Senin, 18 Februari 2013
Bu Mardiana Sudah ‘Bangkit’ dengan Berjualan Kue…
Senin, 18 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Masih ingat sahabatku yag lumpuh kedua kakinya secara horisotal seperti di tulisanku Kesaksianku : Kasihku untuk Sahabat Baruku, yang Lumpuh Separuh Tubuh Horisontal ….. ?
Bahkan Bu Mardianapun sudah mampu mengatasi dirinya dalam
ketidak-percayaan dirinya ketika aku mengajaknya ber’gandengan tangan’
nya dengan sahabat2 disabled ( lihat tulisanku Sudah 3,5 Tahun, Bu Mardiana Tidak Melihat Matahari ….. ),
termasuk aku di carfree dari di jalan Sudirman-Tamrin taggal 2 Desember
2012 di Hari Disabilitas Internasional lalu. Puji Tuhan …..
Beberapa minggu lalu, di foto profil bb
nya, Bu Mardiana memasang foto kue semprong. Dan statusnya adalah
“Menerima berbagai macam kue untuk Imlek”, dan aku sangat tertarik
untuk membuka foto profilnya. Apa yang dilakukannya?
Sungguh sangat luar biasa, ketika aku
mengobrol dengan nya dan dia bercerita tentang kegiatannya yang baru
dengan berjualan beberapa kue untuk Imlek. Ini benar2 luar bias untukku!
Seorang sahabat yang semula pertama kali aku menemukannya sebagai
perempuan yang tidak mau ‘keluar’ dari tepurungnya karena malu dan
depresi dengan kelumpuhannya, tetapi sekarang perempuan luar biasa itu
sudah menjelma menjadi perempuan yang tegar, tangguh dan berdiri di
garis depan untuk kesejahteraan keluarganya …..
Mataku membasah, dan aku memesan
beberapa stoples kue semprong darinya, secara aku memang menyukai kue
semprong ini. Dan jika banyak orang tertarik ( aku ikut memasarkannya
kecil2an ), aku akan membeli lebih banyak darinya.
Bu Mardiana tidak bisa memasak sendiri
dengan keterbatasannya. Dia menerima sebagai tenaga penyalur untuk
menjual kue2 buatan mertuanya. Jika ada yang memesannya, lewat Bu
Mardiana. Memasarkannyapun cukup sederhana. Secara Bu Mardiana memang
tidak menyukai dunia inyternet serta dia tidak bergaul semenjak
kelumpuhannya, dia menawarkannya melewati bbm. Mungkin juga lewat
telpon, aku tidak tahu pasti. Tetapi yang jelas, aku sangat bangga
terhadapnya!
Beberapa hari lalu, pesanan kue
semprongku datang. Semula aku ingin mengambilnya sendiri. Bukan hanya
untk mengambil kue saja, tetapi aku ingin bertemu dengannya secara sudah
lama kami tidak bertemu. Tetapi dengan kesibukanku serta supirku yang
sedang sakit waktu itu, jadilah kue semprongku lama tidak ada yang
mengambil. Sehingga suatu sore, Bu Mardiana serta suaminya yang memang
sedang membutuhkan ke daerah Duren Sawit, mereka ahirnya mengantar kue
semprongku ….. terima kasih, Bu, maaf jadi merepotkan …..
Aku memang menyukai kue semprong. Ketika
kue itu habis, aku memesannya sekaligus banyak, untuk persediaan.
Tetapi ternyata ibu mertuanya tidak membuat kue semprong lagi, sehingga
aku mencari kue2 yang lain untuk persediaan untukku. Jadilah aku memesan
kue yang lain, berbahan dasar keju …..
***
Aku melihat bahwa Bu Mardiana menjadi
sangat bersemangat dalam menjalani hidup, yang aku sangat mengerti bahwa
kehidupannya sangat berat, seperti aku. Sebagai seorang perempuan,
sebagai seorang ibu dan sebagai seorang ‘disabled’, kami berusaha untuk
menjalani hidup kami dengan tegar dan terus berjuang dengan senyum dan
doa. Aku sangat merasakan.
Ketika anak2ku, anak Bu Mardiana, membutuhkan
seorang ibu dan seorang mama yang sempurna untuk memeluknya dan untuk
mengayominya dalam menjalani dunia remaja mereka, ternyata kami hanya
bisa memluk dengan terbatas, aku memeluk mereka dengan 1 tangan. Ketika
merea membutuhkan seorang ibu dan seorang mama yang serba bisa, ternyata
kami hanya bisa melihat dengan sendu, karena mereka membutuhkan kami
untuk berlari2 dengan mereka …..
Dan ketika kami hanya bisa tersenyum
dalam pengharapan untuk bisa sembuh, ternyata mereka tetapi mengasihi
kami sebagai ibu dan mama bagi mereka …..
Dengan wajahnya yaang selalu tersenyum,
dengan hatinya yang sangat mengasihi untuk anak dan suaminya, Bu
Mardiana mampu bangkit setelah sekitar 4 tahun luruh dalam
ketidak-berdayaan kedua kakinya yaang tidak mampu untuk bergerak …..
Tidak banyak yang bisa aku ceritakan,
susah sekali untuk aku mengeluarkan menjadi sebuah kata2. Tetapi,
kebanggaanku menjadi nyata, bahwa ternyata aku mampu membuat Bu Mardiana
menjadi seorang sahabat, seorang istri dan seorang ibu yang tegar dan
mampu mulai berkarya bagi keluarganya.
Tidak gampang, memang, tetapi kuncinya
hanya 1, yaitu tetap berpengharapan dalam Tuhan, Karena jika kita sudah
berada di ambang depresi karena tidak mampu berbuat apa2 ( benar2 tidak
bisa berbuat apa2 karena apapun ), apa yang harus kita lakukan? Beerdiam
diri? Menyerah kalah? Atau malah marah kepada Tuhan?
Tetap berpengharapanlah dalam Tuhan.
Ketika kita tidak tahu laki untuk berbuat apapun, percayalah! Dalam nama
Tuhan, kita akan terus dikasihi NYA. Sehingga ketika kita terus memohon
dan berdoa kepada NYA, suatu saat kita akan mendapati hidup kita terus
memancarkan kasih Tuhn dan mengalirkan berkat2 NYA untuk banyak orang
…..
*Bu Mardiana, kasihku untuk ibu akan berujung kepada kasih Tuhan …..
Tags: Catatan Harian
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Bu Mardiana Sudah ‘Bangkit’ dengan Berjualan Kue…”
Posting Komentar