Senin, 02 September 2013
Kongkow Bareng Mba Soraya Haque di Resto-nya : ‘Tradisional Home Kitchen’
Senin, 02 September 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Hari Minggu yang cerah …..
Sudah lama mba Soraya Haque, atau mba
Aya mengajakku ke restonya untuk mencicipi makanan tradisional Indonesia
khususnya Banjar, bersama dengan keluarga. Sejak aku mengenalnya pada
Hari Kartini ketika dia menjadi MC dan aku sebagai nara sumbernya (
lihat tulisanku ‘Jadul’nya Cerita Ibu Kartini Bersahabat Pena, Masa Sih? dan “Who Are You, Christie”, tanya Mba Soraya Haque ),
kami berteman sangat baik!
Dia sudah datang ke rumahku dan memcicipi
masakan mamaku, berdiskusi dengan Valen tentang Facebook nya yang sering
di hack dan Valen membantunya ( lihat tulisanku Akun Soraya Haque itu Palsu! ),
mulai menulis di Kompasiana dan dia mengajakku untuk mau menerima
uluran tangannya untuk terapi di kliniknya tanpa biaya ( lihat tulisanku Dengan Kasih, Mba Soraya Haque Mampu Melakukan Semuanya ). Bahkan dia menjadi MC ketika aku launching buku ke-3 ku ( lihat tulisanku Launching Buku-ku Ke-3 : Cancer Survivor )!
Sungguh, Tuhan sudah memberikan sahabat baru yang luar biasa! Yang
peduli sesama sdan terus menerus memberikan semangat tanpa lelah …..
Hari Minggu kemarin, aku baru sempat
memenuhi undangannya karena banyak hal. Ya, aku sangat tergantung orang
lain kan? Ingin sekali aku langung bisa memenuhi undangan mba Aya sejak
beberapa bulan lalu. Tetapi keterbatasanku lah yang menghalangiku. Siapa
yang menemaniku, siapa yang menyetiri mobilku, dan sebagainya.
Resto
mba Aya, Tradisional Home Kitchen Bintaro, itu
nama restonya. Menyediakan macam2 masakan tradisional, terutama khas
Banjar. Soto Banjar adalah menu utamanya, dan mba Aya membawa 5 bungkus
Soto Banjar ke rumahku ketika dia datang beberapa bulan lalu. Memang
segar, dan enak!
Restonya tidak terlalu besar. Tetapi
ketika aku masuk, suasana didalamnya memang mencerminkan ‘dapur’
tradisional seorang perempuan. Dengan meja kursinya yang di cat putih,
pernak perniknya yang mungil dengan konsep ‘dapur’ dan keluarga ( banyak
foto2 yang di tempelkan ke dinding serta menu2nya yang ditancapkan
lewar paku payung dan coretan2 seperti anak2 kecil, sementara ibunya
memasak ). Nyaman, apik dan menarik. Beberapa foto mba Aya dengan
keluarga dan teman2nya. Sebuah ‘dapur dan ruang makan’ yang penuh dengan
memori …..
Aku datang dengan mamaku dan Michelle
sementara Dennis berhalangan dan Valentino juga tidak bisa karena sedang
sosialisasi ‘Internet Sehat dan Aman’ di Semarang. Juga sahabatku,
Diani. Begitu juga mba Vema dan mas Erri serta ketiga bidadarinya,
berhalangan, membuat aku sedikit kecewa. Tetapi tidak apa, pasti tetap
menyenangkan, apalagi mba Aya memang sangat menyenangkan! Bahkan
Michelle yang pendiam pun bisa tertawa!
Begitu aku buka menunya, wah … Sungguh
sangat menarik hatiku! Jam 10 pagi kami sudah datang setelah dari
Gereja. Masih terlalu pagi untuk makan ‘berat’ tetapi aku tidak sabar
untuk mencicipi menu Pindang Patin! Ini menu kesukaanku dan jarang ada
menu ini. Jarang ada resto dengan ikan patin, karena jika tidak pandai
memasaknya, masakannya akan ‘bau tanah’. Alhasil, aku memilih menu ini
yang seharusnya untuk makan siang. Dan mba Aya memesan singkong goreng,
hangat2 serta the manis untuk ‘makan pagi’nya. Mama memesan Iga
Asam-Asam, dan Michelle ‘hanya’ memesan Burger Tradisional serta mba Aya
dan sepupunya memesan Soto Banjar.

Singkong goreng porsi yang pertama tidak direbus dulu ….

Pindang Patin ….. yummyyyyy ….. enak sekali! Epala Patin dengan sumsum dan lemak ikan. Sehat dan segar, tanpa kolesterol!

Iga Asem-Asem, agak pedas, pesanan mamaku

Soto Banjar pesanan mba Aya dengan sepupunya

Steak Tradisional Burger pesanan Michelle
Singkong gorengnya enak sekali!
Dipotong2 kecil, direbus dulu lalu di goreng dengan sedikit garam.
Panas2 dihidangkan, asap masih mengepul, dan bau harumnya membangkitkan
selera. Jika papa masih ada, ini adalah menu kegemarannya sejak kecil,
singkong goreng!
Ah papa … Sejenak mataku basah, aku
kangen sekali, pa. Sayang, papa belum pernah berkenalan dengan mba Aya,
seorang sahabat yang menyayangiku, pa. Papa pasti bahagia dengan
keberadaan mba Aya dalam hidupku …..
Tetapi tidak lama, ketika mba Aya terus
becanda dan bercerita yang tidak ada habis2nya. Singkong goreng sudah
habis 2 porsi dan makanan utamanya datang! Mulai kenyang, tetapi rasa
Pindang Patin-ku benar2 tidak bisa di remehkan! Terus dan terus aku
menyuapkan ke mulutku sampai ternyata 1 porsi nasi putih dan 1 porsi
Pindang Patin sudah berpindah ke perutku! Wah wah wah ….. Porsi singkong
goreng yang ke-2 itu, ternyata untukku sendiri! Gila benerrrr!!! Yang
biasanya setelah aku sakit makanku sedikit sekali, tetapi kemarin aku
makan lebih banyak dari yang lain, termasuk sewaktu aku masih sehat …..
Dari jam 10.00 sampai jam 13.00 kami
bercanda gurau sambil makan, membuat kami kekenyangan. Kenyang karena
perut kami benar2 sesak karena makanan - Pindang Patin, Iga Asam-Asam, Burger Tradisional, Soto Banjar serta 2 porsi singkong goreng -
dan ‘kenyang’ karena hati kami sesak dengan kasih. Mba Aya dengan
sempurna melayani kami. Padahal, siapakah kami ini? Dan itu yang membuat
hati kami penuh ‘kekenyangan’ ….. Hmmmmm ……

Aku dan mba Aya tersayang …..

Mamaku dengan senyum bahagianya ……
Ketika kami mau pamit pulang, mba Aya
menawarkan sepupunya untuk membawa kura2 dari Afrika untuk dibawa ke
Bandung, karena tidak ada yang mengurusnya, sehingga kami menunggu kura2
tersebut untuk melihatnya. Katanya, kura2nya cantik sekali dengan
tempurungnya seperti batik, membuat aku penasaran! Namanya, Fernando!
Hihihi ….. namanya jauh lebih keren dari kita …. Tetapi ternyata,
Fernando ini memang benar2 kereeeeeeennnnnnnnnn …… coba lihat foto2
Fernando di bawah ini ……


Aku, mba Aya, Michelle dengan Fernando, kura2 keren dari Afrika ……

Mba Aya sayang, terima kasih ya atas jamuan pagi dan siang-nya, di resto yang benar2 cantik dan penuh dengan kasih!
Dan mba Aya berjanji untuk mengundangku bersama keluargau lagi untuk ‘kongkow’ di tempat2 yang lain.
Aku tunggu ya, mba Aya. Salam untuk keluarga dirumah …..


Tags: Catatan Harian
Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Kongkow Bareng Mba Soraya Haque di Resto-nya : ‘Tradisional Home Kitchen’”
Posting Komentar