Senin, 18 Februari 2013

Mereka Berselancar di Dunia Maya di Warnet, Sementara Orang Tua Mereka adalah Buruh Tani …..



By Christie Damayanti

13603138181987576570
linihijau.com

Setelah kami sudah di mobil sehabis MODIS Kmopasiana bersama Jokowi, dan harus makan siang ( aku tidak makan siang di Kompas karena aku harus makan dengan duduk di kursi dan piringku berada di atas meja, karena aku hanya memakai 1 tangan kiri saja ), aku, Valentino bersama mba Dewi mencari restauran. Tiba2 handphone Valentino berbunyi. Bu Mariam F.Barata ( Direktur Pemberdayaan Telematika Kemen Kominfo ) menghubunginya untuk berdiskusi tentang rencana IDKita Kompasiana merambah Purwokerto, berkolaborasi dengan Kemen Kominfo.

Dadaku bergedup senang. Kemarin bu Mariam menjawab agak sibuk untuk bisa berdiskusi dengan kami tentang rencana ini. Tetapi ternyata beliau merubah acaranya, dan fokus untuk bertemu dengan kami. Jadi, kami cepat2 mencari restauran untuk makan siang kami dan cepat2 pula kami menuju kantornya, Gedung Kemen Kominfo, bersebelahan dengan Museum Gajah.

Sekitar jam 16.00, kami sampai dikantornya dan langsung diantar ke ruangannya. Proyek presentasi di 2 sekolah SMP di Purwokerto ini, sangat menarik. Dengan pendengar dan audience yang tidak kami pernah tahu sebelumnya, sehingga kami bersama Kominfo menyatakan bahwa kegiatan ini sangat suar biasa, jika kami berhasil melaluinya …..

Bermula ketika  ada permintaan untuk IDKita Kompasiana untuk sosialisasi tentang Internet Sehat dan Aman di sebuah SMP di Purwokerto, minggu lalu Valentino berangkat menyambanginya. Bukan hanya untuk melihat daerahnya ( sebuah desa di Purwokerto ) tetapi dia ingin melihat apakah aku bisa ikut secara keterbatasanku yang belum memungkinkan jika aku berjalan di jalan setapak atau persawahan ).

SMP itu kelihatannya merupakan sekolah berprestasi, kata Valentino dengan anak muridnya sudah mengenal internet seperti di kota2 besar. Tetpi dilihat dari keadaan desa tersebut, dan menurut Kepala Sekolahnya, orang tua mereka sebagian besar adalah buruh tani, yang selalu bekerja di sawah, dengan cangkul dan pacul, serta kemungkinan besar pun beberapa dari mereka belum mengenal sekolah. Tetapi anak2 mereka sudah sangat modern, walsu memang dalam keterbatasan.

Hasil survey minggu lalu juga, ternyata remaja2 SMP tersebut sering dengan gadget, walau tidak banyak orang tua yang mampu untuk membelikan anaknya gadget. Tetapi belajar memang tidak mengenal status sosial, sehingga anak2 remaja tersebut memakai uang jajannya untuk berselancar di internet lewat wartel. Dan mereka sampai malam di wartel, yang mana akan mengganggu proses belajarnya besok hari mereka sekolah …..

Ini sangat menantang! Dengan audience yang tidak terbayaang sebelumnya serta lingkungan pedesaan yang belum pernah tahu tentang bahaya internet dan anak2 remaja yang polos tetapi sudah ‘teracuni’ oleh internet, merupakan tantangan IDKita kompasiana dengan Kominfo! Materi2nya kami rubah sesuai dengan audience disana. Dan yang jelas, cara mempresentasikannya haruslah sangat ‘membumi’, dengan kata2 yang sangat sederhana!

Coba bayangkan, kita harus membahas tentang internet yang audiencenya mungkin juga belum tersentuh pendidikan. Bahkan mungkin mereka baru mendengar kata ‘komputer’, ‘gadget’ atau ‘internet’. Sehingga kami harus memutar otak kami, bagaimana menyajikannya.

Yang jelas, kami harus membawa atau gambar2 sebagai alat peraga untuk mereka, bukan? Mungkin juga bisa dengan permainan2 atau simulasi. Karena mereka akan bosan jika kita terus berbicara 1 arah sedangkan mereka tidak tahu artinya. Mereka yang biasanya mencangkul di sawh, harus duduk berjam2 lamanya tanpa ada kegiatan apapun kecuali mendengarkan …..

Sekolah kedua adalah sebuah SMP di Batu Raden. Itupun agak tidak biasanya. Sekolah ini berada di seputar tempat wisata Batu Raden, dimana di waktu2 libur tempat itu di penuhi oleh banyak wisatawan dari kota2 besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang bahkan Surabaya, termasuk aku, karena keluargaku mempunyai sebuah ‘family ranch’ untk berkumpul keluarga dari pihak mamaku ( lihat tulisanku  Berlibur di ‘Ranch’ Keluarga dengan Kehidupan Desa ). 

Sehingga warga disana dengan anak2 dan remaja mereka menjadi ‘latah’ untuk mengikuti kegiatan dan kehidupan seperti di kota2 besar. Mereka sering melihat remaja2 kota berseliweran disana, bergandengan tangan dan memeluk bahkan berciuman layaknya orang2 dewasa.

Anak2 dan remaja2 tersebubut mampu untuk mengikuti perkembangan modernisasi dan teknologi, termasuk internet. Padahal, orang tua mereka sebagian besarpun sama seperti di desa Sumbang, sebagai buruh tani, walau masih lebih ‘modern’ dibanding dengan desa Sumbang. Beberapa dari mereka sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta.

Sebuah ironi. Ketika kita mau perkembangan teknologi menyapa daerah2 di seluruh Indonesia, tetapi mereka tidak siap dengan transformasi budaya yang bisa membuat mereka gamang dan bingung untuk bersikap, karena tidak ada yang bisa membimbing dalam ketidakberdayaan mereka. Sesungguhnya, kita semua harus memikirkan banyak hal, sebelum kita melancarkan jurus transformasi serta perkembangn apapun ke daerah2, serta terus membina hubungan baik antar daerah2 di seluruh negeri …..

***

Kami berembuk di kantor Bu Mariam F.Barata di Kominfo. Bagaimana cara penyajiannya. Bagaimana membut mereka tertarik dalam tanya jawab. Bagaimana caraa mereka ‘ngeh’ bahwa anak2 dan remaja mereka dalam ‘bahaya’ …..

Bu Mariam pun mempunyai usul untuk membat hadiah2 dalam permainan dan simulasi berupa  bahan2 sehari2 untuk kebutuhn mereka. Seperti minyak, gula, sabun, beras atau yang lain. Mereka pasti senang, dibandingkan dengan memberi hadih berupa buku2 …..

Diskusi pun berjalan dengan lancar, berujung dengan pengertian bahwa kita merupakan pelayan2 Tuhan untuk mereka menjadi lebih baik. Kolaborasi IDKita Kompasianaq dengan Kominfo, mungkin bisa membuat mereka tergerak hatinya untuk ‘menyelamatkan’ anak2 dan remaja. Dimana anak2 dan remaja itu nantinya akan tumbuh dewasa, dan jika mereka tidak dibimbing dengan baik, kemungkinan, mereka akan tumbuh menjadi generasi2 muda yang ‘bermasalah’ dan Indonesia akan ‘kehilangan’ generasi penerus yang membanggakan …..

Sahabat,

Doakan kami untuk bekerja demi anak bangsa, setidaknya untuk yang kita tahu dalam berinternet sehat dan aman di Purwokerto, tanggal 15 - 16 Februari 2013 ini …..

Salam IDKita Kompasiana …..

1360313890347854980

Tags:

0 Responses to “Mereka Berselancar di Dunia Maya di Warnet, Sementara Orang Tua Mereka adalah Buruh Tani …..”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks