Sabtu, 16 Februari 2013
Pengembangan Internet Sehat dan Aman di SMPN 1 Baturaden, Purwokerto
Sabtu, 16 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Mereka Berselancar di Dunia Maya di Warnet, Sementara Orang Tua Mereka adalah Buruh Tani …..
Tim IDKita Kompasiana dan Kominfo dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Baturaden - Purwokerto
Mereka Berselancar di Dunia Maya di Warnet, Sementara Orang Tua Mereka adalah Buruh Tani …..
Jam 7.30 tepat, kami sudah sampai ke
SMPN 1 Baturaden, untuk dialog Internet Sehat dan Aman. Tim IDKita
Kompasiana ( 4 orang ) dan tim Kominfo ( 8 orang ), bersiap dengan
membuka barang bawaan, seperti spanduk, goody-bag, laptop dan
sebagainya. Aula itu cukup luas, mungkin bisa untuk 150 orang. 100
remaja dipilih dari guru untuk mengikuti dialog ini.
Dengan nara sumber (
bu Mariam F.Barata, bu Fitri, Valentino dan aku ), kami menempati meja2
depan, berhadapan dengan remaja. Tim IDKita, pak Joko Martono dan mba
Kei juga mba Deasy, sangat membantu untuk kegiatan ini sehingga berjalan
dengan lancar. Menyenangkan, ketika aku melihat antusiasme mereka
untuk mengikuti dialog ini …..
Berempat, kami nara sumber dengan kepala
sekolah dan yang lain, begantian berdialog dengan siswa2. Dimulai
dengan bu Mariam F.Barata. Beliau dengan program2 dari Kemen Kominfo
menjelaskan tentang gadget, internet, bahaya2 serta kegunaannya. Bahwa
seperti yang kami sering katakan bahwa dunia teknologi pasti mempunyai 2
mata pisau, yang baik dan yang jelek, sehingga kami ingin anak2 dan
remaja berkreasi dan berinovasi dalam berinternet. Dan sisi yang jelek,
memang harus disikapi, walau anak2 dan remaja itu pasti sudah tahu dan
mengerti. Tetapi ketahuan dan kemengertian mereka belum tentu membuat
mereka tahu dan mau untuk menghindarinya.
Oleh sebab itu, mereka
memerlukan ‘proteksi diri’, dengan budi pekerti dan tentang agama, untuk
membenteng diri mereka. Dan keluargalah yang harus peduli, bukan hanya
di dunia nyata tetapi termasuk dunia maya mereka.
Bu Mariam dengan gaya khasnya,
berkeliling diantara remaja, dengan tersenyum beliau menyampaikan apa
yang memang ingin kami infomasikan untuk mereka. Mulai dari cerita
tentang gadget yang mereka gunakan. Bu Mariam banyak bertanya, apakah
mereka ’sangat’ membutuhkan smartphone? Apakah sekolah membolehkan membawa
gadget ke sekolah? Atau apa yang mereka jika tidak ada smartphone?
Bu Mariam dialog dengan siswa SMPN 1 Baturaden tentang smartphone dan internet …..
Begitu juga tentang internet. Apakah
mereka benar2 membutuhkan internet? Bagaimana mereka menyikapi internet
dalam kehidupan mereka sehari? Dan apakah yang mereka dapatkan dari
internet?
Purwokerto merupakan kota kecil di Jawa
Tengah. Dimana lingkungannya adalah menggarap sawah, lingkungan petani.
Purwokerto memang bukan daerah wisata, tetapi tetap banyak orang2 kota
untuk berekreasi kesana. Tempat wisatanya adalah Baturaden.
Ketika teknologi menyerbu dunia,
khususnya Indonesia, kota2 kecil pun mampu menyerap teknologi, khususnya
anak2 muda, termasuk anak2 dan remaja. Begitu juga dengan kota
Purwokerto. Walaupun kota kecil, Purwokerto berhasil mempunyai teknologi
internet dalam gadget, yang membuat anak2 dan remaja lebih bisa menjadi
warga modern, walaupun sebagian orang tua mereka adalah buruh tani.
Nara sumber yang kedua adalah bu Fitri,
dari Yayasan Kita dan Buah Hati. Beliau adalah psikolog, beliau lebih
memaparkan dampak2 dan akibat2 dari resiko anak2 dan remaja
menyalah-gunakan internet. Internet itu bukan Facebook, tetapi justru
sebagian besar siswa hanya bertumpu dalam kegiatan di media sosial
tersebut. Mereka berselancar di internet paling tidak 3 jam, sebelum
mereka pulang ( jika mereka berselancar di warnet ) atau sebelum mereka
belajar lagi atau tidur.
Bu Fitri yang seorang psikolog, memaparkan
bahwa anak2 dan remaja harus berhati2 untuk tidak mambuka identitasnya
di dunia maya. Apalagi di depan orang2 yang baru dikenalnya. Dan itulah
yang selalu terjadi, bahwa perempuan2 di lecehkan, diperkosan bahkan di
bunuh …..
Berikutnya, Valentino sebagai nara
sumber ketiga. Dia meneruskan cerita tentang bahaya internet, lebih
spesifik dan teknis. Misalnya, mengapa kita tidak boleh melakukan apapun
di dunia maya yang bisa membuat kita malu, atau mengapa bisa terjadi
adanya sex predator online, dan sebagainya.
Bahwa apapun yang dipoting
di internet, baik kata, foto dan video, bagi sebagai SMS, text chatting,
email atau video-phone, SEMUANYA TETAP ADA DISANA walau sudah dihapus, sehingga suatu saat kita akan menemukan diri kita dipermalukan dan masa depan kita akan terhalang sebuah tembok besar …..
Valentino dialog dengan remaja
Kali ini aku berbicara sebagai nara
sumber terkhir, untuk memotivasi anak2 dan remaja dalam mengekspresikan
diri serta terus berinovasi dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi
internet. Salah satunya adalah menulis. Aku banyak berbicara, bahwa aku
yang seorang perempuan dalam keterbatasan pun, bisa menulis atau
mengetik dengan tangan kiri, mengapa mereka tidak bisa?
Aku juga memotivasi mereka tentang
menulis surat, menulis sebagai penghilang stres, dan bagaimana menulis
bisa menjadi ‘ladang uang’, walau mungkin dari sebagian yang lain,
menulis hanya sebagai hobi saja.
Aku sebagai motivator unttuk remaja menulis ( dari pak Joko Martono )
Setelah itu, mereka dibagi 10 kelompok,
masing2 diundi sebuah tema untuk menuliskan tentang yang mereka sudah
dapatkan sejak pagi. Hasilnya ternyata luar biasa! Bukan hanya mereka
memang remaja2 SMP yang pintar saja, tetapi beberapa di antaranya, bisa
mempresentasikan tulisan kelompok itu dengan sangat baik! Tidak salah,
jika aekolah ini memang salah satu yang terbaik di daerah itu …..
Siswa berkelompok untuk menulis
sesuai tema yang kami berikan, dan aku berkeliling untuk dialog juga
dengan mereka, untuk menulis di Kompasiana ( dari mba Kei ).
Kadang2 Valentino merangkap jadi video-kameramen ( dari mba Kei ) …..
Dari jam 8.30 sampai jam 12.00, tidak
terasa kami harus istirahat. Siswa harus pulang dan setelah istirahat,
kami langsung menindaklanjuti kepada guru2 mereka, setelah makan siang.
Kami mulai menggali kasus2 dan permasalahan tentang internet di sekolah
ini. Memang banyak permasalahan dan tidak banyak yang bisa mencarikan
solusi, karena memang mungkin belum tahu bagaimana cara
menanggulanginya.
Aku menyerahkan buku IDKita Kompasiana kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Baturaden - Purwokerto
( dari mba Kei )
1,5 jam memang tidak cukup untuk menggali permasalahan, tetapi sudah
banyak yang bisa kami dapatkan untuk sedikit study kami sebagai
pemerhati Internet Sehat dan Aman kepada anak2 dan remaja. Kami pulang
dengan puas, ketika kami sadar bahwa masih banyak tugas kami untuk anak
bangsa. Besok pagi, kami akan sosialisasi dengan SMPN 1 Sumbang dengan
orang tua serta guru2 disana …..
Tags: New Media
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Pengembangan Internet Sehat dan Aman di SMPN 1 Baturaden, Purwokerto”
Posting Komentar