Kamis, 26 Desember 2013
Natal Pertama Tanpa Papa, Tetapi Kami Bahagia..
Kamis, 26 Desember 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Natal yang indah …..
Bulan Desember adalah bulan yang sangat
aku suka. Karena bulan itu adalah bulan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Bulah yang sangat membahagiakan, berkumpul dengan keluarga karena libur,
berjalan2, makan2 bersama dan ber- Natal bersama dalam ibada Natal.
Tetapi, Natal tahun ini memang Natal
yang cukup trenyuh untuk kami, terutama untukku. Ini adalah Natal
pertama tanpa papa, yang dipanggil Tuhan tanggal 5 Maret 2013 yang lalu.
Tetapi sungguh, kami tidak mau bersedih2an, ketika kami merayakan
kelahiran Yesus Kristus, yang seharusnya dirayakan dengan penuh suka
cita. Sehingga, khususnya aku, memutuskan untuk terus bersuka cita. Dan
itulah yang dikehendaki NYA …..
Rabu tanggal 25 Desember 2013 kemarin,
Gereja kami merayakan dan mengajak keluarga2 untuk bersuka cita dalam
puji2an untuk Yesus. Konsep perayaan Natal tahun ini adalah ‘Keluarga
dengan Pujiannya’. Masing2 keluarga di Gereja kami, menyiapkan anggotan
keluarganya untuk bernyanyi dan bermain musik dalam ibadah Natal. Dari
eyang, orang tua, anak bahkan cucu, bisa bernanyi dan bermusik, masuk
dalam tata ibadah.
Aku dan keluargaku, berkesempatan memuji
Yesus di ibadah itu. Lewat nyanyian berjudul “Kandang Domba itu Rumah
NYA”, aku dan mamaku bernyanyi. Dennis bermain gitar dan Michelle
bermain piano untuk mengiringi nyanyian kami. Semua keluarga yang mau
berpartisipasi dalam ibadah Natal, diatur dalam tata ibadah Natal dwngan
bermacam2 talenta. Ada yang bermain piano seperti Michelle, gitar,
biola, saxofon, kolintang bahkan gamelan! Dari oma opa sampai cuvu dan
cicit, bersuka ria disana! Dan perayaan Natal di geraja kami benar2
meriah! Sebuah ‘pesta pujian’ Natal untuk menyambut kelahiran bayi Yesus
yang luar biasa!
Persiapan ibadah Natal ini sudah dimulai
sejak beberapa bulan lalu. Hampir tiap hari, mereka ( termasuk
keluargaku ) bergantian berlatih. Anak2 dengan luar biasanya, berlatih
beberapa lagu dengan gamelan, atau menari2 dan dalam fragmen Natal. Kita
semua dengan riang gembira menyambut peringatan kelahiran Yesus,
termasuk aku. Dan kesedihanku karena ini Natal pertama tanpa papa,
lenyap tak berbekas berganti dengan keinginan untuk terus bersyukur
bahwa Yesus sudah lahir di dunia untuk menebus dosa manusia, yang
tanggal 25 Desember akan diperingati di seluruh dunia …..
Hari itu datang. Jam 4.30 kami sudah
bangun untuk bersiap ke Gereja. Aku dan Michelle ‘kembaran’ memakai baju
Ulos Tapanuli berwarna merah, menandakan kebahagiaan. Mamaku memakai
Tenun NTT merah juga, dan Dennis memakai semi jas merah dari Tenun Bali.
Konsep keluarga kami memang ‘merah’.
Ada banyak warna, hijau, biru,
batik kembar, putih dan sebagainya. Sesuai dengan masing2 keinginan
keluarga. Baju2 kami pun sudah dipersiapkan dengan baik, sekali lagi
untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus …..
Prosesi awal ibadah Natal, Pendeta
Djoko dan Majelis2 dengan diawali anak2 Sekolah Minggu dengan baju2
putih. Serta ‘prokantor’ ( pembimbing nyanyian ) ibadah.
Tata ibadah Natal di Gerejaku berjalan
dengan sangat baik! Suka cita Natal benar2 meresap di masing2 jemaat,
khususnya aku. Doaku adalah papa bahagia dengan kebahagiaan keluarga
kami khususnya aku. Semua keluarga membentuk ‘parade puji2an’ dalam
ibadah ini.
Kotbah di konsepkan sebagai operet Natal. Dari anak2 sampai
orang tua melakukan tugasnya dengan baik. Ada paduan suara adiyuswa (
opa oma ), mocopat ( kidung Jawa ), paduan suara wanita, lagu2 pujian
diiringi dengan gamelan yang dibawakan anak2 Sekolah Minggu, lagu2
pujian diiringi dengan keroncong, muda mudi dengan band modern, dan
sebagainya.
Pemusik2 bertalenta, ada piano,
organ, gitar, biola, cello, bas, ukulele, saxofon, kolintang, drum
bahkan gamelan, bergantian mengiringi banyak puji2an pada Tuhan …..
Pengiring gamelan dengan pemain
anak2 Sekolah Minggu, yang sangat luar biasa! Dan kidung pujian Jawa pun
oleh eluarga dan anak2 Sekolah Minggu …..
Fragmen keluarga di hari Natal …..
Setelah kotbah dalam fragmen, aku dan
keluarga naik ke mimbar beserta keluarga2 yang lain. Aku dan keluargaku
memulai dengan instrumen, antara Dennis dalam gitar dan Michelle dalam
piano, sebelum aku dan mamaku bernyanyi. Mataku melihat jemaat dan
mulutku terus tersenyum. Bahagia rasanya …..
Awalnya, aku memang harus memikirkan
semuanya, ketika aku diminta juga bernyanyi. Sempat aku tidak bisa
mengikuti berkali2 latihan, karena aku maih harus bekerja, dan tidak ada
yang mengantar aku ke Gereja, menjadikan aku tidak pernah ikut latihan.
Tetapi lagu itu sudah populer, sehingga aku yakin dengan ini, untuk
memuliakan Nama Tuhan di hari Natal ini.
Keluargaku berlatih dalam acara Natal di Gerejaku, tanpa aku …..
Dan walau aku sadar bahwa untuk
bernyanyi saja aku belum sanggup dengan sempurna, apalagi dengan ketukan
cepat lagu2 pujian kelahiran Yesus. Sungguh, aku sadar aku belum
sanggup. Tetapi ketika kami diminta untuk kegiatan even ini, aku
menyanggupinya. Walau berpikir bagaimana caranya.
Sedikit solusi adalah,
kami berdua bernyanyi bersama, tapi jika otakku error, tidak bisa
mengikuti cepatnya ketukan, atau tiba2 aku tidak bisa ‘membacanya’ (
setelah stroke, aku memang sering ‘tidak bisa membaca’, blank dan error
), aku akan berdiam diri saja, tersenyum2 saja sampai bisa baca lagi.
Pujian kami dalam 3 bait lagu “Kandang Domba itu Rumah NYA” …..
Dennis dan Michelle bermain bagus dan
kompak. Tidak ada sedikit kesalahan pun dalam permainan mereka. Dan aku
sangat bangga dengan mereka! Piano dalam ‘genggaman’ Michelle menjadi
sangat ceria dengan tuts2 ringan dan gitar dalam ‘genggaman’ Dennis
sangat gagah dan tangkas mengiring nyanyian pujian. Dan Natal ini sangat
menggembirakan untuk keluarga kami.
Keluargaku, salah satu ‘prokantor’ untuk mengiring nyanyian puji2an jemaat di Natal ini …..
Aku dan mamaku bernyanyi, Dennis
juga bernyanyi sambil bermain gitar dan Michelle bermain piano. Aku
sangat berbahagia, dengan keluargaku yang saling menyayangi.
“Papa ….. papa pasti lihat di Surga sana, kami sangat berbahagia …..”
Sekitar 2 jam ibadah Natal selesai dan
langsung ditutup dengan sambutan2 Natal dari kedua Pendeta kami ( pak
Djoko dan mas Rudy ) serta calon Pendeta, mba Adelia ( Vicaris, calon Pendeta ). Dan
mereka memberikan ‘hadian Natal’ untuk kami, mereka benyanyi bersama dan
mas Rudi memainkan gitarnya …..
Paduan suara Gereja menyanyikan
puji2an untuk Tuhan. Dan kedua Pendeta kami dan seorang calon Pendeta,
bernyanyi bersama dan mas Rudy bermain gitar.
Saling bersalaman adalah yang terakhir
sebelum kami pulang dan mendapatkan kotak kasih, sedikit snack. Setelah
itu, masing2 pulang dengan bahagia untuk menyambut keluarga dan tamu2
yang memang selalu datang untuk merayakan Natal bersama …..
***
Natal tahun 2013 ini adalah Natal pertama tanpa papa. Malam Natal
kemarin ketika kami sekeluarga makan bersama, aku sempat sedikit
menangis. Mataku membasah, ingat malam Natal sebelumnya. Bersama papa,
kami makan bersama dengan sangat bahagia.
Tetapi, ketika aku sadar bahwa
jika aku terus bersedih, tandanya justru aku tidak sayang keluarga dan
papa. Mereka akan bahagia jika aku bahagia. Sehingga, aku langsung
menepiskan kesedihanku dan berganti dengan sangat bahagia …..
Selamat datang Yesus, Tuhanku, selamat ulang tahun …..
Selamat Natal untuk kita semua, Tuhan berkati!
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Natal Pertama Tanpa Papa, Tetapi Kami Bahagia..”
Posting Komentar