Selasa, 27 November 2012
Produktif Saat dalam Kemacetan
Selasa, 27 November 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Macet??
Menyebalkan dan sangat
menyebalkan!! Dulu ketika aku masih sehat, aku selalu berjibaku dengan
kemacetan. Dengan setir sendiri, dari jam 6 dari rumah secara aku
memberi kuliah di 2 buah universitas di Jakarta mulai jam 7 pagi, dan
jam 9 pagi aku ke kantor. Jika aku bekerja di 1 proyek, dari pagi sampai
malam hari selepas jam kerja, aku tetap ada di proyek. Bukan karena
pekerjaanku yang memang banyak saja, tetapi aku juga menunggu kemacetan
berhenti.
Dari proyek ke rumahku, minimal aku mulai jalan sekitar jam
22.30. Catatan, jam 22.30 semua mall sudah tutup sehingga tidak
mengakibatkan kemacetan. Jika aku keluar jam 22.00 saja pun, aku harus
sabar menunggu bus2 atau angkot, mengangkut penumpang dan karyawan dari
mall. Secara rumahku dilewati beberapa mall.
Jika aku harus keluar dari proyek di
siang hari, aku harus benar2 berjuang dalam kemacetan, secara aku dulu
setir sendiri dengan mobilku. Macet memang musuh semua orang, yang
tinggal di Jakarta, walau di supiri apalagi yang setir sendiri.
Waktu aku masih setir sendiri, dalam
kemacetan tanpa teman, aku setel CD keras2. Jika aku masih santai,
semisal macetnya tidak seberapa, aku setel CD Alessandro Safina atau
Andrea Bocelli. Jika macetnya lebih parah, aku setel CD Mariah Carey
atau Laura Figy atau Julio Iglesias. Tetapi jika macetnya sangat parah,
ake setel CD Queen! Nyanyi2 sendiri Bohemian Rhapsody, Bicycle atau We
Are The Champion!
Sampai aku hafal semua lagu Queen secara aku tanpa
teks sambil teriak2 karena sebal dalam kemacetan! Sound system mobilku
sangat bagus, suara bass selalu berdebum sehingga membangkitkan
adrenalinku untuk membuang jauh2 amarahku karena macet!
Ketika aku tidak setir sendiri karena
stroke ini sejak sekitar 3 tahun lalu, mulanya aku senang. Dengan
seorang supir pribadi yang selalu mengantar jemputku kemanapun dan
dimanapun, aku terbebas berjibaku dengan kemacetan. Justru dalam
kemacetan aku bisa tidur, mendengarkan musik klasik yang menjadi hobiku
dan aku bisa ber’mimpi’ untuk rencana2 masa depanku. Tetapi ternyata
kemacetan memang sangat menyebalkan, walau aku hanya duduk, diam dan
‘bermimpi’ …..!
Aku mulai sebal. Aku mulai cari2 teman
di bbm atau melihat2 fb lewat gadgetku. Mulai chatting dan ternyata
membuat lupa dengan macet. Sampai kemacetan memang terus ‘menghantui’
kehidupan Jakarta!
Ketika aku mulai menulis di Kompasiana bulan November 2010 yang lalu ( sekitar 2 tahun lalu ), ternyata produktifitasku bertambah berlipat ganda karena macet! Sungguh,
justru seringkali aku mengharapkan kemacetan melanda. Minimal macet 1
jam, aku sudah bisa menulis 1 artikel apapun. Dan aku langsung kirim ke
emailku. Dan begitu aku sampai ke sebuah tempat ( misalnya ke kantor ),
aku copas dari email ke word, cari foto jika artikelku tentang
reportaseku, atau cari gambar dari Google jika aritelku adalah sebuah
opini, untuk langsung aku posting ke Kompasiana.
Dan dengan begitu, 1
hari aku mampu menuliskan 3 artikel sehari : pagi lewat kemacetan
minimal 1 jam, siang jam makan siang sambil makan dan sore juga di mobil
dalam kemacetan dan posting malam hari setelah tiba di rumah …..
Lebay?
Terserah saja.
Yang jelas,
menulis untukku adalah terapi otak setelah stroke. Justru dengan
menulis, aku mampu ‘menyembuhkan’ diriku sendiri. Dengan menulis, aku
berhasil memberika manfaat dan nutrisi bagi otakku yang memang sudah
cacat. Dan dengan menulis, hatiku bisa mendapat damai dan hati yang
damai merupakan terapi alami untuk penyembuhanku …..
Kemacetan memang merupakan musuh kota2 besar, terutama kota Jakarta dengan permasalahan yang tidak ada ujung pangkalnya. Tetapi jika kita mau kreatif dan mau berinovatif, ternyata justru dengan kemacetan bisa menorehkan karya besar kita, apapun itu …..
Tidak harus di mobil pribadi dan tidak
harus menulis di netbook atau iPad . Bisa juga kita bermacet2 ria di bus
atau taxi. Kita bisa juga menuliskan di note lewat bb atau smartphone
yang lain. Setelah itu, kita bisa langsung posting ke Kompasiana atau ke
blog pribadi lewat bb atau smartphone yang lain, jika kita tidak mau
menambahkan dengan foto atau gambar. Tetapi karena aku arsitek, rasanya
ga afdol jika tidak ada gambar.
“Untukku, menulisnya sih gampang dan
cepat. Apa yang terlintas di otakku, aku langsung tuliskan. Tetapi
postingnya yang memakan waktu lama dengan foto2 atau gambar. Apalagi
ketika Kompasiana memang lagi error ….. :)”
*Ini saja aku menulis dikemacetan pagi tadi, tetapi baru sempat posting siang ini karena setumpuk pekerjaan* …..
Selamat bermacet2 ria ….. Tetap hati2 dan Tuhan berkati!
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Produktif Saat dalam Kemacetan”
Posting Komentar