Senin, 30 September 2013
Pak Agus Dapa Loka, Salah Satu Inspirator dalam ‘Orang-orang Hebat’
Senin, 30 September 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
Sosok
Dari kiri ke kanan : Louise ( putri pak Eman ), pak Eman Dapa Loka, aku dan pak Agus Dapa Loka.
Sebenarnya berawal dari kegiatan menulis
yang aku lakukan sejak November 2010 di Kompasiana, ketika sebagai
insan pasca stroke membuat aku tidak mampu berbuat banyak hal secara
fisik karena keterbatasanku.
Sampai 1 tahun kemudian, aku diwawancarai
oleh pak Emanuel Dapa Loka, seorang wartawan surat kabar The Jakarta
Post ( lihat tulisan ini Christie Damayanti di The Jakarta Post ),
dan membuat banyak orang ‘melihat’ aku dan membaca tentang pasca stroke
yang aku derita secara internasional ( di muat di koran The Jakarta
Post tanggal 28 Desember 2011 dan di posting ke banyak link koran2
internasional ) dan membuat aku sering diminta untuk bersaksi dimana2.
Dan banyak orang mengatakan bahwa aku menjadi seorang motivator bagi
banyak orang yang terpuruk dengan apapun permasalahannya. Puji Tuhan!
Tahun demi tahun, aku bersahabat dengan
pak Eman, baik sebagai sesama penulis di Kompasiana, saling mendukung
lewat komentar2 kami disana juga berinteraksi dengan kegiatan masing2
dari kami di Facebook. Beberapa kali kami bertemu dalam beberapa acara,
menjadikan kami terus bertumbuh dalam persahabatan. Juga ketika pak Eman
mengundangku di grup diskusi Facebook tentang ‘Perempuan Itu Bermata Saga’, sebuah novel dengan dasar ‘real story’ dari kakak pak Eman, yaitu pak Agustinus Dapa Loka ( lihat tulisan Kompasianer Agust Dapa Loka Raih NTT Academica Award Katagori Sastra ).
Seorang kakak yang luar biasa! Seorang kakak yang menjadikan
keterpurukannya sebagai landasan bahwa dia terus maju untuk mencapai
mimpi2nya, dengan sebuah kasih Tuhan lewat keluarganya, terutama dari
istri dan anak2nya!
Aku memang belum pernah bertemu dengan
pak Agus, tetapi beberapa kali aku membaca tulisan2nya di Kompasiana,
apalagi tentang kesaksiannya dalam kecelakaan di Sumba yang mengharuskan
kaki kanannya diamputasi karena sudah membusuk.
Aku merinding dibuatnya
juga, ketika kesaksiannya berkembang sewaktu kesakitan2 melandanya,
karena infeksi tulang. Kata pak Eman, penyakit infeksi tulang akan terus
menyerang dalam kesakitan demi kesakitan sepanjang hidupnya! Tetapi
dengan kepasrahannya dalam Tuhan, pak Agus terus berserah untuk apa yang
DIA inginkan, dan beliau terus menulis sebagai wujud penyerahan total
jiwa dan raganya kepada Tuhan …..
Perkembangan persahabatan kami sedemikian rupa, sampai ketika pak Eman
men-tag aku di Facebook bahwa beliau akan meluncurkan bukunya yang ke-3
sebagai wartawan dan penulis. Buku ke-3 ini berjudul “Orang-Orang Hebat - Dari Mata Kaki ke Mata Hati”.
Mengisahkan 20 tokoh versi beliau tentang pengalaman hidupnya yang
dikatakannya tidak pantang menyerah, walah permasalahannya menghadang
dan dalam keterpurukan mimipi2 mereka terus berkembang dalam Tuhan (
lihat tulisanku ‘Orang-Orang Hebat’ Karya Pak Eman Dapa Loka - Tetapi Sebenarnya Bukan Untukku ),
dan menurut pak Eman, aku ada didalam buku itu, disejajarkan dengan
tokoh2 yang luar biasa, yang menurutku tidak sepantasnya aku berada
disana …..
Hari Kamis tanggal 26 September 2013
yang lalu, kami ( aku dan Valentino ) datang di acara peluncuran buku
ini, di Gedung Pers jalan Kebon Sirih. Dan pak Agus pun datang kesana,
sebuah peertemuan yang membuat aku merasa di tengah2 sahabat. Aku sangat
excited dengan acara ini, selain pak Eman mengundangku, acara ini juga
untuk berdiskusi tentang buku ini dan dihadiri oeh nara2 sumber yang
luar biasa! Baik orang2 terkenal yang reputasinya tidak diragukan lagi,
dan beberapa ‘orang2 hebat’ yang benar2 hebat, yang ada di buku ini.
Peluncuran buku ‘Orang-Orang Hebat’ karya pak Eman Dapa Loka
Para nara sumber yang luar biasa, sebagai ‘orang2 hebat’ …..
Banyak pernyataan2 menarik dari para
nara sumber. Seperti pak Sofyan Wanandi, Frangky Welirang, Prof. Dr.
Syafe’i Maarif, Gerson Poyk dan sebagainya …… aku dengan serius
mendengarkan diskusi tentang buku ini. Dan aku semakin merasa bahwa ku
tidak ada apa2nya, berada di antara ‘orang2 hebat’ di buku ini …..
‘Quotes2′ luar biasa membuat aku sempat merinding.
Kasih menembus segala perbedaan, adalah
konsep dari ‘orang2 hebat’ dalam buku ini yang tidak peduli dengan
perbedaan2 tetapi justru perbedaan2 tersebut mampu membuat mereka saling
mengasihi.
Jika kita berada dalam keterbatasan, justru kita harus terus berbagi berkat, membuat aku terus mengangguk2an kepalaku untuk bersuaha terus melayani banyak orang. Konsep itu benar2 ampuh untuk hatiku …..
Dan seseorang bisa menjadi
hebat karena mereka mempunyai mimpi serta melihat sekelilingnya dan
mencoba untuk berbuat lebih baik bagi hidup dan lingkungannya serta
untuk orang banyak …….
Sampai selesai kami menikmatinya dalam
diskusi, berbincang dengan pak Agus Dapa Loka yang sudah enjadi sahabat
baruku walau beliau tinggal di Sumba. Kami berfoto bersama.
Dan esoknya
aku mengajak pak Agus untuk siaran bersamaku di ‘Weekend Spirit - Radio Pelita Kasih ( RPK ) 96.3 FM - setiap jama 16.00 - 17.00′, dimana
aku sebagai nara sumber tetapnya, bersama penyiar mas Yudha Perwira.
Pak Agus bersedia dan diantar oleh pak Eman dan aku sungguh tidak sabar
mendengarkan kesaksiannya di radio itu, yang aku yakin akan
menginspirasi semua pendengar RPK ……
Pak Agus, dengan bantuan tongkat karena
kaki kanannya memakai kaki palsu karena diamputasi, semangat untuk naik
ke 2 lantai gedung Sinar Kasih RPK di Jalan Dewi Sartika. Jam 16.00
kurang kami sempat sedikit berbincang dengan mas Yudha untuk menyamakan
pikiran dalam bersiaran, dan kami masuk ke ruang siaran on-air.
Seperti biasa, ruang itu sangat nyaman,
familiar, damai dan membuat kami terus ingin berbagi pada semua orang
yang mendengarkannya. Aku sangat yakin, Tuhan selalu berda disana.
Menuangkan mulut kami untuk berbagi denan sesama.
Dan tidak sedikit
pelayanan2 muncul dari sana. Ketika banyak orang mengirim SMS ke RPK
pada acara ini, dan semua merasa terinspirasi dan diberkati dengan
kesaksian2 serta motivasi2 kami, bahkan beberapa dari mereka meminta
balasan khusus dariku untuk berbincang lewat SMS ( salah satunya bisa
dilihat di Kesaksianku : Kasihku untuk Sahabat Baruku yang Lumpuh Separuh Tubuh Horisontal dan Dalam 3 Hari Saja, Pak Didin Insan Pasca Stroke Sudah ‘Sembuh’ ), dan pelayanan2 itu terjadi lewat sana, dan Tuhan selalu mengawal kami …..
Dari kiri ke kanan : mas Yudha, pak Eman, aku dan pak Agus
Begitu juga ketika pak Agus dan pak Eman
datang ke RPK. Belasan pendengar SMS ke kami untuk mendukung pak Agus,
terinspirasi dengan keadaanya bahwa apapun akan dimungkinkan oleh Tuhan
jika kita selalu berserah kepadanya …… Tidak ada yang tidak bisa, dan
tidak ada yang salah walau kita berada di dalam keterbatasan dan (
mungkin ) dititik terendah dalam hidup kita. Salah satu buktinya adalah
pak Agus, yang tetap berkarya lewat menulis, serta mampu tetap berdiri
tegap di antara keluarganya ……
Sahabat2 dalam Kasih Tuhan Yesus ……
***
Semuanya tidak gampang. Baik pak Agus
dan aku, sebagai insan disabled. Bukan hanya berjuang untuk bisa mandiri
dengan keterbatasan2 kami, kami juga harus mampu untuk terus tersenyum
ditengah2 ‘keterpurukan2′ kami untuk bisa tetap meraih mimpi2 kami. Dan
pak Agus memang layak disebut sebagai ‘orang2 hebat’ dalam buku hasil
kaarya pak Eman.
Dalam 1 jam perbincangan kami di RPK, buku kudukku
terus berdiri mendengar kesaksiannya yang begitu hebat! Dan Tuhan terus
bertahta di hatinya, dalam pemenuhan janji NYA.
Bahwa, ketika
kita masih hidup dan berada di tengah2 dunia ini walau kita
kemungkinannya seharusnya sudah mati, berarti Tuhan masih mempercayakan
penggenapan dari tugas2 kita untuk kemuliaan Nama Tuhan. Dan itu
berarti, kita harus tidak menyia2kan tugas2 itu, sehingga apa yang sudah
direncanakan NYA dalam hidup kita, menjadikan Nama NYA terus dimuliakan
dalam pelayanan2 kehidupan kita ……
Pak Agus, pak Eman, terima kasih untuk
persahabatan yang luar biasa dalam Tuhan! Tetap semangat dan tetap
saling mendukung untuk hidup dan pelayanan ……
Salamku …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Pak Agus Dapa Loka, Salah Satu Inspirator dalam ‘Orang-orang Hebat’”
Posting Komentar