Senin, 12 Agustus 2013
‘Kawasan Kemang’: Masih Adakah Lingkungan Asri di Sana?
Senin, 12 Agustus 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

www.alilahotel.com
Siapa yang tidak mengenal Kemang? Sebuah
kecamatan di Selatan Jakarta, sebuah daerah yang dikatakannya tempat
‘orang2 bule’ dan sebuah tempat yang banyak orang katakan sebagai daerah
‘borjuis’, dunia hedonis atau pun kehidupan eksekutif mengeah atas
Jakarta.
Jika kawasan Menteng ( lihat tulisanku ‘Weltevreden’ : Taman Wisata Jaman Kolonial Belanda, Konsepku untuk Jakarta )
di miliki oleh orang2 kaya dan lebih dipilih generasi tua sebagai
tempat tinggalnya, tetapi Kemang adalah kawasan orang2 muda, global (
dunia tahu bahwa warga negara asing banyak tinggal di Kemang ) serta
merupakan tempat eksekutif kaum muda dengan fasilitas2 hedonisme yang
lengkap. Ada mall, cafe, club2 malam, resto2 mahal kelas dunia ataupun
rumah2 cantik, besar, dengan fasilitas2 yang sangat lengkap untuk sebuah
kehidupan yang nyaman dan glamour.


Resto2 kelas dunia, hamper semua
kuliner dunia ada di Kemang, karena memang untuk fasilitas expatriate
yang bekerja di Jakarta …..
Memang, sebagian bukan rumah2 besar
dengan fasilits2 yang lengkap tetapi tetap saja rumah2 kecil tersebut
dihargai tinggi karena merupakan daerah Kemang! Dan rumah2 tersebut,
apalagi yang besar2, seringkali ‘tidak tersihat’ dan bersembunyi
diantara pepohonan asri serta berada jauh dari jalan utama.
Artinya,
rumah2 tersebut diatas tanah yang super luas dengan kebun segala macam
pohon dan bunga2an, seperti layaknya di kawasan Rodeo Drive atau Burbank
di Los Angeles, tempat rumah artis2 Hollywood di Amerika! Ya! Aku
melihatnya seperti itu, walau sebagian besar bukan artis Indonesia
melainkan eksekutif2 Jakarta dan expatriate2 dari banyak negara, dengan
penghasilan puluhan bahkan ratusan juta per-bulannya …..
Ketika aku masih bersekolah (
sekolahku di Kebayoran Baru ), banyak orang tua teman2ku mempunyai dan
tinggal di rumah di Kemang. Sehingga aku bisa sedikit mengamati
kehidupan mereka dari dekat. Beberapa temanku yang orang tuanya kaya,
sering mengundangku untuk bermain kerumahnya, bahkan menginap disana
jika libur.
Rumah2 mereka sangat luas, dengan halaman yang dihiasi
berbagai ukuran kolam renang serta seluruncuran2 kecil yang asik sekali,
membuat aku betah bermain disana. Ditambah hewan2 peliharaannya,
menjadikan aku sangat bahagia secara aku sangat cinta hewan. Dan walau
hanya1 malam tinggal disana, aku sempat mengamati serta merekam di
otakku hidup mereka yang sangat berbeda dengan hidup keluargaku …..
Itu dulu, Kemang jaman aku masih bersekolah. Dengan rumah2 besar yang tersebunyi serta ( hanya ) beberapa cafe2 dan club2 malam, juga tempatnya agak ‘tersembunyi’ di daalam pepohonan. Tetapi ketika aku mengumpulkan memori kesana, Kemang sedikit berubah. Rumah2 besarnya masih sama dengan perombakan2 yang seringkali besar2an, dan bertambahkan rumah2 besar yang baru. Fasilitas perdagangan seperti mall, cafe serta club2 malam, berbanding lurus dengan resto2 kelas dunianya.
Itu dulu, Kemang jaman aku masih bersekolah. Dengan rumah2 besar yang tersebunyi serta ( hanya ) beberapa cafe2 dan club2 malam, juga tempatnya agak ‘tersembunyi’ di daalam pepohonan. Tetapi ketika aku mengumpulkan memori kesana, Kemang sedikit berubah. Rumah2 besarnya masih sama dengan perombakan2 yang seringkali besar2an, dan bertambahkan rumah2 besar yang baru. Fasilitas perdagangan seperti mall, cafe serta club2 malam, berbanding lurus dengan resto2 kelas dunianya.
Kemang
menurutku tidak menjadi daerah yang asri lagi, tetapi Kemang sudah
berubah menjadi daerah entertainment kaum muda dan expatriate2 dunia. Dan Jakarta
‘gagal’ menjadikan Kemang di selatan Jakarta sebagai daerah penyerapan
air Jakarta, karena dibangunya rumah2 besar dan ‘menyita’ tanah2
sehingga air Jakarta mulai mengalir ke tempat yang rendah …..

Hotel, perkantoran, toko2, art gallery, resto2 atau cafe2 di Kemang
Seperti tulisan2ku tentang ‘Poros Timur - Barat’ untuk perluasan daerah pemukiman ( lihat tulisanku Semakin Bertambah Saja ‘Beban Jakarta’, dan Slogan ‘Jakarta Bebas Banjir’ Tetapi Tidak Peduli dengan Penyerapan atau yang berhubungan Kawasan Puncak terus Menjadi Obyek Bisnis, lalu Bagaimana dengan Hutan Lindung dan Banjir Jakarta? ),
sebenarnya Kemang bukan sebagai daerah pemukiman, walau tetap ada
rumah2 besar dengan tanah yang luas.
Konsepnya adalah KDB rendah, yang
seharusnya sudah diperhitungkan sebagai daerah penyerapan air Jakarta.
Tetapi dengan perkembangan jaman, sepertinya pemda DKI ‘meloloskan’ KDB
tinggi, bahkan rumah2 semakin padat, sehingga air benar2 tidak terserap.
Akhirnya sudah jelas, banjir melanda Jakarta, secara selatan Jakarta
counturnya sedikit lebih tinggi sehingga air mengalir ke downtown kota
Jakarta …..
Tetapi sangat disayangkan. Ketika banjir
Jakarta sudah semakin sering, pembangunan di selatan Jakarta pun
semakin sering juga. Apakah tidak terpikir, ( atau tidak mau berpikir? )
tentang hal ini?
Jika banjir sekarang sudah ‘masuk’ ke
Kemang, berarti air tanah Jakarta sudah semakin ke selatan Jakarta.
Artinya lagi, paling tidak sejauh itulah ( selatan Jakarta ) air tanah
Jakarta sudah ‘menggenang’ di dalam tanah dan menunggu ‘titik jenuh’
ketika air tanah bercampur dengan air hujan serta air2 dari sungai,
danau dan sebagainya. Padahal, selatan Jakarta justru berkonsep sebagai
penyerapan dan seharusnya tanah selatan Jakarta masih ‘kering’ dan
‘menunggu’ air dari sekitarnya …..

www.tmcmetro.com
Ternyata Kemang pun banjir …..
Aku memang bukan seorang ahli air, bukan
juga seorang yang mengerti tentang hidrolika dan perhitungan2
penyerapan air, pengalirannya serta penyebarannya. Tetapi secara logika
aku mengerti siklus air di sebuah kota dan secara urban planner humanis,
aku sangat mengamati bagaimana siklus air dalam pembentukan kota
Jakarta.
Dan ketika kawasan Kemang dan selatan Jakarta sudah menjadi
‘titik jenuh’ bagi air Jakarta, tidak menutup kemungkinan jika kawasan
Kemang dan selatan Jakarta tidak diperbaharui dan tidak dijaga
kelestarian lingkungannya, downtown Jakarta belasan tahun atau puluhan
tahun kemudian akan ‘terendam’ banjir, karena selatan Jakarta cenderung
counturnya lebih tinggi dari downtown Jakarta itu sendiri …..
Sekarang, bagaimanakah kita bisa
melestarikan kawasan Kemang dan selatan Jakarta untuk dapat
‘menyelamatkan’ kota Jakarta? Seperti yang aku tuliskan di beberapa link
ku diatas, konsep ‘Poros Timur-Barat’ dari pemda, dilakukan dengan
baik. Tetapi pun, pemda harus konsekwen dengan konsepnya. Ketika aku
tahu tentang ‘Poros Timur-Barat’, aku juga tah bahwa pemda tidak akan
membangun fasilitas2 yang memudahkan bagi ( calon ) penghuni rumah2 di
selatan Jakarta, sehingga mereka lebih memutuskan membeli rumah di Timur
atau Barat Jakarta. Tetapi pada akhirnya, pun pemda membangun
fasilitas2 bagus ke arah selatan Jakarta, misalnya jalan2 tol kearah
sana.
Pun juga ternyata developer2 membangun
perumahan elit di selatan Jakarta, lebih mahal dibandingkan Timur dan
barat Jakarta dengan semuanya setara, dan semakin lama semakin banyak!
Lihat saja, perumahan di Bintaro sudah sampai sektor 9! Itu menandakan
peminatnya semakin banyak untuk membeli rumah di selatan Jakarta …..
Kawasan ‘downtown’ Kemang, terus
dibangun. Dari titik keramaian Kemang ( sekitar mall F&B La Codefin
dan lingkungan dekat McD ), sekarang sudah meluas kemana2. Sepanjang
jalan Bangka terus ke selatan, resto2, cafe2, toko2, bahkan club2 malam
semakin banyak.
Aku tidak tahu sekarang, apakah sekarang peruntukkan tanah disepanjang jalan Bangka sudah berubah menjadi daerah bisnis dan perdagangan? Sepanjang yang aku tahu, daerah itu untuk pemikiman dengan KDB rendah, untuk menjaga kelestarian lingkungannya ……


Masih lagi tentang kemacetannya, sudah
menjadi ‘tradisi’ jika melewati ‘downtown’ Kemang akan mengalami
kemacetan yang luar biasa, pagi, siang sampai malam!
‘Dunia’ Kemang, dunia elite. Sebuah
kawasan yang kemungkinan besar tidak akan ‘terusik’ oleh pemda, keran
Kemang sudah dianggap baik, dan masih banyak daerah2 lain yang harus
diperhatikan. Tetapi justru Kemang bisa menjadi daerah yang ‘tidak
terkontrol’ ( seperti Kelapa Gading? Lihat tulisanku ‘Dunia Glamour dan Gemerlap’ Kelapa Gading ).

www.happymagnet.com

www.indonesia-travel.com
Dunia malam di Kemamg …..
Dan jika kita mau mewujudkan
‘Jakarta lebih baik’ semuanya harus saling terkait, saling berinteraksi
dan lebih2 saling berkoordinasi. Juga saling bahu membahu antara
pemerintah pusat, pemda dan warga kota.
Sekarang, kemana kepedulian pemda dan warga Jakarta untuk Jakarta menjadi kota yang lebih baik ???


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “‘Kawasan Kemang’: Masih Adakah Lingkungan Asri di Sana?”
1 Desember 2015 pukul 00.12
Hai, salam kenal.
tak sengaja membaca tulisan tentang kemang. tulisan yang inspiratif, namun sepertinya ada kesalahan atau kekurangtahuan tentang kemang, seperti pada kalimat: Siapa yang tidak mengenal Kemang? Sebuah kecamatan di Selatan Jakarta...
Berikut adalah sekadar masukan dari saya..jika berkenan bisa dilihat di http://rachmatpapinerazijed.blogspot.co.id/2015/10/kemang.html
salam,
rachmat.
Posting Komentar