Senin, 10 Desember 2012
Ternyata Mereka Hanya Ingin Pengertian dan Keterbukaan
Senin, 10 Desember 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
IDKita Remaja sebagai Duta Insan (
Internet Sehat dan Aman , aku dan mba Vema minus mas Erri ( yang
motret ) dengan bu Mariam F.Barata - Kominfo
Remaja2 IDKita, sungguh sangat membuat
aku bangga! Betapa tidak! Jumat, 7 Desember 2012 kemarin, ketika Bu
Mariam F.Barata sebagai Direktur Telematika Kominfo mengundang untuk
audiensi Duta Insan Internet Sehat dan Aman, dalam hal ini kami sebagai
IDKita memilih 10 anak remaja dari beberapa sekolah. Bu Mariam
mengajukan konsep untuk kegiatan Hari Ibu tanggal 19 Desember 2012 ini,
bukan hanya kaum ibu saja yang menyuarakan keinginannya kepada anak2 dan
remaja, melainkan juga anak2 dan remaja harus menyuarakan keinginannya
untuk orang tua mereka, dalam hal ini, ibu mereka.
Konsep ini dicetuskan oleh bu Mariam
ketika kami membahas dan berdiskusi dengan tim Kementrian Pendayagunaan
Perempuan dan Perlindungan Anak ( PP&PA ), beberapa minggu yang
lalu. Dan Jumat kemarin, Bu Mariam berkenan untuk memanggil IDKita
Remaja, didampingi kami ( aku, mba Vema dan mas Erri ) sebagai
pembimbing mereka.
Sejak jauh2 haripun, kami juga sudah
mempersiapkan remaja2 IDKita untuk audiensi ini. Bukan hanya waktunya
karena mereka masih bersekolah SMA dan kami ingin mereka tidak bolos
dari sekolah, tetapi kami harus menyusun waktu setelah selesai kegiatan
sekolah mereka. Dan bukan hanya itu saja, melainkan kami harus
menyiapkan mental mereka sebagai calon2 Duta Insan, yang dipersiapkan
oleh Kominfo sebagai Duta Remaja berkeliling ke seluruh Indonesia demi
mensosialisasikan Internet Sehat dan Aman kepada sesama remaja itu
sendiri.
Wajah2 cerah IDKita Remaja dalam
beraudiensi dengan ibu Mariam. Terlihat tanpa beban, walau sebelumnya
mereka merasa beban berat ketika mereka tahu bahwa akan diajak
beraudiensi dengan pejabat pemerintahan …..
6 orang remaja IDKita datang ke Kominfo :
Hendra, Michael, Dennis, Lourdes, Cilla dan Michelle dengan aku, mas
Erri dan mba Vema sebagai pembimbing, bersilahturahmi dengan bu Mariam.
Mereka memakai seragam sekolah masing2, karena kami ingin identitas
mereka sebagai pelajar, justru harus dikedepankan …..
Dan bu Mariam terlihat sangat excited
melihat semangat mereka. Bu Mariam sendiri sangat piawai untuk remaja2
tersebut mau dan bisa berbicara dengan terbuka. Diskusi dan tanya jawab
selalu diselingi dengan tertawa. Bu Mariam bisa dengan santai membawakan
kata2nya dengan lancar dan menular juga kepada remaja2 itu. Dari yang
kikuk dalam ber-audiensi dengan pejabat pemerintahan, sampai mereka bisa
bercanda sambil menjawab pertanyaan2 bu Mariam dengan santai.
Masing2 remaja mau berbicara dengan
terbuka, apa yang mereka inginkan sebagai anak untuk kami, orang tua
mereka. Dan Bu Mariam sangat excited ketika mereka sangat antusias
menceritakan isi hati mereka …..
Pertanyaan2 bu Mariam sangat mengakar
dan mendasar, maksudnya sangat bisa di tanyakan oleh banyak orang tua.
Seperti misalnya tentang pornografi. Bu Mariam menanyakan, apakah mereka
pernah melihat foto2 vulgar atau video yang belum boleh mereka melihat
dan menontonnya. Dan ternyata mereka sangat terbuka. Bahwa ternyata
semua pernah melihat dan menontonnya, baik tidak dengan sengaja, diajak
oleh teman bahkan dengan sengaja.
Tetapi mereka sangat menyayangkan
ketika banyak remaja justru menjadi ‘adict’ dengan melihat dan menonton
pornografi, sehingga mereka justru selalu ingin mensosialisasikan
tentang bahaya pornografi kepada teman2 mereka.
Begitu juga ketika bu Mariam bertanya
tentang orang tua mereka tentang kegiatan mereka di madia sosial. Mereka
mengatakan, sebenarnya mereka mau ‘berteman’ dengan mama atau papa ada
di media sosial yang mereka ikuti, misalnya Facebook. Tetapi yang
mereka tidak suka adalah jika mama atau papanya selalu ‘mengikuti’
mereka, memonitor serta selalu menegur mereka WALAUPUN mereka merasa
bahwa tidak ada yang harus ditakuti. Sehingga mereka merasa,
“Ah, mama ‘kepo’ banget sih. Orang kita ga kenapa2, mama terus mau tahu saja, nyebelin” …..
Sesaat aku tersentak! Ada anak2ku di tim
‘mereka’, tim IDKita Remaja. Selama ini hubungan kami, anak beranak,
baik2 saja. Ternyata mereka sedikit ‘tertekan’ ketika aku selalu
memonitor mereka, walau aku tidak pernah melarang mereka menggunakan
Facebook.
Ternyata mereka merasa tidak nyaman ‘berteman’ denganku,
sebagai mama mereka. Dan dari sinilah aku bertambah yakin bahwa
keterbukaan kita sebagai orang tua dan anak2 serta remaja mereka sangat
membantu untuk lebih baik, bukan hanya di dunia maya, tetapi keterbukaan
di semua dunia.
Bu Mariam selalu mengatakan tentang
keterbukaan sebagai remaja kepada orang tua mereka ….. Lourdes dan Cilla
serius mendengarkan kata2 bu Mariam …..
Hendra, Dennis dan Michelle serius tetapi santai mendengarkan kata2 dari bu Mariam …..
Hampir 2 jam, dari jam 15.00 sampai jam
17.00, kami berdiskusi dengan IDKita remaja dan bertambah semangatlah
mereka, ketika masing2 selalu memberikan respon yang positif untuk
jawaban2 mereka. Mata mereka terlihat polos ketika hati mereka terbuka
mendapatkan masukan2 dari bu Mariam, sehingga jawaban2 mereka
menerangkan seluruh isi hati mereka, yaitu keinginan yang amat sangat
untuk saling terbuka kepada orang2 yang mereka anggap bisa melindunginya
dan mengasihi mereka …..
Tidak salah ketika IDKita membentuk
IDKita Remaja, dan ini adalah konsep dari Valentino. Ketika kita semua
sebagai orang tua menginginkan anak2 dan remaja kita berbuat yang kita
inginkan yang terbaik bagi mereka, mereka juga mempunyai keinginan2
mereka sendiri.
Saatnyalah kita sebagai orang tua mendengar
apa yang mereka inginkan untuk orang tua mereka, kita harus mulai bisa
untuk berdialog dengan mereka, dan justru mereka ingin keterbukaan.
Karena jika sekarang hanya berada dalam ego sebagai orang tua yang
tidak mendengarkan apa yang mereka inginkan, suatu saat mereka akan
‘menghilang’ dan lepas dari kendali kita, karena mereka sudah tumbuh
sebagai orang2 muda menuju dewasa …..
Keterbukaan antara anak2, remaja dan orang tua, adalah pangkal dari keharmonisan dalam kasih sebagai keluarga …..
Tetap semangat, IDKita Remaja, Tuhan berkati!
Salamku …..
*Teruntuk Valentino terkasih, yang selalu berusaha untuk mereka* …..
Tags: Muda , New Media
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Ternyata Mereka Hanya Ingin Pengertian dan Keterbukaan”
Posting Komentar