Minggu, 13 Januari 2013
Dialog Bersama Remaja SMP Penabur Kota Jababeka
Minggu, 13 Januari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tahun 2013, sebuah tahun yang baru, yang
menjanjikan kesempatan dalam berkreatifitas. Tahun baru, awal dari
kegiatan IDKita Kompasiana, dimana tahun lalu, IDKita Kompasiana sudah
menorehkan prestasi yang tidak main2, walau baru ‘lahir’ bulan Mei 2012,
dengan melakukan banyak hal dalam pelayanan untuk anak2 dan remaja
sebagai komunitas ‘Internet Sehat dan Aman’ …..
Sabtu tanggal 12 Januari 2013 kemarin,
IDKita Kompasiana berdialog dengan remaja SMP Penabur Kota Jababeka
tentang kehidupan dunia maya mereka. Ini kegiatan pertama kami tahun
baru ini, setelah terakhir kami menyelenggarakan Seminar Hari Ibu dengan
tema ‘Peran Ibu di Era Digital’ yang ada di tulisanku IDKita Kompasiana dan 2 Kementerian : Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012 dan IDKita Remaja Sudah Membuktikannya di Seminar “Peranan Ibu di Era Digital” …..
Kali ini, IDKita yang berdialog dengan
remaja serta guru2 dan beberapa orang tua murid, adalah aku, Valentino,
Chia dan mba Ratih. Berempat, kami bahu membahu membuat IDKita lebih
bisa menanamkan kenyataan bahwa mereka ada dalam ‘bahaya’ sebagai remaja
yang tidak ber-internet sehat dan aman.
Sekitar 150 remaja ditambah
guru2 serta beberapa orang tua, memperhatikan dengan baik, apa yang kami
ceritakan tentang dunia maya. Bukan hanya tentang hal2 yang jelek
tentang kejahatan dunia maya, tetapi juga bagaimana mereka bisa
memanfaatkan dunia maya dalam berinterksi dan berkegiatan dengan baik
sebagai remaja.
Ibu Titiek, Kepala Seolah SMP Penabur Kota Jababeka, memimpin b erdoa bersama, sebelum dialog dimulai, pagi itu …..
Ternyata hampir semua dari mereka belum
tahu apa yang dimaksud dengan ‘cyberbullying’, walau lebih banyak yang
mengerti apa yang dimaksud dengan pornografi sebagai situs dewasa.
Valentino, yang sangat peduli dengan kehidupan remaja, sempat berdialog
dengan mereka, setelah dia menerangkan tentang salah satu kejahatan
‘cyberbullying’.
Ternyata pun, tidak banyak yang menangkap apa arti
tentang ‘cyberbullying’. Mereka berpikir bahwa ‘cyberbullying’ hanya
sekedar mengejek, juga saling mengejek antar teman.
Mba Ratih sebagai moderator, membuka dialog, dan aku membukanya dengan menerangkan tentang komunitas IDKita Kompasiana …..
Bahwa mereka berpikir bahwa beberapa
dari mereka mengatakan tentang ejekan2 antar teman dan mereka tetap
tidak merasa marah atau sedih, dan mereka hanya biasa2 saja. Dan itu
bukan sebuah ‘pelecehan’. Pelecehan akan berakibat dengan kemarahan atau
kesedihan bahkan depresi, seperti apa yang aku tuliskan di Anak-anak dan Remaja Sangat Rentan Mendapat ‘Cyberbullying’, Seputar Pelecehan Remaja di Dunia Maya dan ‘Cyberbullying’ : Saling Melecehkan, Bisa Terjerat Hukum yang Sama …..
Cara Valentino berdialog dengan
remaja2 SMP, dengan mondanr mandir, dan banyak menanyakan apa yang ingin
mereka lakukan tentang apapun ….. sebuah konsep yang efektif, membuat
remaha2 itu tidak mengantuk ….
Seorang remaja bersaksi tentang
‘cyberbullying’ yang dia dapatkan dari teman2nya, walau tidak sesuai
dengan konsep arti dari ‘cyberbullying’ yang sebenarnya … paling tidak,
dia sudah mulai berani untuk bercerita …..
Cerita berlanjut, ketika kami mulai
menerangkan tentang hal2 yang lain, yang merupakan kegiatan internet
sehat yang tidak sehat dan tidak aman. Pornografi, jejaring sosial yang
sekarang di sorot dengan banyak kerugian dari saling menebar issue,
berkenalan sampai berujung pemerkosaan bahkan pembunuhan, atau tentang
kehidupan keluarga yang menjadikan gadget untuk berkomunikasi, walau
berada dalam 1 rumah.
Dan kami mulai menanamkan bahwa kehidupan keluarga
walau sekarang memang merupakan ‘jaman digital’, tetap kita harus
belajar untuk menghormati hidup bersosialisasi dalam dunia nyata,
apalagi kehidupan dengan orang tua.
Kami mulai menerangkan tentang ‘cyberbullying’, aku, Valentino dan Chia …..
Setelah sekitar 1,5 jam mereka terkesima
dengan suatu yang mungkin tidak mereka pernah pikirkan tentang dunia
maya, kami jeda sejenak untuk bertanya jawab. Beberapa dari mereka
bertanya, jika kehidupan dunia maya yang tidak sehat ini sangat
menakutkan bagi mereka, bagaimana dengan kegiatan yang sehat, untuk
kita, khususnya untuk remaja?
Kami dengan sigap justru sudah
menyiapkan konsep2 menarik, bagaimana kita bisa berkegiatan dengan baik
di dunia maya. Karena IDKita Kompasiana memang berbasis dari penulis2
amatir di Kompasiana, tentu kita berfokus untuk bercerita kegiatan kami
di Kompasiana, atau paling tidak, bercerita tentang kegiatan menulis.
Walau kami sempat menerangkan beberapa kegiatan remaja2 seperti mereka
yang berkegiatan positif di dunia maya, seperti musik, menggambar atau
fotografi, seperti yang aku tuliskan di Sisi Positif Internet Bagi Anak-anakku : Musik dan ‘Manga’ ……
Kami ‘mengompori’ remaja2 itu untuk
mau ikut dengan IDKita Remaja sebagai Duta Insan, dengan memperlihatkan
kegiatan di Hari Ibu kemarin …..
Konsep menulis, aku bawakan sebagai Kompasianer, seperti yang aku tuliskan di Menulis ( dan Menulis Surat ) adalah untuk Me’refleksi’kan Diri.
Dan ternyata banyak mengatakan bahwa mereka ‘bisa’ menulis tetapi masih
malu dan takut untuk mempublikasikan di internet, sehingga kami meminta
mereka untuk membuka akun di Kompasiana, dan kami akan membimbing
mereka untuk menulis. Bahkan, kepala sekolah mereka justru minta mereka
untuk membuat tugas penulisan, dan diposting di Kompasiana, dengan akun
mereka sendiri …..
Remaja2 itu terlihat geregetan
melihat surat2ku yang di posting di web pribadiku. Sepertinya, mereka
ingin melakukan sesuai yang dulu aku lakukan, yang aku tuliskan pada Bermula dari Sahabat Pena, Aku ‘Berteman’ dengan Para Pembesar Banyak Negara
Beberapa dari mereka memang sama sekali tidak percaya diri bahwa mereka bisa menulis. Aku tegaskan pada mereka, bahwa
jika mereka percaya bahwa mereka TIDAK BISA menulis, mereka akan TIDAK
BISA menulis. Sebaliknya, jika mereka percaya bahwa mereka BISA menulis,
mereka akan BISA menulis! Dan itu aku rasakan benar adanya! Dan justru dengan menulis, sekarang aku tetap bisa berkarya dalam keterbatasan …..
Valentino menyoroti tentang tulisan2
kami di Kompasiana, juga tentang web ku yang berhubungan dengan hobiku
sebagai penulis surat dan filateli. Dan kami sudah membuat remaja2 itu
geregetan dan aku yakin suatu saat dari mereka akan berbuat yang sama
sebagi remaja positif sebagai masa depan bangsa, ketika aku menayangkan
cerita tentang IDKita Remaja yang merupakan ‘bintang’ pada Seminar
didepan 2 Kementrian, Desember kemarin …..
2,5 jam sudah berlalu, tidak terasa
dengan dialog2 segar dengan remaja. Remaja2 putra dengan kepintarannya
sering ‘crack’ banyak aplikasi atau mendownload game onlina, dan remaja2
putri dengan foto2 narsisnya di jejaring sosial, memang sangat wajar.
Semuanya sangat wajar, dan kami membantu mereka, bahwa kegiatan2 mereka
di dunia maya bisa membahayakan mereka, ketika semuanya menjadi ‘under
control’.
Tentang download dan crack yang tidak tahu strateginya, akan
membuat virus2 dan hantu2 dunia maya bersarang di gadget mereka. Dan
jika foto2 yang diunggah di jejaring sosial oleh remaja2 putri itu tidak
sesuai dengan ‘aturan’, maka malapetakalah yang akan menghadangnya …..
Mba Ratih menutup dialog siang itu,
dan kami memberikan kenangan 2 buah buku dari IDKita Kompasiana untuk
SMP Penabur Kota Jababeka, yang diterima oleh Bu Titiek.
IDKita Kompasiana, terutama aku, selalu
puas, ketika semuanya berjalan dengan lancar dan disambut baik oleh
mereka. Bahkan kami menawarkan untuk remaja2 yang ingin menjadi Duta
Insan ( Internet Sehat dan Aman ) yang bekerjasama dengan Kominfo,
silahkan mendaftar pada kami untuk kemudian diseleksi secara nasional,
dan akan dikukuhkan oleh MenKominfo, tahun ini.
Sebuah perjuangan panjang IDKita Kompasiana untuk bisa bersama ‘menjaga’ anak2 dan remaja, bersama pemerintah Indonesia …..
Salam IDKita Kompasiana ….. *melayani anak dan remaja dalam kasih Tuhan* …..
Tags: New Media
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Dialog Bersama Remaja SMP Penabur Kota Jababeka”
Posting Komentar