Senin, 06 Oktober 2014
‘Windmills’ : Icon Belanda, Heritage Dunia
Senin, 06 Oktober 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Di Zaanse Schans memang diperuntukan sebagai salah satu titik wisata pentinh di Holland. Hanya sekitar 30 menit dari Amstersdam di sisi kota Zaandam tepi Zaan River, Zaanse Schans memang adalah sebuah desa Belanda yang sangat cantik, dengan rumah2 hijaunya dari sekitar tahun 1700-an dan beberapa buah windmills ( kincir angin ), yang menjadi icon bagi Holland sendiri.
Windmills disana masih berfungsi seperti pada awalnya. Bukan hanya untuk presentasi wisata saja, tetapi di Zaanse Schans. Windmills itu masih dipakai sebagai kegiatan alam yntuk proses penggilingan hasil pertanian Belanda disekeliling Zaanse Schans.
Aku baru tahu, bahwa windmills itu dipunyai oleh sekelompok warga di Eropa, atau seseorang, atai sekeluarga. Masing2 windmmills mempunyai nama dan masing2 windmills juga untuk kegiatan proses penggilingan tiap jenis material. Misalnya, penggilingan gandum, membuat cat warna untuk bahan bangunan bahkan untuk proses membuat lembar2 kayu.
Di Zaanse Schans terdapat 8 buah windmills dengan nama2 sesuai penamaan si empunya. Masing2 windmills itu detail desain arsitekturnya beraga, tetapi konsepnya sama. Dibangun rata2 tahun 1700-an, wndmills itu sdangat terlihat masih kokoh, bahkan kayu2 nya terlihat menjadi lebih ‘menyatu’ dengan fungsinya.
Nama2 windmills itu adalah :
1. De Huisman, mustardmill ( pabrik mustard, salah satu bumbu dapur untuk sandwich )
2. De Gekroonde Poelenburg, sawmill ( penggergajian )
3. De Kat ( The Cat ), dyemill ( pembuat material untuk pewarnaan )
4. He Jonge Schaap ( The Young Sheep ), sawmill
5. De Os ( The Ox ), oilmill ( pabrik minyak )
6. De Zoekeer ( The Seeker ), oilmill
7. De Bonte Hen ( The Spooted Hen ), oilmill
8. Het Klaverbald ( The Cloverleaf ), sawmill
Suasana pedesaan Zaanse Schans. Cantik, damai dan mempesona …..
Sumber tenaga windmills adalah angin, nama sudah menunjukkan hal tersebut. Kecepatannya selalu berubah, dan angin tersebut membuat kincir bisa berputar atau malah berhenti jika sama sekali tidak ada angin. Dan angin tidak memerlukan seorang pun untuk membantunya.
Sebuah windmill standard, proses penggilingan bisa sampai 15 ton ke arah datangnya angin. Jika angin memang tidak memerlukan bantuan, tetapi seseorang yang bertugas sebagai penjaga windmills, akan bertanggung jawab dengan kegiatan proses tersebut. Dia akan bisa mengatur kecepatan penggilingan dengan mengubahe kedudukan gulungan layar pada setiap papan kincir. Atau justru si penjaga bisa menghentikan putaran kincir angin, dengan memasang rem kayu di kap penggilingan.
Beberapa windmills di Zaanse Schans. Ada 2 sisi : pedesaan dan tepi Zaan River
Makin keras angin bertiup, semakin banyak mesin2 yang digunakan si penjaga dalam proses penggilingan. Jika hari2 tanpa angin yang besar, angin yang bertiup kecil digunakan untuk bersih2 windmill dan si penjaga bisa bersantai dahulu, sebelum angin berputar lagi. Karena jika angin besar bertiup terus menerus, si penjaga justru bisa tidak tidur semalaman, karena menyelesaikan pekerjaannya. Sayang kan, angin ‘dibuang2?’
Zaanse Schans berada di tepi sungai Zaan. Sejak tahun 1600-an, mereka berdagang dari hasil menangkap ikan sungai, sehingga bisa membangun windmill pertama mereka
Windmill De Gekroonde Poelenburg, sawmill ( penggergajian ). Selalu ada nama dan tahun pembuatannya di hamper semua bangunan lama di Belanda. Gudang untuk hasil material untuk pewarnaan di De Kat
Awalnya, tenaga angin hanya digunakan sebagai tenaga pengering saja. Tetapi proses terjadi dan mereka mulai menggunakan angin untuk menggiling hasil prrtanian mereka. Seperti gandum, padi, kayu menjadi kertas, minyak, dan sebagainya. Dan tahun 1850, mesin tenaga uap sudah bisa menggantikan tenaga angin. Apalagi sekarang tenaga listrik secara modern mampu melakukan segalanya, sehingga windmill sekarang ini semakin tidak dipakai.
Konsep windmill memang sama dan sebuah menara windmill selalu berada di atas bangunan untuk proses kegiatan disana. Dan di menara tersebut, sekarang bisa dimanfaatkan untuk wisatawan. Ini adalah 2 windmill yang berbeda di Zaanse Schans …..
Michelle di menara windmill, pandangan 360 derajat di sekitar tempat tersebut.
Tetapi pada kenyataannya, windmill tetap di gunakan secara tradisional, khususnya di desa2 di seluruh Eropa, terutama di Holland, termasuk di Zaanse Schans ini. Dan justru windmills merupakan icon dari Holland. Negara2 Eropa yang lain, dahulu memang memakai tenaga angin untuk banyak proses pekerjaan mereka. Tetapi entah mengapa, Holland yang sangat terkenal dengan windmills nya.
Beberapa windmills di Holland selama perjalanan kami, yang masih berfungsi sebagai proses tradisional.
Aku memang melihat di banyak kota2 di Eropa tentang windmill. Memang masih ada yang melakukan proses penggilingan secara tradisional. Tetapi memang tidak seperti di kota2 di Holland. Selain windmills, Holland juga memakai ‘watermills’ atau kincir air.
Aku memang belum melihat dari dekat proses watermills, tetapi aku membayangkan tentang windmills, dan prosesnya kemungkinan besar hampir sama. Yaitu memanfaatkan tenaga air untuk menggerakan mesin2 atau alat untuk sebuah proses.
***
Zaanse Schans memang cantik. Secantik rumah2 hijaunya. Dan juga secantik windmills nya. Sebuah desa tradisional, yang tetap mempertahankan
ketradisionalan mereka, justru untuk menyerap pasar pariwisata Belanda.
Kehidupan warganya, semakin terangkat, ketika turis manca negara berbondong2 untuk datang kesana, melihat dan mengamati, serta berusaha untuk memahami sebuah proses kehidupan tradisional, disalah satu desa mereka.
Dan windmills itu menjadi icon yang luar biasa bagi Belanda, serta mampu menyumbangkan ‘heritage’ dunia untuk sebuah sosio masyarakat tradisional di salah satu negara dunia, untuk generasi muda dunia …..
Sebelumnya :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ ‘Windmills’ : Icon Belanda, Heritage Dunia”
Posting Komentar