia-travel.com


Dunia malam di Kemamg …..

Dan jika kita mau mewujudkan ‘Jakarta lebih baik’ semuanya harus saling terkait, saling berinteraksi dan lebih2 saling berkoordinasi. Juga saling bahu membahu antara pemerintah pusat, pemda dan warga kota. 

Sekarang, kemana kepedulian pemda dan warga Jakarta untuk Jakarta menjadi kota yang lebih baik ???

Tags:

1 Responses to “‘Kawasan Kemang’: Masih Adakah Lingkungan Asri di Sana?”

Rachmat Papine Razijed van Kemang mengatakan...
1 Desember 2015 pukul 00.12

Hai, salam kenal.
tak sengaja membaca tulisan tentang kemang. tulisan yang inspiratif, namun sepertinya ada kesalahan atau kekurangtahuan tentang kemang, seperti pada kalimat: Siapa yang tidak mengenal Kemang? Sebuah kecamatan di Selatan Jakarta...
Berikut adalah sekadar masukan dari saya..jika berkenan bisa dilihat di http://rachmatpapinerazijed.blogspot.co.id/2015/10/kemang.html
salam,
rachmat.


Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks