Senin, 04 Februari 2013
Pengalaman Pertama dalam Badai Salju
Senin, 04 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebuah pengalaman yang mengesankan dan mendebarkan, untuk seorang anak manusia yang hidup di negeri tropis dengan matahari yang terus bersinar sepanjang tahun …..
Di Jakarta memang sedang musim hujan.
Pagi2 hujan, siang ada matahari, sore hujan lagi. Dan ketika aku melihat
dari ketinggian lantai 43 di gedung perkantoranku pada siang hari,
terlihat Jakarta bermuram durja, apalagi jika hujan besar. Semuanya
gelap dan seperti sebuah kota dalam badai …..
Aku teringat, ketika 2 kali kami berada
di sebuah kota dalam badai salju. Mungkin bukan badai sih, tetapi karena
aku memang berasal dari negeri tropis, walau banyak kali berada dalam
negara dengan 4 musim, pun tidak selalu berada pada musim dingin dan
bersalju, memang agak lebay jika aku pernah berada dalam mobil dimana
waktu itu hujan salju terus menerus, sampai suasana di sekitarnya tidak
terlihat apa2 dan mobil kami terpaksa berhenti dahulu, karena si supir
tidak bisa melihat dengan jarak 2-3 meter saja …..
Memang jika kami berlibur di negara2
tersebut, biasanya pada akhir tahun, karena cutiku lebih banyak di akhir
tahun untuk merayakan Natal bersama dengan keluarga, dibanding jika
liburan pada waktu Lebaran. Tetapi, tidak selalu kami berlibur akhir
tahun dengan suasana salju, karena salju tidak selalu turun, walau di
negara 4 musim. Sehingga, jika kami berada disana dan salju turun, itu
merupakan sesuatu yang luar biasa, kecuali jika memang kami sengaja di
daerah untuk melihat salju, seperti di tulisanku ‘Gunung Titlis’, Swiss : Butiran Salju itu Seperti Berlian …
Pertama kali aku berada di Amerika
dengan salju turun, waaahhh ….. aku senang sekali, karena sudah beberapa
kali kesana tetapi tidak turun salju, karena juga aku hanya berada di
California dimana negara bagian tersebut sebagian memang berada di garis
sub-tropis !
Tetapi ketika aku ke San Francisco,yang memang masih
berada di negara bagian California, dan aku menuju ke Lake Tahu lebih ke
utara ( lihat tulisanku ‘Lake Tahoe’: Berwisata Salju di Alam Pegunungan dan Lake Arrowhead : Hidup di ‘Cabin’, Berwisata Sambil Menikmati Alam ),
salju turun dengan lebatnya! Aku berlari2, walau harus hati2 karena
tanah sangat licin ketika salju mengeras dan kita seperti berada di atas
es batu …..
Atau juga ketika salju tidak mengeras tetapi justru
mencair, kita seperti berada di atas tanah yang selalu becek karena
hujan ….. Jadi, memang harus berhati2 …..
Juga ketika kami sudah berada di Lake
Tahu beberapa hari, dan kami menuju ke Lake Arrowhead, saljupun turun
dengan lebatnya, sampai suatu ketika, mobil kami dan adikku yang
menyetirinya, takut untuk berjalan karena terlalu licin. Sehingga kami
harus berhenti dahulu ketika badai salju ‘mengamuk’, dan adikku harus
membungkus semua roda dengan rantai supaya tidak licin! Ini memang bukan
pengelaman pertama adikku, tetapi benar2 pengalaman baru untukku!
Sungguh, ini adalah pengalaman yang
membuat aku terpana. Ketika kami menuju pulang ke San Francisco, kami
berada di sebuah mobil, berempat dengan roda mobil itu dibungkus dengan
rantai dan kami berjalan di jalanan dengan salju membeku seperti
berjalan di atas es batu!
Deg-degan pasti, karena ketika aku
keluar dari mobil itu dan kakiku mendarat di es batu! Dan begitu aku
berdiri diatas es batu tersebut, lasung aku jatuh terpeleset! Dan bukan
hanya terpeleset saja, tetapi aku jatuh lalu tergelincir dan tubuhku
meluncur turun ( karena jalanannya memang menurun ). Dan ketika aku udah
beberapa meter di bawah dan sudah berhenti, aku mulai bisa dan berusaha
untuk berdiri. Bajuku basah dan tubuhku dingin sekali …..
Duuuhhh,
walau aku senang dengan hujan salju ini, pun aku tetap takut ketika
tubuhku membeku serta meluncur turun …..
Adikku dan dan yang lain pun berusaha
untuk membantuku, dan mengajakku masuk ke dalam mobil yang sudah ada di
depanku dengan roda yang sudah terbunggus rantai. Hujan salju masih
terus turun. Kami berempat berada di dalam mobil. Berjalan lambat, sama
dengan mobil2 di sekeliling kami. Bahkan beberapa kali mobil kami
berhenti karena jarak pandang hanya beberapa meter saja. Ditambah lagi,
suhu waktu itu sekitar beberapa beras derajat Celsius dibawah nol …..
Dengan kami memakai kaos tebal, sweteer, mantel pedek dan big mantel dan
legging tebal serta celana musim dingin pun, kami masih kedinginan ……
Ketika sore hari kami sampai di San
Francisco lagi setelah liburan di 2 tempat itu dalam 4 hari dengan
berada dalam mobil beroda rantai, badai saljupun berhenti dan aku
langsung keluar mobil ketika kami berhenti di sebuah cafe karena ingin
‘pipis’ dan menghangatkan badan yang sudah membeku. Di luar mobil memang
tetap dingin, tetap ada salju, walau menurutku tidak sedingin tadi.
Matahari samar2 bersinar dan aku merasakan hangatnya matahari. Menghirup
udara dingin tanpa polusi, sungguh membuat suasana hatiku riang.
Wajahku berseri2 dan seperti biasa jika terlalu dingin pun, kulit
wajahku bersemu merah muda …..
Kami duduk di dalam cafe, dekat dengan
jendela, sambil memandang salju bertumpuk2 di jalan. Kami menghangatkan
tubuh kami dengan memegang cangkir susu panas, sambil menghirup aroma
susu full cream serta musroom cream soup, kesukannaku.
Hmmmm ….. aku
hanya membayangkan di tempat tadi waktu badai salju, tidak mengherankan
jika rumah2 tersebut tertutup salju dan setelah badai salju berhenti, si
empunya rumah akan membersihkan salju yang menutupi rumahnya, dengan
sekuat tenaga. Karena jika salju mengeras, pasti tidak gampang untuk
mengeruknya …..
Sebuah pengalaman yang mengesankan dan mendebarkan, untuk seorang anak manusia yang hidup di negeri tropis dengan matahari yang terus bersinar sepanjang tahun …..
Tags: Jalan-Jalan , urban
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Pengalaman Pertama dalam Badai Salju”
Posting Komentar