Senin, 20 Januari 2014
“Saya Ingin Christie Sembuh Lewat Prangko”, kata Sahabat Filatelisku
Senin, 20 Januari 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
filateli ,
hobi
Aku bersama pejabat2 kominfo - Pos indonesia, Ibu Meuthia Hatta serta pemerhati filateli , khususnya Filateli Indonesia
Sejak sekitar 3 tahun lalu, aku berusaha
menciptakan hobi yang menyenangkan. Secara aku tidak bisa melakukan
hobi ku yang lain. Dalam waktu 10 tahun terakhir, aku berhobi berenang
dan fitnes serta melakukan kegiatan fisik sebagai arsitek lapangan.
Tetapi ketika klumpuhanku menyebabkan aku hanya bisa duduk dalam
melakukan sebuah hobi, kadang2 aku merasa bosa, dengan hanya sekedar
membereskan prangko2ku TANPA sesuatu yang bisa membangkitkan semangat!
Filateli adalah pilihanku sebagai hobi
sejak dulu, tetapi ada yang ’salah’ dengan dunia filateli ini. Bahwa
semakin kesini, filateli tidak mempunyai ‘greget’ dan tidak ada
peningkatan sejak aku menggumuli nya mulai tahun 1980-an.
Sejak SD, aku memang sudah mengenal
prangko dalam bersurat2an. Dari kelas 2 SD bersahabat pena sampai
seluruh Indonesia, berlanjut sahabat pena dunia. Dan terakhir, aku
bersurat2an dengan pembesar2 negara dunia. Dan sekarang, aku sering
pameran tentang ini dan sudah diliput di beberapa TV ( DAAI TV 2 kali,
NetTV dan ANTV ), wawancara di beberapa media dan beberapa kali talkshow
offline di beberapa komunitas.
Aku berbicara di Pencanangan Tahun 2014 sebagai Tahun ‘Filateli Kreatif’ di Kantor Pos Pasar Baru
Tetapi dunia memang sudah berubah.
Aku tahu dan sangat mengerti, bahwa
teknologi merupakan masa depan dunia dan generasi muda sekarang dan
teknologi adalah dunia masa depan, salah satunya adalah teknologi dalam
gadget dan internet.
Gadget dan internet memang memberi
dampak banyak untuk meringankan kerja manusia, salah satunya sebagai
pengirim berita atau hubungan antar manusia ke / di seluruh dunia,
hanya dalam hitungan menit bahkan detik! kita bisa mengetahu dan memberi
kabar dari 1 titik ke titik yang lain dimanapun di seluruh dunia! Lewat
pager dan sms ( dahulu ), lalu ada Yahoo Messanger / YM, BBM atau semua
‘instant messaging’.
Sehingga akhirnya, secara fisik, surat menyurat
tidak dibutuhkan lagi Bahkan di kantorpun, surat menyurat lebih cepat
lewat email karena semua pegawai sekarang mempunyai PC atau laptop.
Artinya lagi, dunia filateli suatu saat akan menjadi ‘punah’. Padahal paling tidak, untuk saya, sangat tidak di inginkan!
Salah satu sudut frames ku di pameran ini
Ketika aku sudah merasakan sebuah dunia
yang menarik dan kreatif dalam merangkai kata2 lewat surat-menyurat
yang menjadi memori dalam ‘hardcopy’ sejak SD, aku sangat tidak ingin
untuk menerima surat dan foto lewat internet berupa email. Karena
semuanya bisa ‘di rekayasa’ ( lewat komputer ) dan tidak ada ’sesuatu’
yang khusus bagiku.
Yang aku butuhkan adalah hardcopy dengan
tulisan nyata, foto asli dan tanda tangannya. Itu adalah memori yang
tidak dapat dilupakan! Baik dari teman2 pena, apalagi dari orang2
terkenal. Jika aku sudah tidak ada di dunia ini, koleksiku akan menjadi
‘harta karun’ untuk anak2ku. Secara materi pasti berharga mahal, dan
secara memoribilia merupakan sebuah ’sejarah’ komunikasi lewat dunia
per-filateli-an dunia …..
Tetapi bagaimana kita bisa melestarikan surat menyurat serta dunia filateli dalam rangka untuk bisa tetap eksis? Ternyata, tidak gampang!
Mungkin untuk generasi orang tuaku,
semuanya ( dahulu ) masih menggunakan surat hardcopy dan dikirim oleh
pak pos. Baik surat2 pribadi, surat2 ucapan selamat atau surat dinas.
Beli prangko dan ditempel di amplop atau kartu pos. Dan itu adalah
kenangan yang bisa disimpan secara fisik, jika menghendakinya.
Aku, mamaku dan Bu Meuthia Hatta,
dengan latar belakang ‘lukisan Prangko’ yang dilukis oleh mamaku,
sebagai salah satu koleksi Pameran Filateli Kreatif ini, dan lukisan
‘Kupu-Kupu’ mamaku, cantik, kan?
Untuk generasiku saja, sebagian besar
sudah tidak mau menulis lewat selembar kertas. Mereka sudah memanfaatkan
teknologi untuk beromunikasi. Apalagi generasi anak2ku. Bahkan mereka
tidak tahu apa itu prangko dan bagaimana menggunakannya!
Sehingga ketika aku sakit
mulai 4 tahun lalu, hatiku terketuk untuk mulai berpikir melakukan
sesuatu tentang pelestarian benda2 filateli, bahkan termasuk
bersurat2an.
Ketika aku mulai ingin ‘masuk’ untuk
menikmati dunia filateli ( 4 tahun lalu ), secara yang sebenarnya
memang tidak gampang. Artinya, banyak ‘peraturan2′ khusus yang harus
dipenuhi. Apalagi jika mau ikuti pameran atau lomba. Dari dulu pun, aku
ingin ikuti tetapi terbentur dengan masalah ‘peraturan’. Agak berat
dengan keterbatasanku dan cukup ‘mahal’ ( secara materi, misalnya karena
mencari prangko2 langka yang pastinya cukup mahal ).
Akhirnya, aku menjadi
filatelis amatir, artinya aku mengkoleksi benda2 filatelis dengan caraku
sendiri, tanpa peraturan dan apa yang aku lakukan sesuai dengan
keinginanku sendiri.
Mau disimpan seperti apa, atau
bagaimana cara koleksinya, bahkan semua cara aku gunakan untuk membuat
hati ku sendiri menjadi senang. Mau beli prangko bekas yang 1 buah 500
perak, beli prangko mint dan penyimpanannya dicampur, semua terserah
aku. Yang penting, aku senang. Dan pameran demi pameran filateli kreatif
pun terus aku jalani, tidak bergantung dengan aturan2nya ( sudah
sekitar belasan kali ikut pameran sejak tahun 2011 sampai 2014, bulan
Januari ini ).
Dan itu membuat aku jauh
lebih berbahagia, dengan keterbatasan2ku yang sampai sekarang masih agak
susah ‘mobile’ kemana2, seperti dulu sebelum sakit.
Gayung pun bersambut! Ketika aku sering
berkumpul dan kongkow2 di komunitas filateli Jakarta setiap hari Sabtu
setelah terapi, tertanya beberapa teman mempunyai visi dan misi yang
sama. Yaitu tidak ingin filateli menjadi ‘mati’.
Seorang sahabat, pak Lutfie selalu mengatakan bahwa,
“Saya ingin Christie sembuh dengan prangko”.
Itu kata2 yang membuat semangat aku
sangat terpacu! Bukan hanya aku akan bisa melestarikan filateli bagi
generasi penerus, tetapi juga aku akan mampu ‘menyembuhkan’ diriku
sendiri!
Sekali lagi, bagaimana caranya?
Mereka ( generasi muda ) sama sekali mereka tidak tertarik! Yang datang
pada pameran2 filateli adalah sekedar lewat, komunitas2 filateli atau
orang2 tua yang dulu memang melakukan surat menyurat secara fisik dengan
benda2 filateli.
Tetapi dengan yang aku
lakukan, semoga sedikit banyak bisa mengajak anak2 dan remaja
memulainya. Yaitu dengan menulis tentang prangko dan dunia filateli.
Puluhan tulisanku tentang itu sudah dibaca ribuan orang di internet dan
aku aktif di banyak pameran2 filateli kreatif. Termasuk promosi jika ada pameran2 filateli di dan kemanapun, lewat manapun!
Pameran ‘Filateli Kreatif’ tanggal 16 - 19 Januari 2014 kemarin, aku menggelar 10 tema kecil dalam 10 panel dengan konsep tema ‘Wild Life’.
Dengan 1 panel khusus di ruang utama sebagai ‘contoh’, dalam dunia
ikan2 laut : ikan hias, paus, Orca dan Hiu. Di Gallery : Dunia hutan,
gunung, gurun dan padang rumput. Binatang darat, laut dan udara.
Aku dengan Bu Meuthia Hatta.berlatar
belakang ‘Wildlife’ binatang2 buas dan aku dengan daddy Bapak Widyawan -
Kominfo dengan berlatar belakang ‘wildlife’ ikah hias, paus, Orca dan
Hiu …..
aku mendisain tanpa aturan, apalagi
dengan 1 tangan ( tangan kiri ), sangat terbatas untuk persiapan
pameran. Siapa yang bantu? Mama saja kadang2, karena beliau pun punya
persiapan pameran sendiri. Memasukan prangko dalam plastik, meng-cutter (
saya tidak bisa menggunting ) dengan konsep2 desain, mampu membuat aku
berbahagia!
***
Pameran kali ini merupakan pameran
pertama tahun 2014 dimana tahun ini merupakan Tahun ‘Filateli Kreatif’
untuk kalangan filatelis. Sehingga di tahun ini,kan banyak sekali
kegiatan tentang filateli kreatif, dimana aku akan banyak berekspresi
dengan koleksi2ku. Semuanya aku kerjakan sendiri dengan 1 tangan kiri
saja. Dan dalam keterbatasanku yang lumpuh ½ tubuh kanan ini, merupakan
kebahagiaanku yang amat sangat, untuk tetap bisa berkarya.
Bahwa, berkarya itu bukan berarti hanya
untuk ‘dilihat’ orang, tetapi kebahagiaan yang seutuhnya, merupakan
‘karyaku’ untuk menjalankan hari2ku yang diberikan Tuhan untukku selepas
stroke berat yang menimpaku, sekarang ini ……
Dan dengan semangatku pun, Tuhan
memberikan aku mampu bukan hanya berkarya saja, tetapi juga berprestasi
untuk diri sendiri serta untuk komunitas filateli ……
Web dan blog-ku tentang filateli :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to ““Saya Ingin Christie Sembuh Lewat Prangko”, kata Sahabat Filatelisku”
Posting Komentar