Selasa, 27 November 2012
Secangkir Kopi Susu di Awal Musim Dingin …..
Selasa, 27 November 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Kisahku dimulai ketika aku berlibur di
San Francisco dengan adikku. Aku menginap di sebuah hotel berbintang, di
pojokan jalan besar …..
Ketika itu, kami pagi2 ingin bejalan2 di
musim dingin. Walau tidak ada salju, kami ingin sekedar menikmati
‘dingin’ dalam musim ini. Pagi itu, kami sudah berada di cafe di hotel
itu, untuk makan pagi. Hari masih sangat pagi, sekitar jam 7. Secara di
Amerika waktu itu adalah hari Minggu dan biasanya mereka tidak pernah
bangun pagi di hari Minggu. Gereja pun biasanya diatas jam 9 pagi ….
Aku duduk di pojok cafe, menikmati
‘American Breakfast’, sepiring scrembel-egg, 2 potong susis kesukaanku,
beberapa daging ham goreng, sepiring kecil salad dingin, segelas jus
jeruk dengan secangir kopi dengan susu panas ….. Begitu juga adikku
duduk didepanku membawa makan pagi yang hampir sama denganku.
Sambil berbincang dan tertawa bersama,
kami menikmati pagi yang dingin ini. Udara hari itu, aku ingat benar.
Memang dingin. Aku sudah memakai kaos tangan panjang dengan pulover
tebal, serta aku juga membawa mantel besar dari kamarku setelah makan
pagi ini. Tetapi walau dingin, matahari bersinar cerah. Awan putih
berebut dalam memayungi sinar sang mentari. Suasana pagi itu sangat lah
bersahabat dan membuat kami tertarik untuk jalan2 pagi di sekitar hotel
ini …..
Sambil aku menyuap salad dingin setelah
piring pertama habis, aku menyeruput jus jeruk dingin. Segarnya ….. dan
ketika semuanya sudah habis, tinggal secangir kopi dengan susu panas
kesukaanku, yang sedang aku hadapi di meja cafe itu.
Aku menelungkupkan kedua tanganku untuk
mengirimkan sensasi panas. Dari cangkir kopi san susu panas itu,
merambat ke kedua tanganku, terus mengalir di atas lenganku sampai
sekucur tubuhku.
Aaaahhhh ….. hangat sekali. Aku sangat menikmati
sensasi dari secangir kopiku di musim dingin …..
Setelah aku bisa merasakan sensasi panas
dalam tubuhku, aku mulai menyeruput kopi plus susu panasku. Hmmmm …..
lagi2 sensasi yang sangat nyaman dan luar biasa di tenggorokkanku. Aku
tidak terlalu suka kopi, tetapi jika dicampur dengan susu panas ( bukan
hanya setetes susu panas saja, tetapi ½ dari cangkir itu, aku beri susu
panas, setelah ½ nya dialasi kopi panas juga …..
Nyamannya ….. bercanda dengan seseorang
yang saling menyayangiku, ditambah dengan secangir kopi susu panas
diawal musim dingin di San Francisco, membuat aku ‘bermimpi’, apa yang
terjadi setelah ini? Hanya jalan2 di sekitar hotel saja?
Hari masih pagi. Jalanan di depan mataku,
masih sepi. Hotel ini terletak di perempatan jalan dimana lampu
merahpun tetap berjalan sesuai dengan tugasnya. Hanya sesekali mobil
melintas, dan tetap berhenti ketika lampu merah menyala walau di kanan
kirinya tidak terdapat mobil. Keadaan itu membuat aku tenang dengan
kedisiplinan yang tinggi.
Tiba2, seorang yang mengendarai sepeda
melintas di depan hotelku, tanpa melihat kanan kiri, walau tidak terlalu
cepat. Seseorang itu memakai baju olah raga dengan sebuah pulover
tebal. Kepalanya memakai helmet khusus untuk sepeda. Sepedanya sebuah
sepea balap. Dia terlihat masih muda, mungkin sekitar 30 tahun. Mungkin
dia sedang berlatih untuk sesuatu atau hanya untuk berjalan2 pagi Minggu
itu. Dengan konsentrasi penuh, dia menerobos lampu merah, dan aku
tersenyum sambil menyeruput kopi susu hangatku …..
Tiba2 dalam sepersekian detik, sebuah
mobil merah meluncur dari arah kanan sepeda balap itu. Sebuah mobil
seperti Nissan sedan, melintasi perempatan jalan itu, dan langsung
menabrak si pengemudi sepeda itu, sampai dia terlontar setinggi sekitar 3
atau 4 meter, dan si pemuda itu jatuh di aspal, tepat di depan mobil
merah itu! Astagaaaaaaa …….
Kopi susu hangatku, aku letakkan di meja
di hadapanku dan mataku tertuju di seputar kejadian itu! Pikiranku
berputar,
“Apa yang terjadi? Bagaimana nasib orang itu? Bagaimana si
pengemudi mobil merah itu?”.
Banyak sekali pertanyaan2ku, mampir di
kepalaku …..
Lingkungan disana waktu itu, memang
masih sangat sepi. Walau tabrakan itu terdengar keras, tetapi tidak
banyak yang melihat kejadian itu. Pun orang2 di sekitar itu, belum ada
sehigga mungkin hannya aku dan adikku yang melihat seputar kejadian itu.
Suasana pagi yang cerah itu, kupikir akan menjadi porak poranda dengan
kejadian itu, walau kami hanya menyaksikan saja, bukan mengalaminya …..
Sepersekian menit kemudian, tiba2 aku
melihat si pengendarai sepeda balap itu, bangun dari aspal tanpa cedera
sedikitpun! Luar biasa! Walau dia terlihat memejamkan mata menahan
kengerian dan si pengendara mobil merah membantunya untuk duduk di aspal
….. sebuah pemandangan yang mendirikan bulu roma, ketika 2 orang anak
manusia saling menolong dan menghibur walau terlihat keduanya tadi tidak
saling mengenal dan saling menabrak …..
Dan sekitar 5 menit kemudian, sebuah
mobil ambulans, sebuah ‘branweer’, sebuah mobil polisi serta beberapa
polisi mengendarai sepeda motor menghampiri kejadian itu, tepat di depan
mataku. Di semua perempatan selalu terdapat CCTV yang merekam kejadian2
disana, dan langsung masuk ke kantor polisi, rumah sakit dan pemadam
kebakaran jika ada sebuah kecelakaan. Dan mereka tidak ragu untuk
melibatkan semua orang untuk menolong sebuah kecelakaan …..
Si pengendara sepeda itu, di baringkan
di sebuah brankar dan tenaga medis melengkapinya dengan penutup oksigen
serta penyangga kepala walau terlihat dia tidak luka sedikitpun. Tetapi
sang tenaga medis tidak mau terlambat dan tidak peduli jika dia pun
tidak luka sedikitpun, karena menurutnya yang bisa memutuskan luka atau
tidaknya adalah dokter2 di rumah sakit atau dokter di ambulans tadi.
Begitu masuk ambulans, mereka langsung ke rumah sakit terdekat dengan
sirine yang mengaung di tengah pagi itu …..
Lalu polisi mencatat kejadian itu,
bertanya kemana2 untuk membuat Berita Acara dan ‘branweer’ pun kembali
ke tempatnya karena tidak terjadi kebakaran dalam kecelakaan itu …..
Aku hanya terdiam ditempat, shock.
Adrenalinku berpacu, sebuah kecelakaan yang mengerikan menurutku, tetapi
Tuhan memberikan berkat Nya dengan luar biasa!
Aku duduk lagi di kursi meja cafeku.
Kopi susu-ku sudah dingin. Tanganku agak bergetar. Aku memanggil pelayan
dan meminta kopi susu panas lagi, dan pelayan itu mengangguk mundur
ketika dia melihat tanganku agak bergetar. Adikku membimbingku untuk
duduk, memegang tanganku yang dingin dan bergertar. Sambil sedikit
bercakap2, kopi susu panas ku datang.
Aku segera menelungkupkan kedua tanganku
yang dingin dan bergetar itu, untuk merasakan sensasi panas kopi
susu-ku. Aku hanya sekedar diam, tidak bergerak dan tidak bicara. Aku
harus menenangkan hatiku. Setelah itu, aku mulai menyeruput kopi susu
panasku, untuk menghangatkan perut dan tubuhku …..
*****
Secangkir kopi panas waktu itu, ternyata
memulai cerita pagi itu, pagi yang dingin di awal musim dingin itu di
San Francisco. Secangkir kopi panas, ternyata mampu membuat hati dan
perutku bukan hanya panas saja, tetapi membuat aku sadar, bahwa semuanya
bisa terjadi, jika Tuhan menghendaki ……
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Secangkir Kopi Susu di Awal Musim Dingin …..”
Posting Komentar