Selasa, 04 Juni 2013

Menulis untukku Menjadi Jembatan Pelayanan Bagi Papa Dalam Tuhan



By Christie Damayanti

1370334142217616150
www.macworld.com

Mengenang almarhum papa, yang dipanggil Tuhan, 5 Maret 2013 yang lalu : Ir. Suharto Prodjowijono

Aku bukan penulis. Sebelum sakit, aku hanya menulis untuk presentasi pekerjaanku atau menyiapkan kegiatan mengajarku sebagai dosen di 2 buah universitas terkenal di Jakarta. Sungguh, aku bukan penulis …..

Begitu juga papaku yang beliau tahu, bahwa aku bukan seorang penulis. Tetapi ketika beberapa tulisanku di publish di Kompasiana dan mendapat sambutan yang luar biasa penuh, papa serta merta sangat mendukungku dalam menulis.

Pertama kali aku memposting di Kompasiana, aku tidak bercerita kepada papa. Pun ketika sambutan berupa komentar2 positif dari sahabat2 baru, aku belum mau bercerita tentang itu pada papa. Tetapi ketika tulisan ke-3 ku menjadi ‘Headline’ tentang pertama kali aku terserang stroke, aku memperlihatkan tulisanku kepada papa. Begitu papa membaca tulisanku, sungguh aku melihat sinar mata papa yang berkaca2 …..

Sejak saat itu, di bulan yang sama, November 2010 lalu, aku menjadi tim dan partner dalam menulis, terlebih jika tulisanku tentang Jakarta. Apalagi ketika pasangan Jokowi-Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta akhir tahun 2012 lalu. Karena papa adalah pensiunan Pemda DKI Jakarta dan beliau sangat peduli dengan Jakarta, seperti aku.

Rubrikasi tulisanku terus bertambah banyak dan tulisanku semakin memperkaya khazanah otak dan pemikiranku. Semakin kemari, semakin banyak pemulihan sakitku karena ketika aku bertanya kepada dokterku, ternyata menulis adalah sebuah terapi bagi banyak hal, termasuk terapi otakku dalam pemulihan stroke, yang menyerangku sekitar 3 tahun lebih …..

Headline demi headline semakin memperkaya tulisanku, sampai November 2011 lalu, aku dianugerahkan sebuah Penghargaan sebagai Kompasianer of the Year 2011 di acara Kompasianival. Dan ketika papa melihat Piagam Penghargaan ku untuk ini, seketika aku tahu bahwa papa sungguh2 bahagia untukku, sebagai anak papa yang dalam keterbatasan.

Setiap orang yang bicara dengan papa, setiap orang yang datang ke rumah kami dan juga setiap orang yang mungkin baru berkenalan dengan papa, beliau bercerita tentang penghargaan untukku ini. Dan hatiku sangat tersentuh, ketika seorang teman papa, khusus ditelpon papa untuk sekedar menceritakan penghargaan yang aku terima dari Kompasiana …..

Tuhanku! 

Betapa hatiku sangat tersentuh dan menangis ketika papa benar2 bangga atas prestasiku. Dalam keterbatasanku, ternyata tidak terlihat oleh papa. Walau papa tahu bahwa aku cukup sulit untuk berkegiatan, pun papa tetap tidak semena2 memanjakanku. Bahwa papa tetap setia menemaniku tetapi sekaligus mengajarkan aku ntuk mandiri. Bukti ini sangat kuat ketika dukungan papa dalam terapi menulisku.

Tiap pagi di mobil, ketika dari rumah ke rumah sakit untuk terapi lalu ke kantor, kami hampir selalu berdiskusi tetang banyak hal. Jika aku merasa bahwa diskusi kami ini bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang, aku menuliskannya leeat note di BB atau di iPad. Sehingga ketika kami sampai ke kantorku, dan tulisanku selesai, aku tunjukkan ke papa sebelum papa mengantarku ke ruanganku di lantai 43. Dan seperti ini juga berlangsung hampir setiap hari, juga pada waktu malam setelah pulang kantor, jika kami tidak terlalu capek …..

Apalagi setelah ada banyak penghargaan untuk aku dalam menulis, papa lebih bangga padaku, bukan karena aku bisa mendapatkan materinya, tetapi lebih kepada papa melihat aku bisa tetap berinteraksi, percaya diri, melayani dengan notivasi2 dalam tulisanku, berbagi dalam pengetahuan serta pemulihanku menjadi begitu cepat …..

Kasih papa ( dan keluarga ) ditambah kasih Tuhan ( sudah barang tentu ) yang memungkinkan segalanya …..

Ketika buku kumpulan kesaksianku tentang stroke dalam judul “Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit” terbit September 2012 lalu, sungguh, papa begitu bahagia ( Lihat tulisanku  Dalam 1,5 Hari Terjual 528 Buku : Jika Tuhan Berkehendak, Siapa yang Dapat Melawan? ). 

Karena buku ini aku persembahkan untuk Tuhan, dan 1/2 royalti nya sebagai persembahan bagi pelayanan Tuhan. Ketika launching buku ini di Auditorium RS Cikini, suara papa dan mama bergetar sewaktu bersaksi tentang aku, dan mata mereka terus berkaca. Dan papa adalah marketing yang luar biasa, untuk aku, salah satu anaknya yang terkasih yang dalam pemulihannya …..

Sekarang, menulis untukku adalah ’sesuatu banget!’. Dari menulislah, Tuhan membuka talentaku untuk penyembuhanku. Dan dengan menulislah, hubunganku dengan banyak sahabat serta pelayananku kepada Tuhan salah satunya, menjadi nyata. Dan ketika aku dan papa terus berinteraksi dalam hudup sebagai papa dan anak, sebagai sahabat, sebagai penasehat, menulis merupakan jembatan kesaksian yang luar biasa! 

Bahwa dukungan kasih dari keluarga dan orang2 terdekatku, lebih2 papa, terus bersinar dalam kesaksian kasih Tuhan …..

***
Pa, papa tetap melihat kan? Aku tetap bersaksi dan melayani lewat menulis. Tetap dukung aku, pa. Supaya semuanya menjadi nyata sesuai yang papa dan Tuhan kehendaki untuk aku perbuat di dunia ini, sebelum Tuhan memanggil aku pulang ke Rumah Bapa di Surga …..

Terima kasih, pa ….. Kami mengasihimu …..

Tulisan bertubi2 tentang papa ini, ada di buku-ku ke-2, baca di link dibawah ini  :

137033432477783738

Tags:

0 Responses to “Menulis untukku Menjadi Jembatan Pelayanan Bagi Papa Dalam Tuhan”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks