Senin, 06 Oktober 2014

‘De Kat’ : Si Kucing, Heritage Dunia Lewat Sebuah Kincir Angin




By Christie Damayanti

14125899581306709510



‘De Kat’, windmill di Zaanse Schans



Jalan2 di sepanjang jalan menyusuri Zaan River di Zaanse Schans siang itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Bukan hanya karena kami belum pernah memasuki sebuh windmill ( biasanya hanya lihat dikejauhan, bahkan aku sudah 3 kali ke Belanda pun belum permah masuk ke area windmills, apalagi ke dalamnya ). Sehingga, waktu itu jalan2 di sekitar windmills merupakan ’sesuatu banget’ …..

Setiap windmills di Zaanse Schans tetap digunakan sebagai proses pekerjaan sejak jama dahulu. Hanya saja, mau masuk ke windmills yang mana? Karena ada beberapa hal untuk kami ragu2 untuk masuk :

1.       Harga tiket 3,5 euro per-orang. Jadi untuk kami 4 orang adalah 14 Euro. Untuk 8 windmills total sebanyak 112 Euro, sekitar 1,8 juta. Sebuah harga yang cukup tinggi.

2.       Waktunya memang hanya sebentar untuk berkelana di dalam windmill.

3.       Antrean wisatawan pun panjang.

Sehingga kami hanya bisa memasuki area di dalam 1 windmill saja dan aku memilih ‘De Kat’ ( The Cat ) karena aku memang suka biatang, terutama kucing. Mengapa dinamakan De Kat? Entahlah …… yang menamakannya adalah awal pendiriannya sekitar tahun 1700-an.

Kami masuk ke area ‘De Kat’, mengantri untuk membeli tiket masuk.  Dan masuk kedalam nya cukup sempit. Bisa sih dengan kursi roda tetapi Arie yang mendorong kursi rodaku harus berhati2 agar kursi rodaku tidak menyerempet barang2 disana.

1412590093345211199
14125901511196836326

Michelle mau naik ke menara windmill lewat tangga monyet terjal. Aku tidak mungki untuk melakukannya sekaarang …..

De Kat ( The Cat = Si Kucing )

Tahun 1959, G.Husslage, seorang ahli dalam pembuatan penggilingan, membangun pabrik penggilingan ‘De Duinjager’, dimana parik ini berada dalam wilayah De Kat, dyemill, yang sudah menuadi icon sejak tahun 1780. Sejak puluhan tahun lalu itu, produksi dan penjualan cat antic dan bahan2 pewarna semakin masuk, secara sekarang banyak masyarakat justru lebih meyukai barang2 antik, atau barang2 modern tetapi di finish seperti barang antic.

1412590217776990058
14125902771570311851

Windmill De Kat ini merupakan peninggalan terakhir di dunia sebagai penggilingan yang menggunakan tenaga angin. Sehingga, pemerintah Belanda pun semakin getol untuk melestarikan ‘heritage’ dunia ini. Salah satunya justru mengajak wisatawan yang datang ke Belanda untuk sekedar mampir ke windmill ( salah satunya adalah windmills di Zaanse Schans ), untuk sekedar masuk kedalamnya, melihat2 cara dan poses produksinya, serta menjual pernak pernik tentang windmill sehingga, ada barang yang ‘tertinggal’ bagi generasi selanjutnya.

Sementara itu, proses produksi dengan tenaga angin ini memang agak lambat dibandingkan proses produksi dengan tenaga listrik. Sehingga pemerintah Belanda berusaha keras untuk windmills di Belanda masih dilakukan proses penggilingan secara tradisional.

Proses penggillingan De Kat, untukku sangat luar biasa! Tanpa tenaga listrik sama sekali, proses penggilingan bergerak sangat cepat! Hanya 1 orang penjaga yang sudah tua dan ahli dalam proses penggilingan tersebut. Bahan bakunya suda ada, si penjaga hanya mengatu material2 yang sudah siap untuk dipindahkan. Dia berjalan mondar mandir untuk menjawab pertanyaan2 wisatawan2 termasuk aku. Dan dia pun sigap untuk tetap melakukan tugaasnya di De Kat.

Di De Kat, merupakan pengumpul dari 55 buah windmills untuk cat warna yang dibangun dari nama2 terkenal, paling tidak di Eropa, seperti Kluyver, P.Schoen, Heyme Vis, Visser dan sebagainya. Mereka semua memang berada dalam ‘pemberi warna masa lalu’, dalam industry cat.

Sementara anak2ku diantar Arie naik ke menara windmill, aku tetap duduk di dekat si penjaga untuk bertanya2 tentang De Kat ini. Si penjaga dengan senang hati melayani pertanyaan2ku. Sambil sering juga mondar mandir untuk melakukan pekerjaannya.

14125904291582072151
1412590510614025962
Dennis dan Michelle di menara Windmill ‘De Kat’

Menurut si penjaga, cerita awal De Kat adalah tahun 1700-an dengan berbagai jenis2 kayu tropic dalam jumlah yang sangat besar ( tahun 1700-an Belanda masih menjajah Indonesia, dimana mungkin kayu2 tropikal tersebut berasal dari Indonesia, MUNGKIN! ), di import untuk dijadikan cat, yang dapat memberikan warna warni bagi bahan pakaian atau tekstil.

14125906081304253961
1412590823891572869

Roda penggerak dari tenaga angin, untuk menggerakan mesin2 trandisional

1412590865333334925
14125909481074641310

Roda2 penggerak mesin2 dari tenaga angin

Gelondongan2 kayu pewarna yang berat, dimaukkan dalam belanga ( panci ) besar untuk selanjutnya dengan seperangkat peralatan yang tajam, gelondongan2 kayu besar tersebut dipotong2 menjadi serpihan2 kayu. Kemudian serpihan2 kayu tersebut digiling melalui alat batu2 penggiling ( seberat 5000 - 7000 kg ) yang digerakkan oleh tenaga angin.

1412590996806798873
14125910551008644391
14125911191242339795
14125911701874666833

Bubuk kayu sebelum di saring di dalam bak berputar, yang juga digerakan oleh tenaga angin

Setelah itu , serpihan2 itu berulang kali digiling, sampai menajdi bubuk kayu berwarna, disaring dalam bak berputar. Sekali lagi, itu digerakan oleh tenaga angin! Tetapi tidak hanya 1 proses ( dari gelondongan, memotong2 menjadi seerpihan kayu sampai menjadi bubuk kau dan disaring dalam bak berputar ). Ada banyak proses uang lain, seperti pengolahan mineral, kapur, pasir dan sebagainya untuk pekerjaan pegecatan dan pencelupan.

***
Anak2 dan Arie masih di menara windmill dan aku pun sibuk dengan pengamatanku. Sangat menarik dan menyenangkan! Kami berada dalam sebuah sejarah Belanda, proses trandisional. Suasana didalam benar2 seperti ‘jaman batu’. Kayu2 tua bercampur dengan serpihan kayu dan bubuk2 kayu, kadang membuatku bersin2. Ya,aku memang asma, dan jika melihat debu sampai mengeluarkan asap, aku pasti bersin2. Tetapi apapu itu, aku tidak mau melewatkan kesempatan ini, untuk mengamati dan bertanya2 dengagn si penjaga De Kat …..

Pengetahuanku bertambah lagi dengan sebuah warisan budaya dunia, windmill di Belanda ……

Sebelumnya :

‘Windmill’ : Icon Belanda, Heritage Dunia
Berumur 300 Tahun Lebih, Rumah di ‘Zaanse Scans’ Makin Tua Makin Cantik!
‘Zaanse Schans’, Wisata Desa dengan Cantiknya Kincir Angin Belanda
Desain Unik Salah Satu Jembatan di Zaan River, Belanda
Hari Terakhir di Holland, Sebelum Melanjutkan ke Switzerland …..
Dari Pelukis Jalanan, Becak Indonesia, Pasangan Usia Lanjut yang Selalu Mesra di ‘Grand Place’ …..
‘Belgian Waffle’, Menggoyang Lidah Hanya dengan 1 Euro, Masa’ Sih?
2 Jam di Landmark ‘Grand Place’ Brussels
‘Sightseeing’ Kota Brussels, Belgia di Musim Panas itu
‘Atomium’ : Molekul Raksasa yang Berpenghuni
Perjalanan Menuju Brussels, Belgia …..
‘New Madurodam’ di The Hague: Miniatur Park Kebanggaan Belanda
Di The Hague [Den Haag], ada ‘Javastraat’ dan ‘Restaurant Garoeda’ …..

‘Royal Delft Blue’ : Keramik Cantik Khas Belanda

Delft, Kota Pelajar yang menjanjikan Ketenangan dari pada Eforia dan Hura-Hura
Dari Rotterdam ke Delft : Hijau Rerumputan, Mahasiswa dan Kota Pelajar serta City Hall

Rumah Kubus ‘Kubuswoningen’ : Seni Arsitektur untuk Sebuah Tempat Tinggal
‘Euromast Tower’, Rotterdam : Apa Saja yang Bisa Dilakukan Disana?

360 Derajat Memandang Kota Rotterdam di ‘Euromast Tower’
Rotterdam, Holland : Kota Seribu Wajah

Perjalanan dari Amsterdam ke Rotterdam
Parade Foto : Burung-Burung itu Hinggap di Tangannya …..

Mencoba Sepatu Kayu ala Noni Belanda

‘Wooden Shoes Factory’ di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik …..
Selamat Datang di Marken, Selamat Tinggal Volendam

Bahkan Burung-Burung itu Tetap Bisa Makan …..
‘Fish & Chips’ : Makanan Khas Kota PenghasilIkan

‘Fotograaf de Boer’ : Kenangan Terindah dari Volendam

Keju, Keju, Keju dan Keju di ‘Cheese Factory’ Volendam
Ke ‘Cheese Factory’ di Gerimis Volendam

Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum
Sisi Lain ‘Volendam’, Selain Sebagai Desa Nelayan
[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami …..
‘Molen De Gooyer’ : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij …..
Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata ‘Hop-On dan Hop-Off’
Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!
Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat
The FEBO ‘De Lekkerste’ : Kedai Burger Otomatis di Holland
‘Perburuan’ itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam …..

[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..

Mahasiswa ‘Cool’ Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam

Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..

‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..
‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam

Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname

Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..
‘Red Light District’, Wisata Prostitusi di Amsterdam : Hahaha ….. Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan ‘Excited!’
‘Coffee Morning’ : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Selamat Datang di Amsterdam!
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!
Ketika  Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh

Tags:

0 Responses to “ ‘De Kat’ : Si Kucing, Heritage Dunia Lewat Sebuah Kincir Angin”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks