Rabu, 14 Agustus 2013
Dari Ular Kobra, Serbuk Kuku Harimau sampai Dunia ‘Esek-esek’, Ada di Mangga Besar!
Rabu, 14 Agustus 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)
Mangga Besar! Sebuah tempat ’seram’ menurutku, bahkan dari dahulu sampai sekarang! Coba lihat tulisanku Denyut Kehidupan ‘Mangga Besar’ dari Dahulu sampai Sekarang. Sebuah
tempat yang sama sekali tidak berubah dari dahulu sampai sekarang,
ketika kita hanya ingin mencari makanan2 enak langgananku. Yang berubah
justru menambah ke’bobrokan’ daerah itu. Dengan bertambahnya hotel2
kelas melati, sudah jelas apa masuk hotel2 itu menjamur disana …..
Secara perkotaan, Mangga Besar merupakan
‘China Town’ kota Jakarta, dengan kehidupan sebagian besar dari etnis
TiongHoa. Makanan2nya memang sangat menggiurkan! Dan hargannyapun tidak
terlalu mahal, tidak seperti Pecenongan ( daerah makanan kaki lima
tetapi harganya bintang lima! Walau memang juga enak! ). Bahkan keluarga
teman2ku se-perkuliahan, masih banyak yang berada disana. Mangga Besar
merupakan tempat yang untukku untuk mencari memori2 indah masa2
perkuliahan dalam pengerjaan tugas2 kami …..
Seperti yang aku tuliskan di link
diatas, aku yakin bahwa Mangga Besar merupakan salah satu ‘asset’ bagi
Jakarta untuk kontribusi dana dalam perpajakan. Untuk daerah kuliner
sudah cukup jelas. Begitu juga ‘wisata malam’ ( baik yang positif
ataupun yang negatif ) dengan adanya Taman Sarinya. Hotel2 juga pasti
salah satu ‘penyumbang’ pajak besar untuk Jakarta. Apalagi untuk ‘uang
tutup mulut’ untuk transaksi2 bisnis illegalnya. Yah, kita sepertinya
sudah TST ( tahu sama tahu ) saja …..
Aku ingat ketika aku mulai bekerja sejak
lulus kuliah sebagai arsitek. Ada sebuah club malam cukup besar diasan,
sedang dikerjakan. Aku diajak kesana oleh mitra kerjaku untuk meninjau
dan survey tentang material marmer hitam dari India. Ya, jika kita ingin
memakai sebuha material, kita harus sudah tahu materialnya bagaimana
dan referensinya dimana saja. Tidak asal memilih.
Waktu itu, sebuah proyek besar pertama
ku ingin memakai marmer hitam Nero Absoluto. Dan supplier kami
mengajakku untuk meninjau marmer hitam itu disana, karena kebetulan
supplier kami memang yang mengerjakan club malam disana.
Materialnya memang bagus, dan
pengerjaannya perfek! Waktu itu, aku tidak bermasalah jika material itu
akan kami pakai di proyek besarku. Senangnya aku melihat2 proyek2,
karena ketika itu aku masih ‘hijau’ dan butuh banyak referensi dalam
pekerjaanku.
Selesai meninjau, kami sekedar makan
siang di resto cukup besar di sebelah club malam yang sedang dikerjakan.
Tetapi sebelumnya, mitra kerjaku ( sebut saja pak Diki ) mengajak aku
ke suatu tempat di club malam itu …..
Sepertinya ada ruangan ‘tersembunyi’
disana. Aku diajak masuk lewat pintu berlapis kaca hitam, yang seakan2
pintu itu ter-kamuflase. Ya, konsep ini diajarkan dalam perkuliahan
untuk mengkamuflase tempat2 tersembunyi. Ruangan itu sudah jadi,
lantainya memakai Nero Absoluto, marmer hitam. Dindingnya dengan memakai
cermin hitam, dan pantulan tubuh kami ada di se-antero ruangan.
Ruangan itu tidak terlalu bessar, tetapi
karena adanya dinding cermin ( walaupun cermin hitam ), tetap saja
memantulkan seakan2 ruangan itu besar sekali. Dan aku masih bingung,
mengapa pak Diki mengajakku kesana, sampai dia berkata dan bertanya,
“Christie, kamu pernah tahu tentang akuarium?”
Aku tentu menjawab ‘ya’, tetapi pak Diki
menerangkan tentang ‘akuarium’ yang bukan ada di pikiranku. Sebuhan
ruangan kaca, dimana banyak perempuan ada didalamnya dengan baju2 minim
dan banyak lelaki hidung belang dan tinggal menunjukan jarinya untuk
memilih perempuan mana yang disukainya untuk di ‘beli’ dan di bawa
pulang atau ke hotel …..
Astagaaaa! Ya ampun, Tuhanku …..
Itulah untuk pertama kalinya aku tentang
sebuah ‘akuarium’, dan aku berada di ‘akuarium’ tersebut! Walau belum
dipakai, bulu kudukku merinding dan aku segera mengajak pak Diki untuk
keluar dari ruangan tersebut! Tetapi aku sudah sempat mem-foto2 marmer2
hitam di ruangan tersebut, sebelum pak Diki bertanya kepadaku. Jika
tidak, alhasil aku akan minta diantar pulang ke kantorku ……
Ruangan ‘akuarium’ itu memang
menonjolkan ke-elegan-an gedung tersebut. Warna hitam memang hampir
pasti merupakan warna yang ‘resmi’, elegan serta ‘mahal’. Cocok dengan
konsep ruangan tersebut. Dijalan, pak Diki bercerita bahwa biasanya
perempuan2 di dalam ‘akuarium’ adalah kelas ‘mahal’ dan jutaan jia
lelaki hidung belang menunjukkan jari tangannya untuk ‘membeli’nya …..
***
Mangga Besar juga merupakan ‘pusat’
segala makanan, termasuk organ2 tubuh hewan yang dipercaya membawa
keuntungan untuk manusia. Aku pernah berjalan2 di sepanjang Mangga
Besar, sore2 setelah makan sorre di Bakmi Hokkian, seberang jalan Mangga
Besar 1, dekat dari jalan Hayam Wuruk.
Bersama teman2 aku memang sedang
khusus men-survey tentang Mangga Besar. Lalu kami kerbelok ke arah
Gunung Sahari, menyeberang jalan dan berjalan di atas trotoar kecil
karena banyak PKL. Resto2 serta warung2 bakmi atau masakan2 khas China
kami lewat. Tetapi ketika aku mencium bau yang aneh, bau makanan aneh,
tetapi sepertinya cukup enak, aku sempat terperanjat melihat ‘bahan’
mentah makanan tersebut …..
Aku belum sadar, apa bahan mentah
makanan tersebut. Upikir ya seperti bahan2 mentah lainnya, daging2an dan
bisa masih berdarah ketika datang. Pasti itu daging yag benar2 segar
untuk langsung dimasak. Tetapi ketika aku melihat dengan lebih detail,
ternyata itu bukan hanya sekedar daging ( yang aku tahu adalah daging
ayam, sapi, kelinci ataupun daging kambing dan babi ), tetapi di warung
kecil tersebut menympan banyak sekali daging ular dan biawak! Bahkan si
pemilik warung mengajak kami untuk melihat daging ular kobra! Bahkan (
katanya ) bisa ular kobra itu sangat ampuh untuk ‘penangkal bala!’ Wah
wah wah …….
Begitu juga beberapa ratus meter dari
warung yang berjualan ular dan biawak tersebut. Warung tersebut lebih
‘mengerikan’ lagi, untukku! Warung itu tidak menjual daging2 aneh untuk
dimakan, tetapi menjual organ2 tubuh hewan2 yang ( katanya ) dipercaya
untuk sehatan manusia! Serbuk kuku harimaupun katanya untuk campuran
obat kuat lelaki. Bahkan ( katanya lagi, dan menurutku sangat sadis ),
penis harimau dipercaya sebagai obat kuat para lelaki!!! Astagaaaaa,
kasihan sungguh harimau2 tersebut! Mereka dibunuh demi keegoisan
manusia!
Coba lihat tulisanku ‘Auman’ Harimau Sumatera itu Tidak Sekeras Dahulu : Pasca ‘Hari Harimau Internasional’ 2013.
Aku meneruskan perjalananku bersama
teman2ku, sampai masuk ke jalan Kartini, dan berputar lagi karena tidak
ada yang menarik lagi. Beberapa temanku ( yang kesemuanya laki2 ) ingin
mencoba daging ular dan biayak! No no no …… aku ga mau! Aku lebih baik
masuk ke resto ‘Tio Ciu’, dan memesan bubur ikan saja …..
Hmmmmmm, semakin malam, Mangga Besar
semakin menarik. Semakin malam banyak warung2 menjajakan makanan2 enak,
dan juga menjajakan keremangan malam dan ‘yang lainnya’ ( tahu kan,
maksudku? )
***
Dan Mangga Besar sekarang ini sama
sekali tidak berubah! Dunia germerlap dan dunia hitam, sehitam hati
manusia! Lenggak lenggok perempuan cantik, seiring dengan alat
penukarannya, sebongkah uang haram …..
Yang berubah adalah semakin banyaknya
hotel2 yang ‘market’nya jelas untuk apa, dan semakin banyaknya club
malam serta mafia2 yang bercokol didalamnya …..
Apakah tidak ada yang terusik untuk
menjadikan Mangga Besar sebagai bagian tujuan wisata Jakarta, seperti
yang aku tuliskan di sini ‘Multi-Culture’ : Betawi, China Town dan Dutch Town untuk Tujuan Wisata Jakarta : Konsep Dariku, Mungkinkah?


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “Dari Ular Kobra, Serbuk Kuku Harimau sampai Dunia ‘Esek-esek’, Ada di Mangga Besar!”
19 Desember 2017 pukul 10.18
hondaqq com agen domino 99 bandarq dan poker online terpercaya
LIVE DRAW SGP
LIVE DRAW SYDNEY
LIVE DRAW HK
Posting Komentar