Jumat, 03 Januari 2014
Selamat Tahun Baru 2014: Refleksiku di Awal Tahun
Jumat, 03 Januari 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebuah refleksi awal tahun 2014
Desember 2013, adalah liburan Natal
pertama tanpa papa. Hampir 1 tahun setelah papa dipanggil Tuhan, kami,
khususnya aku, sudah mampu mengais sisa2 kesedihanku dan membangun
kehidupanku kemudian. Tidak mudah, memang. Waktu itu 3 minggu aku terus
menangis, sampai aku sadar bahwa aku harus hidup!
Dengan sakit stroke
saja, aku mampu membangun keterpurukanku hanya dalam waktu 1 hari,
mengapa sekarang harus 3 minggu? Sehingga, aku cepat2 bergerak dan
berusaha. Mencoba untuk mensyukuri ‘kehilanganku’ tentang papa, dan
mencoba terus berpikir bahwa papa sudah berada dalam kebahagiaan abadi
bersama Tuhan Yesus Kristus.
Dan aku mampu untuk bangkit dan terus
bangkit sampai aku yakin papa tersenyum melihatku di Taman Firdaus,
karena aku benar ingin papa tetap bangga dengan keberadaanku. Dan aku
mulai berbahagia …..
Dari papa meninggal sampai sekarang,
entah berapa kali papa ‘datang’ dalam mimpiku. Dari papa hanya tersenyum
dalam mimpi, memelukku sampai papa masuk ke dalam kamarku, aku
merasakan papa tetap ada di hatiku. Aku merasakan papa terusada
disisiku. Damai, nyaman dan tentram sekali. Papa dengan wajahnya yang
selalu ramah serta terus tersenyum. Matanya yang selalu menatap lembut,
bahkan jika tertawa matanya menjadi sipit, sorot dan sinar matanya tidak
ada yang mengalahkannya untuk menentramkan hatiku yang sering galau …..
Menjelang dan sesudah Natal, papa 2x
datang dalam mimpiku, dengan terlihat benar2 nyata. Mimpiku di Malam
Natal, kami pulang dari Gereja untuk merayakan Natal dan papa turun dari
lantai atas. Di tangga beberapa langkah lagi sampai lantai dasar, papa
menegurku,
“Sudah pulang, sayang?”
Aku kaget mendengar suara papa dan
menoleh ke tangga dan melihat papa tersenyum bijak seperti biasanya.
Senyum yang tidak akan aku lupakan selamanya. Aku berteriak,
“Paaaa ……….”
dan aku berlari keatas dengan kaki
kananku yang terseok. Tetapi memang aku tidak bisa lagi berlari, dan
papa mundur perlahan segera sampai bordes tangga, dan dia menghilang …..
Aku terbangun. Dua kali aku bermimpi seperti itu.
Apa yang ingin papa katakan untukku lewat mimpi itu, pa?
Aku juga teringat, Natal 2012 dan Tahun
Batu 2013 adalah Natal dan Tahun Baru yang penuh dengan keprihatinan.
Mamaku terbaring sakit di rumah sakit, sejak awal Desember 2012 sampai
akhir Januari 2013.
Kami hanya terus bergerak antara rumah, rumah sakit
dan Gereja. Pagi2 sampai malam hari, dari pulang kantor atau sekolah,
langsung ke rumah sakit, tidak ada yang namanya ‘bermain’ atau
‘berjalan2 di mall’. Masa2 yang penuh keprihatinan tetapi melahirkan
banyak kasih antar anggota keluarga. Kami menjadi sangat kompak untuk
membahagiakan mama, dengan fisiknya yang sangat lemah …..
Sampai akhirnya, mama keluar dari rumah
sakit dan suka cita membayang di wajah2 kami. Sampai akhirnya papa
sengaja membeli sebuah mobil besar berwarna ungu ( warna kesukaanku,
papa selalu ingin semua berbahagia ) untuk keluarga untuk keluar kota,
yang bisa memuat 2 kursi roda untukku dan mamaku, dan merencanakan
jalan2 ke Yogyakarta untuk merayakan Anniversary papa-mama yang ke-48
tahun tanggal 14 April 2013. Waktu itu ada libur Paskah dan kami sudah
merencanakan suka cita keluarga disana. Tetapi rencana tinggal rencana
saja …..
Jika Tuhan tidak berkehendak, semuanya tidak akan terjadi.
Papa dipanggil Tuhan tanggal 5 Maret 2013 …..
***
Akhir tahun 2013 dan awal tahun 2014 ini merupakan saat2 perenungan yang
teramat dalam khususnya untukku. Ketika Tuhan sudah ‘menyelamatkanku’
dalam keterpurukan sakitku sejak Januari 2010 kemarin, bahkan ketika
Tuhan juga menyelematkan aku dari kanker rahim tahun 2003 lalu, aku
sudah mengerti bahwa mukjizat selalu ada dan bahwa Tuhan bisa melakukan
apa saja yang DIA inginkan.
Begitu juga ketika rencana2 yang kami buat
tidak sesuai dengan awalnya, tetapi ternyata Tuhan memberikan rencana
yang jauh lebih baik lagi untuk kami.
Rencana2 NYA jauh lebih baik dari
rencana kami. Sebelum sakit, rencanaku hanya untuk kami sekeluarga.
Tetapi justru ketika Tuhan mengijinkan aku sakit berat, aku bisa
melakukannya lebih dari untuk keluarga saja, tetapi untuk banyak orang.
Pelayanan itulah yang Tuhan inginkan untuk aku perbuat.
Begitu juga ketika papa meninggal, awalnya aku sangat heran mengapa papa
yang menggantikan tangan dan kakiku yang lumpuh, koq dipanggil sangat
cepat? Tetapi ternyata, Tuhan merencanakan yang lebih banik lagi, bahkan
sangat baik! Tuhan menjadikan aku sangat mandiri, berani dan tegar
menghadapi dunia yang terpampang di hadapanku, dengan segala cacat dan
keterbatasanku!
Dan anak2ku semakin dewasa untuk menyikapi kehidupan dan
masa depan mereka, mereka tidak manja dan mandiri. Dan mama semakin
sehat, justru setelah papa meninggal, terfokus untuk terus
mendampingiku, membangun energi positif bagi pemulihanku …..
Puji Tuhan!
Awal tahun 2014 ini, banyak sekali
resolusi yang aku akan lakukan. Semuanya bertumpu untuk meningkarkan
kreatifitas tangan kiriku untuk menopang kemandirianku. Berlatih lebih
baik untuk melakukan aktifitasku dalam kelumpuhanku. Dan menambah
pelayananku untuk Tuhan lewat apapun yang aku bisa berikan.
Bagi insan
pasca stroke serta disabled, bagi pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak dan remaja lewat teknologi internet, dan bagi
kegiatan2 pribadiku untuk membesarkan anak2ku dan membahagiakan mamaku,
serta hobi2ku.
Dan semuanya aku sangat yakin bahwa aku akan bisa melakukannya dalam nama Tuhan Yesus Kristus, lewat doa …..
Bahwa mukjizat akan terus nyata, dan semuanya tidak ada yang mustahil sesuai kehendak Tuhan …..
SELAMAT TAHUN BARU 2014, Tuhan berkati kita semua …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Selamat Tahun Baru 2014: Refleksiku di Awal Tahun”
Posting Komentar