Selasa, 25 Desember 2012
Natal Bukan Pesta, tetapi Penerimaan dan Makna Pengucapan Syukur
Selasa, 25 Desember 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
Catatan Harian
‘Kantata Orkestra GKJ Eben Haezer’,
Kebaktian Natal dengan Liturgi Teatrikal untuk perayaan menyambut
kelahiran Yesus Kristus …..
Natal untukku adalah untuk selalu bersyukur
apapun yang terjadi, penerimaan apa yang Tuhan berikan kepada kita
serta pengucapan syukur sesuai dengan apa yang ada di hari kita.
Natal bukan sekedar adanya pohon Natal, nyanyian Natal atau pesta2
Natal. Tetapi justru kita harus instrospeksi diri dalam 1 tahun hidup
kita sebagai puncak membuka hati kita untuk menerima kelahiran Yesus
Kristus dalam hati kita …..
Ketika mamaku sakit sekitar 1 minggu
yang lalu dan dirawat di rumah sakit, dan sampai sekarang tetap masih
dirawat, kamipun tetap bersyukur pada Tuhan dengan keadaan ini,
menerima serta mengucap syukur untuk keadaan ini. Tetapi maha baik
Tuhan, masih memberikan mama bisa ‘cuti’ untuk bisa kebaktian di Gereja,
Selasa 25 Desember 2012, walau dengan hati sedikit waswas, karena mama
masih terlihat lemah dan ’sakit’ …..
Di Gerejaku, GKJ Eben Haezer Pasar
Minggu, perayaan Natal tahun ini sangat - sangat luar biasa! Biasanya,
perayaan Natal adalah Kwbaktian dengan Liturgi memang khusus, dengan
banyak paduan suara dan beberapa selingan seperti puisi, vokal grup atau
yang lain. Tetapi perayaan Natal 2012 ini, sebuah Parade Puji2an dan
Liturgi Theatrikal dengan menampilkan drama Natal, dari Maria ibu Yesus
yang dihampiri oleh Malaikat Tuhan yang mengabarkan tentang rencana
kelahiran Yesus, Yusuf dan Maria mencari tempat untuk kelahiran Anaknya,
domba2 dan para gembala yang bergegas menuju kandang domba sampai
kelahiran Yesus Kristus.
Dibuka dengan prosesi Pendeta kami, mas
Rudy, masuk dari pintu utama yang dibuka dengan 4 orang Malaikat Tuhan
dengan tari2annya, serta diikuti semua orang Majelis, menuju tempat2
yang disediakan. Setelah itu, sebuah orkestra yang luar biasa, Kantata
Orkestra Eben Haezer, membuka puji2an yang membuat dada dan hati
bergetar serta bulu kuduk meremang dan mata menjadi basah karena memang
luar biasa !
Gabungan Paduan Suara dengan oemain musik bertalenta …..
Puluhan jemaat yang tergabung dalam
banyak paduan suara di beberapa kelompok Gerejaku, belasan Majelis dalam
puji2an dengan suara klasik bulat, berkolaborasi dengan pemusik2 muda
yang juga luar biasa! Ada pemain piano klasik, 2 orang pemain organ,
beberapa pemain biola dan beberapa pemain flute, 2 orang pemain bass
serta seorang drummer. Semua jamaat dan pemuda2 berbakat, membentuk
sebuah ‘Kantata Orkestra’, yang mempersembahkan keahlian masing2 bagi
kemuliaan nama Tuhan …..
Lagu2nya pun bervariatif, bukan lagu2
Natal biasa, melainkan bergerak dari konsep Natal klasik. Suara2 biola,
piano serta flute dan bass sangat mendominasi suara2 musik klasik. Dan
suara organ dan drum merupakan suara2 modern, dipadukan suara2 klasik
dan menghasilkan musik klasik-modern yang artistik! Ditambah lagi lagu2
Natal klasik yang di aransemen menjadi Klasik Baroq, seperti ‘Little
Drummer’, membuat bulu kudukku merinding …..
Lagu ‘Malam Kudus’, yang merupakan icon
lagu2 Natal dimanapun, yang biasanya juga di ikuti dengan penyalaan
lilin, tidak disajikan di kebaktian Natal tahun ini di gerejaku. Tetapi
konsep ‘Malam Kudus’ disajikan agak lain dengan suara2 bulat klasik
puluhan jemaat yang tergabung dalam Paduan Suara Kantata Orkestra.
Sehingga lagu ‘Malam Kudus’ versi yang lain, tetap membuat Natal menjadi
tetap bersahaja …..
Malaikat Tuhan memberi kabar gembira kepada Bunda Maria tentang kelahiran Yesus Kristus …..
Musik Kantata Orkestra juga mengiringi
teatrikal drama Natal. Pemain teater drama Natal, dengan gemulai
menarikan cerita klasik Natal. Bunda Maria, ditarikan oleh seorang
jemaat, sambil berputar2 sampai seorang Malaikat Tuhan memberitakan
Kabar Baik tersebut. Lalu disusul penari Yusuf, berputar2 gemulai sampai
Bayi Yesus ada di pelukan Bunda Maria. Domba2 serta para gembala
bersuka cita dengan Bayi Yesus, dan 3 orang Majus bersujud dihadapan
Bayi Yesus …..
Domba2 dn para gembala, mencari Bayi Yesus di dalam palungan …..
Drama Natal diselingi dengan narasi
cerita Natal, penari selalu tersenyum, musik mengiringi cerita itu
sampai kita semua terkonsentrasi dipentas panggung Gereja. Jepretan2
blitz berseliweran dari mana, menandakan semua menyukai Kebaktian Natal
ini. Suasana hening, yang ada hanya cerita drama Natal klasik diiringi
Kantata Orkestra. Sebuah Kebaktian Natal yang belum pernah ada di Gereja
kami, Kebaktian Natal dengan liturgi teatrikal, yg diiringi musik Natal
Klasik nan cantik …..
3 orang Majus diminta Herodes untuk mencari Bayi Yesus ….
Yusuf dan Bunda Maria serta Bayi Yesus Kristus yang hari ini kita peringati kelahiran Nya …..
Sekitar 2 jam Kebaktian Natal ini
selesai, setelah Mas Rudy, Pendeta kami menutupnya dengan Berkat Tuhan.
Saling bersalaman antar jemaat, untuk mengucapkan ‘Selamat Natal, Tuhan
berkati!’, membuat suasana Natal semakin terasa.
Dan pulang dari
Gereja, membuat hatiku sangat damai, walau kami tetap waswas dengan
keadaan mama yang tidak nyaman karena demam. Kami bergegas pulang, untuk
mama istirahat sebelum kembali ke rumah sakit lagi. Memang, suasana
Natal tahun ini untuk keluargaku diliputi dengan keprihatian.
Dan dengan
sakitnya mamaku, membuat suasana Natal jauh lebih bermakna, karena
pengucapan syukur.
Dan selalu bersyukur adalah awal dari
penerimaan dan penggenapan janji2 Tuhan. Bahwa Tuhan selalu memberikan
yang terbaik bagi kita, apapun itu, termasuk keadaan mamaku yang sakit
…..
Mas Rudi, Pendeta GKJ Eben Haezer dalam kotbah Natal
***
Natal memang merupakan sebuah waktu awal
dari sesuatu yang baru, bagi umat Kristiani. Kelahiran Yesus Kristus,
sama dengan kelahiran siapapun memang awal sebuah kehidupan.
Tetapi
Natal bukan merupakan sebuah ‘fisik’ dari pesta2 untuk menyambut
kelahiran Yesus Kristus saja, melainkan apakah hati kita
bisa menjadi awal dari kehidupan kita yang baru? Apakah kita sungguh2
mau bertobat untuk awal kita menjadi lebih baik? Dan apakah kita sanggup
terus bisa berkarya untuk kita lebih menjadi berkat bagi orang lain?
Keprihatinan keluargaku Natal tahun ini,
adalah awal dari kehidupan keluargaku untuk lebih bersyukur dengan
semua yang telah terjadi. Mama yang sakit dan pemulianku yang terus
berjalan sampai sekarang, tetap dimaknai dengan pengucapan syukur serta
penerimaan semua yang Tuhan berikan kepadaku, membuat aku terus tersadar
bahwa
Tuhan akan tetap memberikan kita yang terbaik, apapun
itu wujudnya, dan Tuhan akan selalu memberikan suka cita untuk masa
depan kita, karena DIA tidak pernah memberikan rancangan kecelakaan,
melainkan damai sejahtera …..
Selamat datang Yesus-ku, Selamat Hari Natal 2012 …..
Tuhan berkati kita semua …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Natal Bukan Pesta, tetapi Penerimaan dan Makna Pengucapan Syukur”
Posting Komentar