Rabu, 19 Juni 2013

Doaku untuk Liza, Sahabatku Seorang ‘Cancer Survivor’



By Christie Damayanti


137163126049825728
Dokumen Pribadi
Liza yang selalu tersenyum, walau kanker menghadangnya …..

Sebagai ‘cancer survivor’ juga, aku sangat merasakan betapa menderitanya untuk ‘menunggu’ apa yang kanker itu hendak lakukan dalam tubuh kita. Akankah diam di satu titik saja, ataukan semakin menyebar? Karena ketika dokter sudah memvonis kita mempunyai kanker ( atau tumor ganas ), dokter pasti sudah memprediksi arah sebarannya.

Tetapi pun jika dokter sudah menyatakan ’sembuh’ dan tidak ada anak sebarannya, tetap saja kita harus terus memantaunya. Seperti kanker rahimku setelah rahimku diangkat ( hysterektomy ) dan dokter mengatakan aku terbebas dari kanker, tetap saja aku harus memantaunya, juga dokter menyarankannya. Tiap periodik sekali, aku check-up dan terapi.

Salah satu teman sejak SMP ku yang tinggal di apartemen dekat kantorku, tiba2 aku mendapatkan update status di Facebooknya. Berhubungan dengan kesehatannya dan yang membuat aku trenyuh ketika dia sangat terbuka sedikit ‘bercerita’ tentang fisiknya yang harus menjalani kemoterapi. Dan diapun dengan terbuka juga memasang fotonya ‘dulu dan sekarang’. Yang masih segar dengan rambut cantik, dan sekarang dengan wajah tirus dan tanpa rambut …..

Sungguh, aku sangat trenyuh dan aku merasakan sendiri ketika aku sangat ‘menderita’, batinku terpuruk ( fisikku masih sehat ) untuk ‘menunggu’ apa vonis untukku. Baik dari dokter sendiri,juga vonis dari hatiku …..
Karena Liza, temanku itu tinggal di apartemen proyekku, tidak ada salahnya aku mengundang dia untuk sedikit berbincang. Aku hanya ingin berbagi, ketika aku membaca kata2nya di update statusnya, terpancar sinar keterpurukkan, waau diselimur dengan emoticon tersenyum dan pasrah. Aku pun demikian, dahulu. Bahkan sekarang ketika aku sebagai insan pasca stroke, seringkali aku harus menyelimuti dengan kedok ‘kesenangan dan kebahagiaan’ ketika tiba2 datang kabut keterpurukkan dalam momen2 kemanusiaanku.

Beberapa hari lalu, Liza datang ke lantai 43 untuk menjemputku, turun ke mall dan mencari sebuah cafe nyaman. Kami harus saling menguatkan, saling peduli dan saling berdoa. Masing2 dengan kankernya ( untuk aku, dulu ) dan masing2 dengan permasalahannya. Dan ketika dia datang ke lantai 43 dan aku keluar ruanganku untuk turun ke mall, mataku melihat Liza sangat kurus, hitam dan tidak seperti Liza yang dulu. Dan aku semakin trenyuh …..

Aku langsung memelukknya dengan tangan kiriku. Aku mengusap2 punggungnya sambil berbisik, bahwa aku peduli dengannya. Liza memang ceria. Walau dia membungkus egelisahannya dengan lamuran keceriaan di wajahnya, aku tetap menangkap sebagai suatu hal yang wajar dalam selimut kemanusiawiaan-nya. Liza tetap terlihat tegar dan terus tersenyum, ketika aku melepas tutup mulutnya.

Ya, Liza menjemputku memakai kaos yang dia suka, dan celana panjang serta membungkus tubuhnya dengan selendang kotak2 besar dan menutup kepalanya yang sudah gundul serta menutup mulutnya dengan masker.

***

Dengan enak, kami bedua dengan Liza menuju ke sebuah cafe yang nyaman. Aku, seorang dalam keterbatasan yang harus bergantung dengan kekuatan tangan Liza, dan Liza yang menggandengku dengan dandannya yang mungkin membuat orang lain diluar kami meihat dengan aneh. Ah, kami tidak mempedulikannya. Yang ada hanya hatiku yang peduli dengan Liza. Aku ingin cepat2 mendengarkan cerita 
Liza …..

Ketika papa meninggal bulan Maret 2013 lalu, Liza datang bersama kakaknya untuk mengucapkan bela sungkawanya kepadaku dan keluargaku, karena dia memang cukup dekat denganku dulu. Waktu itu, Liza masih terlihat segar dan cukup gemuk. Wajahnya berseri dan senyumnya terus memancar hangat ketika dia memelukku.

Tetapi ketika Liza menjemputku, dia sangat jauh berbeda! Aku benar2 trenyuh mendapatkan sahabatku yang sebenarnya terus selalu berusaha tersenyum, dia tetapi terus tersenyum, tetapi dia menyembunyikan kesulitannya sendiri dengan senyumnannya.

Kami duduk di sebuah cafe yang nyaman, dn langsung memesan minuman serta masing2 sepotong cemilan. Dan Liza mulai membuka ceritanya tentang apa yang dia rasakan ……

***

Beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2011, Liza terserng kanker payudara. Cerita Liza sendiri, bahwa kanker itu terdeteksi sangat dini. Masih belum stadium dan dia cepat2 membuangnya, sampai beberapa terapi dan dokternya mengatakan bahwa kanker tersebut tidak akan muncul lagi. Dan Liza senang karenanya, walau tetap dia chek-up ke dokternya dulu periodik sekali.

Tetapi beberapa bulan lalu, ternyata anak sebar kankernya mulai menjalar sampai di beberapa organ2 penting tubuhnya. Sadar bahwa anak sebar kanker tersebut semakin lama semakin ganas, Liza diminta untuk terapi dengan kemoterapi. 

Tiap 3 minggu dia mengalami mual2 di perutnya, tubuhya semakin kesakitan karena efek kemoterapi tersebut sampai dia agak susah menelan ( bahkan menelan air liurnya sendiri ) …..

Tetapi kemo-nya sendiri menurutnya sangat membuat aktifitas hidupnya sangat terganggu. Liza tidak bisa makan, perutnya terus mual2. Dan dia harus selalu menyiapkan kantong plastik di tas nya karena dia tidak mampu menelan air liurnya sendiri. Tubuhnya kurus karena tidak bisa makan, dan rambutnya rontok sampai benar2 gundul. Dia selalu memakai topi dan selendang untuk membungkus tubuhnya yang ringkih ……

“Tuhan ….. aku tidak bisa berbuat apa2 selain terus berdoa untuknya. Aku tahu, bahwa ini adalah kehendak MU, sesuai dengan rencana MU.Doaku untuknya adalah semoga, Liza bisa melewati ini dan rencana MU akan terjadi. Dan aku sangat percaya bahwa rencana MU adalah yang terbaik untuknya, seperti juga untukku …..”

Dan setelah banyak cerita yang keluar dari mulutnya, Liza membuka selendangnya. Dia meminta tanganku meraba dadanya, tepat di ujung lehernya. Dan aku merasakan sebuah benjolan cukup besar dan keras, membuat tulang rusuknya menonjol. Dan Liza berkata bahwa ini sebagian dari anak sebar kankernya, sudah sampai kesana ……

Hatiku hancur menatapnya. Dengan cepat aku mengusap tangannya dan mataku berkaca2. Tetapi Liza tetap tersenyum dan sering tertawa. Aku tahu, dia ingin ‘mengelabuhi’ dirinya sendiri dan mengelabuhi aku. Dia terus ingin terlihat sehat, dan tidak ingin terus terpuruk. Tetapi aku bisa melihatnya! Ya! Aku kan juga pernah menjadi seorang cancer survivor, dimana aku mengerti bahwa bukan fisikku saja yang digerogoti kanker ganas itu, tetapi hati dan pikiranku juga digerogotinya lewat  perasaan dan ketakutan …..

Aku mendengarkan ceritanya dengan seksama. Walau aku menangkap kegelisahan dalam dirinya, tetapi dia terus berusaha untuk tetap tegar! Keluar-biasaannya lah yang membuat aku merasa tidak ada apa2nya dengan kelumpuhanku. Ya, memang  kami merupakan 2 orang produk dengan 2 penyakit yang berlainan, tetapi tetap semua penyakit ini tertumpu dengan akhirnya, menuju kematian!

Mungkin tidak semua orang sadar bahwa bukan hanya kita yang bermasalah dengan kesehatannya, yang lebih dahulu dipanggil Tuhan. Tuhan akan memanggil kita, jika DIA menghendakinya, dan tugas kita sudah selesai di dunia. Jadi, tidak benar bahwa kita, orang2 yang sedang berpenyakit, yang akan duluan dipanggil Tuhan, tetapi semua orang beresiko akan di panggil Tuhan, kapanpun!

Itulah yang membuat aku terus berpengharapan! Bahwa jika Tuhan memang masih mempunyai tugas untukku, pasti semuanya akan diberikan kepadaku, walau mungkin aku tetap dalam keterbatasan. 

Pengharapan itu selalu ada. Dan ketika pengharapanku yang terus berpendar untuk mengasihi keluargaku, aku sangat tegar untuk terus mengucap syukur kepada NYA dan terus percaya bahwa masa depanku dan keluargaku semakin bersinar …..

Begitu juga dengan Liza. Sangat senang melihat Liza selalu tersenyum, walau tetap memancarkan kegelisahan seorang cancer survivor. Dan aku terus beerdoa dengan keadaannya …..

Catatan :

Hari ini dia mulai berobat ke sebuah negara, sebagai alternatif dari terapi kemo-nya yang sangat mengganggunya. Jika berkenan, untuk bisa mendoakannya supaya dia mampu melewati ini ……

Tulisan ini sudah melalui persetujuannya, termasuk keadaanya. Dan dia mengharapkan doa teman2nya untuk terus bisa bertahan dalam kemungkinan2 terbaik.

1371631301246469790
Liza beberapa bulan yang lalu ( memakai baju merah ) …..

Terima kasih, Tuhan berkati!

Tags: ,

0 Responses to “Doaku untuk Liza, Sahabatku Seorang ‘Cancer Survivor’”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks