Selasa, 27 Agustus 2013

Ketika ‘Papan Kuning’ Berkata …..



By Christie Damayanti

13775811071085585113
jccollegeflaw.in

Ketika aku masih sangat kecil, sebagai anak yang inginnya bermain saja, aku sudah sering diajak papa untuk keluar masuk kampung di Jakarta untuk sekedar men-survey, melihat2 bangunan2 yang sedang dibangun. Baik itu hanya renovasi rumah tinggal kecil, membangun rumah mewah sampai bangunan2 besar di Jakarta. Sambil jalan2 mengendarai mobil ( kadang2 jalan kaki jika masuk ke gang ecil yang tidak bisa lewat kendaraan ), papa sering bercerita tentang apa yang dilakukannya, apa yang dicari atau apa yang ingin beliau dapatkan.

Biasanya jika weekend, pulang Gereja atau jika aku libur, papa selalu mengajakku. Mungkin papa mihat minatku terhadap bidang yang papa geluti adalah membuat ‘Jakarta lebih baik’, secara papa adalah seorang pegawai pemda DKI yang sangat peduli dengan kota kita, Jakarta, dan itulah aku! Aku adalah penerus papa, walau tidak bisa seperti papa, tetapi pemikiran papa tentang ‘Jakarta yang lebih baik’, tertanam utuh di otakku …..

Di mobil dinas papaku, selalu banyak dkumen2 kertas, laporan2, data atau gambar2. Waktu iitu belum ada laptop, apalagi tablet. Komputer saja belum ada! Itu sekitar awal tahun 1980-an sampai awal tahun  1990-an, papa sering mengajak aku melakukan apa yang papa lakukan untuk pekerjaan2 idealis tentang ‘Jakarta yang lebih baik’.

Salah satu dokumen yang sangat aku suka adalah, papa memberikan wewenang untukku untuk mencatat di sebuah note berlogo DPPK-DKI ( Dinas Pengawasan dan Pembangunan Kota - DKI ) sekarang sudah disempurnakan menjadi DPPB ( Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan ) , dimana papa bekerja sebagai Kepala Dinas. Memfokuskan tentang pengawasan pembangunan, dan hanya dengan tanda tangan papa lah, seseorang ataau instansi bisa membangun gedung. 

Dengan konsep2 dari desain konsultan2 terkait secara arsitektural, struktur serta ME nya, sampai sebelum ditanda tangani, harus di sidang oleh TPAK ( Tim Penasehat Arsitektur Kota ), TPKB ( Tim Penasehat Konstruksi Bangunan ) dan TPIB ( Tim Penasehat Instalasi Bangunan ) dengan beranggotakan orang2 yang berkompeten di bidangnya.

Notes ini adalah ide papa untuk disebarkan kepada anak buahnya sebagai pemantau ijin bangunan. Biasanya, notes2 ini dikumpulkan di kantor DPPK, dan setiap saat notes itu di buka dan dilihat alamat2nya dan langsung didatangi oleh petugas2 untuk menanyakan masalah tersebut. Bahkan jika dalam waktu tertentu ijin belum ada ( berarti ada permasalahan, misalnya tentang peraturan ), bangunan yang sedang dibangun itu diberedel oleh papa.

Aku diminta melihat2, dan menelusuri tempat2 yang kita datangi sepanjang jalan tersebut. Aku harus mencatat jika aku melihat bangunan2 yang sedang dikerjakan, tetapi tidak ada papan kuningnya. Papan kuning dari dinas yang papa pimpin waktu itu menandakan bahwa bangunan itu sudah mendapat ijin untuk dibangun ( IMB ), dan dokumennya sah dengan tanda tangan papa. 

Jika papa merasa tidak tahu tentang sebuah benagunan yang sedang dibangun tetapi ada papan kuningnya, papa akan memerika dokumen2 tersebut lewat PM bangunan tersebut dan memanggil si  pemilik bangunan guna meng-klarifikasikan apakah dokumen2 itu ‘palsu’ atau bermasalah. Dan aku dengan bangga untuk mengemban tugas itu, seuai dengan yang papa inginkan aku bisa peduli …..

***

Cerita diatas adalah sedikit gambaran hidupku sejak kecil untuk mulai mencintai lingkungan Jakarta. Salah satunya dengan mengedukasi masyarakat untuk tidak membangun bangunan tanpa ijin, karena akan bermasalah bagi lingkungan. 

Dari kesemrawutan bangunan karena tidak di tata secara perkotaan, langgam bangunan secara arsitektural serta standard2 arsitektural internasional, sampai tentang berhubungan dengan KLB dan KDB ( Koefisien Lantai Bangunan dan Koefisien Dasar Bangunan ) yang berguna untuk lebih melihat tentang tanah untuk penyerapan Jakarta, dan sebagainya. Pokoknya, IMB sangatlah penting untuk membangun sebuah bangunan. Dan inilah yang sering diselewengkan untuk kepentingan pribadi …..

137758107658834650
13775811561398383954

Contoh papan kuning untuk ijin bangunan. Selalu dipasang sampai bangunan selesai dibangun, di tempat yang mudah terlihat.

Ketika papa pensiun, segera aku melihat IMB sering diselewengkan, secara aku dari dulu memang berkutat dengan konstruksi, apalagi ku memiliki pekerjaan pribadi untuk membangun rumah2 dari rumas sederhana sampai rumah2 mewah. Dan semuanya termasuk ijin bangunan, aku yang mengurusnya. 

Tetapi, sungguh aku hanya geleng2 kepala ketika si pemilik rumah minnta aku untuk mendesain sesuai dengan keinginannya dan aku tidak mau karena melanggar peraturan, dan ijin bangunannya dikabulkan! Dan jika demikian, aku mundur teratur untuk tidak mau meneruskan pekerjaan itu. Untukku, aku hanya bisa berjuang demi ‘Jakarta yang lebih baik’ walau hanya tidak mau melakukan yang tidak sesuai dengan peraturan, daripada aku menggadaikan ilmu dan hatiku pada Tuhan untuk kesenangan pribadi serta materi saja!

Terus begitu sampai papa mengeluh soal ijin tersebut. Terus dan terus, sampai papa meninggal Maret 2013 kamarin, papa tetap menanamkan idealisme yang tinggi untuk kecintaan tentang kehidupan termasuk kehidupan di dalam kota Jakarta  ….

“Ah papa ….., aku kangen untuk bisa berdiskusi lagi denganmu. Kebijaksanaan mu sangat terpancar luas dengan penghormatan teman2 dan sahabat2mu, untuk terus bisa berjuang untuk Jakarta kota kita …..”

Memang setelah aku kuliah sampai bekerja ( sebelum papa pensiun tahun 1995 ), aku tidak pernah mengikuti survey papa dengan kesibukanku sebagai mahasiswa dan arsitek muda. Tetapi jika ada kesempatan, aku terus ikut mengisi di note papa, tentang bangunan2 tanpa ijin di Jakarta, termasuk diskusi2 tentang Jakarta.

1377581210737467249
13775812621290003583

Contoh bangunan tanpa papan kuning, berarti tanpa ijin. Kita tidak boleh membangun sebelum ijin bangunannya disetujui dan papan kuning diserahkan kepada si pemilik bangunan.

Sampai sekarang, aku teruskan cita2 papa untuk ‘Jakarta yang lebih baik’. Walau hanya sekedar menulis di Kompasiana, aku yakin jika Tuhan sudah menunjukan waktunya, Jakarta aka terus menjadi lebih baik, selama kita terus berusaha dan berbuat yang terbaik untuk Jakarta dan sesama serta berdoa!  

Lebay? Masa Bodoh …..

Sekarang, ketika aku sedang berjalan mengendari mobil, sampai sekarang pun aku selalu melihat2 lingkungan Jakarta, terutama tentang ‘papan kuning’, sesuai dengan ide papa. Dan kenyataannya sekarang ini, banyak sekali bangunan2 tanpa ijin, atau ijinnya diselewengkan ( lihat tulisanku Tahukah Kita bahwa Tempat Tinggal Kita Tidak Boleh untuk Berdagang? dan ‘Arsitektur’ untukku: Bagian dari Keselarasan Hidup dan Idealisme ), sehingga tidak heran jika Jakarta semakin semrawut dan amburadul! 

Bahkan sebuah harian di Jakarta berani menyebutkan bahwa 75% bangunan di Jakarta Timur adalah tanpa ijin! Bagaimana dengan yang lain? Pasti sama saja! Duh …..

137758134158766992
poskota.co.id

Petugas akan men-segel bangunan jika : Tidak ada ijin bangunan, mengganggu tata tertib walau sudah ada ijin dan bangunan tidak sesuai dengan perijinan serta tidak sesuai dengan penggunaannya ( misalnya, rumah untuk restauran atau rumah untuk bangunan ibadah ). Semuanya harus ada ijin …..

13775815701650009790
poskota.co.id



Untuk bangunan2 besar, mungkin agak susah untuk tanpa ijin karena benar2 terlihat di mata kita. Tetapi bisa saja ijin2 tersebut diselewengkan dengan peraturan2 yang bisa ‘dibeli’. Itu susah untuk diperangi. Untuk bangunan2 kecil, seperti rumah atau bangunan dibawah 4 lantai dan di jalan2 sempit serta di perkampungan, itu memang susah. 

Dengan petugas2 yang harus mendatangi rumah2 tersebut, tidak sebanding dengan pertumbuhan pembangunan, sehingga aka terjadi ‘kejar2an’antara petugas dan pemilik rumah. Jika terus berlanjut, bangunan yang belum ada ijinnya bisa dibongkar, apalagi dengan orang2 yang tidak peduli untuk memperjual-belikan ijin memangun sebuah bangunan …..

Yang jelas, Jakarta tidak akan lebih baik jika warganya ( baik warga kota biasa atau petugas2 pemda ) masih tidak ambil peduli dengan apapun tentang Jakarta. Baik tentang lingkungannya, sosial budayanya juga tentang bangunan2nya.  

Dan aku memilih untuk mengambil bagian demi idealisme sebagai warga kota dalam Tuhan ……

Sebuah ajakan untuk membangun ‘Jakarta Baru’ dan ‘Jakarta yang lebih baik’ …..

13775814981443131569
finance.detik.com



Tags:

0 Responses to “Ketika ‘Papan Kuning’ Berkata …..”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks