Senin, 04 Februari 2013
Awal Kedewasaan Anakku dalam Nama Tuhan
Senin, 04 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
“AKU sudah mengenal engkau sebelum engkau dibentuk”
Tags:
Catatan Harian
“AKU sudah mengenal engkau sebelum engkau dibentuk”
Sebuah kata2 yang sering membuat aku
termenung, dalam agamaku, bahwa semua makhluk di dunia ini diciptakan
oleh NYA untuk suatu maksud tertentu. Kita tidak di ciptakan hanya untuk
iseng belaka, tetapi penciptaan kita semua mempunyai tujuan dan maksud
tertentu.
Begitu juga dengan anak2 kita, termasuk
anak2ku. Dennis yang tahun ini akan berulang tahun yang ke-17, hari
Minggu tanggal 3 Februari 2013 kemarin, mengaku percaya ( SIDI ), sebuah
pengakuan sebagai oraang dewasa yang tumbuh beriman dalam ber-Gereja.
Aku ingat ketika Dennis yang baru 10
hari di babtis anak2, dimana aku menyerahkan kepada Tuhan untuk
kehidupannya, untuk masa depan dan untuk pengharapannya, aku memeluknya
dan Dennis tertidur dengan damai di dadaku, ketika Bapak Djoko, pendeta
kami, memerciki air beberapa kali di kepalanya dan memberkatinya. Dan
ketika sudah selesai, Dennis bangun dan tersenyum, seakan Yesus ada di
dalam mimpinya dan tersenyum padanya, sewaktu air membasahi kepalanya
…..
16 tahun yang lalu, aku sudah dan selalu
ingin menjadikan dia sebagai anak2 Tuhan dengan mengaku percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan kita dan juruselamat kita. Dan ketika waktu
itu tiba, kemarin Dennis di SIDI setelah mendalami iman sebagai pengikut
Kristus dan mempelajari Alkitab ( katekisasi ) selama 1 tahun.
Bahwa
tidak gampang, sebagai ABG mau belajar Alkitab secara rutin tiap minggu
selaa beberapa jam dengan bimbingan pendeta kami. Sering juga dia malas
dan bolos, bosan atau tidak peduli, ketika banyak teman2nya yang
mengajaknya bersenang2 secara duniawi. Dan aku sebagai mamanya, harus
sabar untuk membuka hatinya untuk melihat bahwa betapa besarnya kasih
Tuhan kepadanya, serta kita semua …..
Aku dan papaku ( eyang kakung Dennis )
mengantar Dennis ke Altar NYA untuk menyerahkan dirinya kepada Tuhan
dan melayani NYA seturut dengan kehendak NYA ….. Dennis dengan 18
remaja2 yang mengau percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhn dan
Juruselamat manusia …..
Puji Tuhan, Dennis termasuk seorang anak
ABG yang sangat penyayang dan imannya sudah diuji sejak kecil, bahwa
dia memang sedang memasuki sebuah dunia menjelang dewasa, sehingga
keinginannya terus menggebu, walau dia tetap bisa mengerti, jika aku
memberi pengertian tentang apapun, sebatas kemampuannya.
Hari2 menjelang acara ini, Dennis
disibukkan dengan ujian2 dan pemantapan imannya, melalu 2 hari retreat
di sebuah tempat yang khusyuk, untuk merenung tentang keberadaan nya
sebagai anak2 Tuhan.
Bahwa Dennis diciptakan oleh NYA untuk
suatu maksud tertentu bagi dunia ini. Bahwa Dennis sebagai remaja yang
mungkin kita tidak tahu apa yang bisa diperbuatnya di masa depan, tetapi
dalam pendalaman imannya, dia tahu dan sudah mengerti bahwa Tuhan akan
membimbingnya untuk ikut melayani NYA, entah dengan apa dan bagaimana ……
Hari Minggu, 3 Februari kemarin, dengan
gagahnya, seorang Dennis yang memakai suit hitam dengan kemeja putih
bergaris2 serta dasi biru, berjalan tegap dan menjawab pertanyaan2
Pendeta kepadanya, didepan seluruh jemaat GKJ Eben Haezer, tempat kami
selalu beribadah kepada Tuhan. Matanya tegas melihat pada Pendeta kami
dalam menjawab,
“Ya, saya bersedia”, ketika Pendeta kami menyatakan beberapa pertanyaan untuk pemantapan imannya! Dan mataku berkaca-kaca …..
Dan aku serta papaku mengantar Dennis ke
atas altar untuk kami menyerahkan dia dalam nama Tuhan, dan menyerahkan
dia untuk menerima berkat serta penyerahkan hatinya kepada Tuhan. Dan
mataku terus membasah ……
“Ya, saya bersedia” …..
Aku terus menangis ketika aku
menatapnya, mataku terus basah. Karena Dennis, anak tertuaku, sungguh
mengaku percaya dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus. Imannya
sudah mantap, dan hatinya teduh berserah ……
Dennis bertumbuh menjadi
seorang anak yang sangat membanggakan, walau dia hidup ditengah2
keluarga tanpa papa serta mama yang dalam keterbatasan ….. Dennis mampu
menyaring dengan hati yang penyayang, untuk terus mengasihi aku dan
keluarganya, serta bisa membuat kami sangat bangga terhadapnya ……Puji
Tuhan …..
Sungguh, beberapa menit aku
menangis. Tissue ku terus berganti. Aku yang selama ini tidak pernah
menangis, sebagai pekerja lapangan, bahkan kelumpuhanku pun tidak bisa
membuat aku menangis.
Tetapi dengan keharuan seorang ibu yang dalam
keterbatasan, sungguh, hatiku sangat terharu melihat anakku yang
dibanggakan seerta yang mencintaiku dengan keterbatasanku, mampu membuat
aku terus menangis sampai mata sembab ……
Ditambah lagi, Dennis adalah cucu tertua
orang tuaku, dan mamaku sedang di opname di rumah sakit, sehingga beliai
tidak mungkin untuk menyaksikan acara ini. Tanpa aku singgung tentang
‘kesedihan’ mamaku, Valentino berdiri di depan papaku untuk datang dan
meliput acar ini, lewat videocam, walaupun dia harus datang pagi2 dari
Bogor ( acaraku di Gereja mulai jam 7.00 pagi ).
Valentino benar2
mengasihi keluarga kami, sehingga apapun yang kami butuhkan, dia mau
melakukannya ……
***
18 orang remaja, mengaku percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhn dan juruselamat mereka. Dan mereka berserah
dan pasrah untuk Tuhan mau membimbing mereka dalam kehidupan mereka. Dan
mereka masing2 ditanya, apa yang mau mereka lakukan untuk melayani
Tuhan? Baik dalam ber-Gereja ataupun dalam kehidupan sehari2. Masing2
mereka menjawb dengan talenta mereka.
Dan Dennis ,enjawab, bahwa dia kan
terus melayani NYA dalam ber-Gereja dalam bermusik. Ya, dia memang
sejak kecil melayani Tuhan di Gereja dengan bermusik ( lihat tulisanku Kisah ‘Narsis’ Seorang Ibu: Bermusik sejak Dini ) dan itu menjasi berkat tersediri bagi banyak orang …..
Dennis di’babtis’ dan di berkati dalam Nama Yesus oleh Maas Rudy, Pendeta gereja kami …..
Begitu acara seremonial
pembabtisan sudah selesai, mereka diminta untuk menyerahkan kenang2an
untuk masing2 orang tua mereka. Dan inilah momen2 yang sangat
mengharu-biru …… mereka, khususnya Dennis ( Dennis adalah nomor urut
pertama ). Dengan gagah, dia menuju tempatku, sambil membawa sebuah
hadiah terbungkus dengan rapih.
Dia datang kehadapanku, memelukku, dan
menciumku …… tangan kiriku menerima bingkisannya, dan tangan kananku
tergantung sia2 dan tidak bisa membalas pelukannya. Aku memaksa membawa
tangan kiriku untuk memegang Dennis, memeluk lehernya dan aku menciumnya
dengan membabi buta. Mataku basah dan aku melihat Dennis tersenyum
dengan bibir bergetar sambil mengucapkan kata2,
“Terima kasih, mama” …..
Selanjutnya, Dennis mencium papaku, atau
eyang kakungnya. Tidak ada yang berkata2, tidak ada pernyatan, hanya
suasana yang haru, dan hanya ada kata2 “Terima Kasih, mama” yang membuat
dadaku bergetar hebat …..
Aku sangat mencintai anak2ku, Dennis dan Michelle ….. Terima kasih, Tuhan ……
Setelah itu, setelah aku menghabiskan
haru-ku, acara berudah menjadi suka cita. Nyanyian2 pujian kepada Tuhan,
serta beberapaa persembahan pujian remaja2 itu, membuat aku berbahagia
sambil ikut menyanyi. Dan setelah iru, kami berpotret bersama dengan
bahagia …..
Dennis dalam ‘persembahan sulung’
nya sebagai orang dewasa dalam ber-Gereja ….. Aku dan papaku memberikan
persembahan ucapan syukurku untuk Tuhan atas peristiwa ini …..
***
Ya, Tuhan memang sudah merencanakan
masing2 dari kita untuk membuat dunia menjadi bermakna sesuai dengan
konsep penciptaan NYA. Dan hidupku sudah membuktikannya. Dengan sakitku
serta keterbatasanku, Tuhan membuat aku terus bermakna bagi hidupku
sendiri, seerta menjadi berkat bagi banyak orang yang tahu tentang aku.
Dan Dennis juga sudah membuktikannya, bahwa di awal kiedewasaannya dalam
ber-Gereja, dia sudah mampu untuk melayani Tuhan serta bisa tetap
mengasihiku serta keluarganya ……
Dennis dan teman2nya menerima ucapan selamat dari jemaat di Gereja kami setelah acara selesai …
Dennis dengan SIDI wan dan SIDI wati serta kedua Pendeta kami : Bapak Djoko Sulistyo dan mas Rudy Aryanto …..
Selamat berjuang dalam kedewasaan serta
melayani Tuhan Yesus, Dennis anakku terkasih ……
Selamat menempuh
kehidupan yang baru dengan Yesus juruselamat kita ….. Terima kasih atas
kasihmu untuk mama dan kita semua, Tuhan berkati …..
Profil | Tulisan Lainnya
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Awal Kedewasaan Anakku dalam Nama Tuhan”
Posting Komentar