Kamis, 01 Agustus 2013
[Bekas Bandara] Kemayoran: Apa Kabar Sekarang?
Kamis, 01 Agustus 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

bagusrully.wordpress.com
Landasan pacu pesawat terbang ( dahulu ) di Kawasan ( bekas bandara ) Kemayoran, Jakarta
Tahu tidak, bahwa kawasan Kemayoran
merupakan kawasan yang sangat ‘vvip’, lokasi yang sangat khusus dan
‘mahal?’. Maksudnya, kita semua tahu bahwa kawasan Kemayoran dulunya
merupakan lapangan udara. Bandara udara untuk lokal Indonesia adalah di
Kemayoran dan untuk luar negeri adalah di Halim Perdanakusuma.
Aku juga ingat, sekitar tahun 1977 atau
1978-an atau lebih, Bandara Kemayoran kedatangan pesawat Concorde yang
pada waktu itu merupakan pesawat tercepat dan terbaru di dunia, dari
Perancis dan papaku mengajak kami anak2nya datang untuk menyaksikan
pesawat Concorde mendarat di Bandara Kemayoran.
Konsep lapangan udara atau bandara,
merupakan konsep yang tidak main2. Puluhan pesawat bahkan ratusan
pesawat setiap harinya akan mendarat dan terbang dari bandara itu atau
ke bandara tersebut. Secara fisik, pelabuhan udara dengan jalan pesawat
terbentuk dari berlapis2 beton dengan mutu beton jauh melebihi standard
kebutuhan proposional antara bahan baku agregat dengan semen dan
material2 pengikatnya.
Perhitungannya sangat detail, karena harus bisa
menahan puluhan bahkan ratusan pesawat. Walau memang, Bandara Kemayoran
dulu hanya merupakan bandara nasional, tetapi tetap saja perhitungan
fisiknya merupakan perhitungan detail untuk sebuah pelabuhan udara.
Aku berada di beberapa bandara
internasional di banyak kota dunia. Dan ketika aku di Bandara
Internasional John F.Kennedy di New York City. Sebuah bandara yang luar
biasa! Baik dari besarnya, kemodernannya bahkan jumlah pesawatnya.
Pernah aku di‘tinggal’ di bandara ini ketika orang tuaku tidak bisa
mengantarku ke Los Angeles setelah mereka mengajakku berkeliling Amerika
Timur dan mereka harus kembali ke Jakarta segera. Sehingga tinggalah
aku di JFK dari pagi sampai pagi lagi untuk menunggu pesawat lokal yang
membawaku ke Los Angeles, karena semua pesawat penuh. Itu sekitar tahun
1993.
Untuk membunuh waktu, aku berjalan2
di JFK. Menarik sekali, apalagi ketika aku terpaku di ‘layar’ kaca untuk
melihat ratusan pesawat terbang atau mendarat, setiap beberapa menit!
Luar biasa! Pesawat2 itu antri untuk terbang, juga antri untuk mendarat!
Terlihat puluhan pesawat di udara untuk antri mendarat. Ada yang
berputar dulu tetapi ketika harus segera mendarat, mereka sangat
disiplin sampai menit-menitnya!
Bisa dibayangkan, jika landasan pesawat
dari sebuah bandara anjlok atau melesek setelah beberapa puluh pesawat
mendarat? Atau ketika pesawat2 itu sempat ‘tinggal’ di bandara tersebut
tetapi hanggar atau landasan pesawatnya ‘turun’ dan melesek? Selain
membahayakan jiwa, bandara tersebut tidak akan bisa dipakai untuk
pelabuhan udara …..
Ketika aku sedang bekerja dalam
pembuatan beberapa proyek di Kemayoran, aku sempat melihat dan mengamati
sisa2 kejayaan sebuah bandara nasional Kemayoran. Landasannya dulu (
sekarang nama jalannya ) di jalan H.Benyamin Sueb serta jalan Landas
Pacu Timur, masih terlihat kemeganan sebagai bekas bandara. Jalannya
besar, dan setelah menjadi jalan kendaran roda empat, toh masik terasa
‘kebesaran’.
Terbagi 2 jalur dan diantaranya masih bisa untuk beberapa
jalur lagi ( sekarang bergantian dipasang pot2 bungan mobile dan bisa
juga di ganti dengan yang lain ), sesuai dengan sebuah event. Tetapi
sekarang, ada jalur hijau ditengah2nya, cukup asri …..

www.suarapembaruan.com

Jalur hijau di landasan pacu ( dahulu ) di Kemayoran, sekarang ukup hijau, walau kurang terawat …..
Aku beberapa kali berjalan kaki
mengamati detail konstruksinya, memang berbeda. Antara Jalan Benyamin
Sueb dan jalan Landas Pacu Timur ada sebuah terowongan, cukup sepi pada
waktu itu, apalagi sekarang sudah ada jalan layang, jadi pasti bertambah
sepi. Terowongan itu bisa untuk mobil dan ada pedestrian cukup besar.
Tetapi yang aku lihat isana adalah ketidakpedulian pemda untuk mengelola
sebuah bekas bandara udara.
Disana hanya terdapat seperti kios2
bekas yang tidak terurus, serta kaum tuna-wisma tinggal disana. Cukup
’seram’ apalagi waktu itu lampu jalanapun hanya sekedarnya saja. Dan
kata warga disekelilimg itu, tempat itu memang tidak aman …..

Terowongan Kemayoran. Sepi, gelap dan tidak aman untuk berjalan …..
Oya, jalan Benyamin Sueb dilengkapi
dengan trotoar serta pedestrian yang besar di kanan kiri jalan, juga
ruang terbuka hijau ( RTH ) yang cukup memberi inspirasi bagi daerah2 di
sekelilingnya. Ya, tidak terlepas kemungkinan bahwa RTH dan pedestrian2
itu ada karena kawasan Kemayoran ini bekas bandara udara!
Yang aku tahu ketika aku mengerjakan beberapa proyek besar disana ( salah satunya di tulisanku Suka Duka Membangun ‘Istana Kecil’ Kami ),
developer2 itu juga sangat menghormati tatanan perkotaan disana. Konsep
membuat RTH besar serta pedestrian2 cantik dengan streetscape yang
menarik, juga merupakan konsep para developer2 tersebut, sehingga
menjadi kesinambungan sesuai konsep penataan kota Jakarta.

www.investor.co.id

kemenpera.go.id
Banyak apartemen dan rusun yang menghiasi Kawasan Kemayoran ini, tetapi tidak ada ruang publik terbuka.

www.republika.co.id
Mereka justru bermain di jembatan penyeberangan ……
Tetapi tidak dengan lahan terbuka untuk jual beli mobil disepanjang sisi sebelah barat jalan Benyamin Sueb.
Menurutku,
jika pemda belum mau memanfaatkan lahan terbuka itu, seharusnya bukalah
untuk ruang terbuka hijau, bukan untuk jual beli mobil! Beberapa yang bisa menjadi nilai positif jika itu dilakukan :
1. Dengan RTH, menambah lokasi
puluhan hektar penyerapan Jakarta, paling tidak ( jika memang belum
dimanfaatkan sesuai dengan konsep Jakarta dalam Tata Kota nya ).
2. Dengan RTH, menambah ruang
publik bagi warga Kemayoran, karena banyak sekali apartemen2 disana
serta rumah2 penduduk yang tidak mempunyai ruang publik.
Apartemen
mungkin cukup punya, tetapi bagaimana dengan rusun Kemayoran? Bagaimana
dengan perumahan2 disekelilingnya? Aku mengamati mereka justru sekarang
bermain di tepi jalan Benyamin Sueb, bahkan jika musim layangan mereka
bermain layangan di tengah2 antar 2 lajur mobil serta bermain sepak bola
disana ….. dan dengan adanya RTH sebagai ruang publik, mereka bisa
bermain dan bercengkerama disana …..

roemsspeed.wordpress.com

oto.detik.com
Coba perhatikan, semua ‘lanlainya’
adalah beton, tanpa penyerapan sama sekali. Dan apakah kita bisa yakin
bahwa saluran pembuangannya baik? Mendingan area ini untuk RTH saja,
membantu Jakarta untuk penyerapan …..
3. Kemungkinan besar, Kawasan
Kemayoran bisa menjadi kawasan percontohan bagi kawasan2 lain di
Jakarta. Dengan menjadi ‘bekas bandara udara’ seharusnya lah Kemayoran
mampu ‘berbicara’ lebih baik dari kawasan2 lainnya di Jakarta.
Apalagi,
secara fisik infra-struktur Kawasan Kemayoran sangat ‘tangguh’ dan
detail sebagai daerha perkotaan. Infra-struktur yang sangat lengkap (
misalnya, masak’ bandara kebanjiran? Eh ….. ternyata landasan pesawat
terbang ini sekarang memang kebanjiran jika hujan …… ). Dengan konsep
detail yang spesifik sebagai bandara.
Catatan :
Banjir bukan hanya karena curah hujan
yang kian meninggi dan infrastrukturnya tidak baik serta kurangnya
penyerapan, tetapi juga karena air laut yang terus ‘masuk’ ke jakarta.
Jika kabar bahwa air laut sudah sampai ke Monas, sangat dimengerti jika
kawasan Kemayoran ini terkena banjir, karena hampir sejajar dalam peta
Jakarta.

www.antarafoto.com
Landasan pacu pesawat terbang (
dahulu ) itu, sekarang banjir ….. sangat menyedihkan …. bagaimana jika
sekarang masih dipakai sebagai bandara?
Jadi, mengapa pemda men-siasia-kannya?
Sebuah kesia-siaan yang amat
sangat jika Kawasan Kemayoran seperti saat ini, bukan hanya tidak bisa
‘berbicara’ lebih, tetapi pun untuk sebuah kawasan standard, belum
memenuhi ‘persyaratan’ sebagai ruang perkotaan.
Selain
fasilitas2 yang tidak sesuai dengan ruang publik perkotaan, Kawasan
Kemayoran juga masih belum di munculkan dengan konsep2 terbaik bagi
Jakarta …..

v2digest.com
Kawasan Kemayoran sekarang. Memang
terlihat ada RTH dan hijau, tetapi aku tahu bahwa RTH ini sudah dimiliki
oleh developer2 untuk membangun bangunan2 besar. Apakah pemda tidak
bisa membuatnya tetapi seperti ini? Dengan dansu dan hijau?
Dan yang
jelas, HARUS SEBAGAI RUANG PUBLIK UNTUK WARGA JAKARTA, khususnya Kawasan kemayoran, BUKAN SEKEDAR SEBAGAI WARGA YANG MAMPU UNTUK MENIKMATINYA ……

skyscrapercity.com
Coba perhatikan konsep Master Plan
Kota Baru Kemayoran. Sangat terlihat semuanya adalah untuk bangunan2
besar, yang dimiliki developer2. Lalu apakah pemda tidak mempunyai lahan
besar untuk sebuah ruang publik? Apakah ini seua dikuasai oleh
pengusaha? Karena jika ya, mereka tidak akan peduli tentang ‘ruang
publik’ bagi warga, mereka akan peduli untuk ‘pembeli2 properti’ mereka!
Catatan :
Aku hanya ingin membahas tentang dunia
arsitektur dan konsep2 perkotaan. Aku tahu, semuanya mempunyai
permasalahan pelik, apalagi jika politik dan uang berpengaruh.
Tetapi jika semuanya untuk kepentingan bersama, warga Jakarta, semuanya
akan dapat diatasi, sesuai dengan pelayanan masing2 warga untuk mau
berbuat yang terbaik bagi kita semua …..


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “[Bekas Bandara] Kemayoran: Apa Kabar Sekarang?”
3 Agustus 2016 pukul 21.42
Kebetulan saya lahir satu tahun setelah bandar udara Kemayoran berhenti dioperasikan. Saya masih tinggal di kemayoran sampai sekarang. Seingat saya, di tahun 1997 ketika masih baru-barunya nama "Kota Baru Bandar Kemayoran", di daerah bekas bandara ini akan dibuat hutan kota. Tapi kenyataannya sekarang sudah terlupakan. Kawasan hijau yang banyak pohon kini di-"rebut" oleh para pebisnis apartemen dan hotel. Saya hanya sekedar jogging pun diusir dan tidak boleh berada dikawasan hijau yang ada disana. :D
Posting Komentar