Rabu, 26 September 2012
Hati Perempuan Pekerja Luar Negeri…
Rabu, 26 September 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Medio awal bulan Juli 2012 lalu …..
Agak bingung ketika kami berlima menuju kawasan Orchard Road, tempat ’surga’ belanja yang sudah mulai pudar ( lihat tulisanku ‘Orchard Road Singapore’ sebagai Surga Belanja, Tidak Menarik Lagi ….. ).
Macet - cet. Benar2 macet. Kami berlima naik 2 taksi, padahal masih
pagi, baru sekitar jam 8 pagi. Kami memang sengaja pagi2 kesana untuk
aku mengambil foto2 cantik mumpung belum banyak orang, tetapi eeeehhh
….. ternyata malah macet …..
Taksi kami turun di Lucky Plaza, memang
tempat turunnya taksi dan juga tempat favoriteku untuk membeli
cinderamata untuk oleh2. Dan ternyata fokus macet itu memang di Lucky
Plaza. Dan ketika aku turun dari taksi dengan kursi roda, sudah banyak
mata memandangiku, dengan ‘bahasa mata’ simpatik dengan keadaanku, bukan
meremehkan …..
Aku tidak tahu, apa yang terjadi,
mengapa mereka antri dan hampir semua perempuan, berdandan agak ‘lebih’ (
bukan dandan sehari2, dengan make-up yang banyak yang menyolok ) dan
beberapa kelompok bergerombol untuk bercanda atau membicarakan sesuatu.
Ada apa ya? Naluri ‘wartawan amatir’ ku iseng ingin tahu, apa sih yang
membuat semua ‘numplek-plek’ di Lucky Plaza …..
Sebelum kami berjalan2 di sepanjang
Orchard Road, kami mampir ke Lucky Plaza. Aku ingin tahu sekali, apa apa
sebenarnya. Apakah demo perempuan? Atau apa? Penuh sesak, bahkan anak2
cemberut ketika aku mengajak mereka masuk. Tetapi, sungguh aku
penasaran. Mau bertanya, mereka sibuk sendiri2, aahhh ….. cari tahu saja
sendiri, pikirku.
Hampir semuanya perempuan. Dari
penampilannya, mereka adalah perempuan Asia. Dari bicaranya, aku
mendengar banyak yang dari Indonesia dan Malaysia ( bahasa Melayu ).
Tetapi beberapa berbahasa Tagalog ( Filipina ) dan China. Sedikit yang
berbahasa India dengan memang orang India dengan dandanannya yang khas.
Dan beberapa perempuan tersebut berbahasa berbahasa Inggris, walaupun
bahasanya kacau balau …..
Dan aku banyak tersenyum, ketika mereka
memandangku, walau setelah itu mereka sibuk lagi dengan lawan bicaranya,
sebelum aku sempat bertanya.
Aku berputar sampai lantai 4 Lucky
Plaza, dan ternyata pusatnya adalah di sebuah bank dan tempat pengiriman
uang internasional. Cepat2 otakku berputar ( ternyata stroke-ku tetap
bisa memikirkan ’sesuatu’ dalam waktu cepat ), ini tanggal berapa ya?
Wah, tenyata hari itu memang tanggal 1 Juli 2012. Padahal tanggal 1 Juli
2012 adalah hari Minggu ( makanya aku bergegas ke Orchard Road sebelum
banyak warga Singapore membuka toko2 mereka sepulang dari Gereja mereka
), tetapi ternyata bank dan tempat pengiriman uang internasional tetap
buka untuk melayani para pekerja yang hendak mengambil gaji dan
mengirimkan uangnya ke negara mereka masing2 …..
Ini semua para pekerja yang sedang menunggu gaji mereka untuk diambil dan di transfer ke keluarga mereka masing2 …..
Ya, waktu itu memang tanggal 1 Juli,
hari gajian mereka. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya di Jakarta (
para pekerja ), tetapi yang aku tahu, beberapa perusahaan selalu
memberikan gaji dengan transfer ke masing2 rekening sekitar tanggal 1,
tetapi bank tidak pernah buka untuk melayani nasabahnya. Mereka (
termasuk aku, sebagai pekerja ) bisa mengambil uang kapan saja jika
melalui ATM, tetapi tidak bisa melalui bank jika hari Sabtu dan Minggu.
Dan aku tidak pernah tahu, bahwa di Sabtu atau Minggu, pekerja2
menstransfer uang gajinya, sesegera mungkin untuk keluarga mereka di
kampung …..
Antrian yang teratur …..
Singapore adalah memang sebuah negara
kecil yang ‘kaya’. Benar2 sebuah negara ‘kaya’ dengan pendapatan
per-capita sekitar US$ 49.700, Singapore mampu untuk ‘mengambil’ tenaga2
kerja ke negara2 Asia yang lain, termasuk Indonesia. Dan aku melihat
waktu itu, bahwa kehidupan meeka, perempuan2 yang bekerja di Singapore,
lebih nyaman dengan tingkat penghidupan mereka …..
Sambil menunggu antrian mereka, semua
dari mereka sangat patuh mengantri ( tetapi aku tahu dan melihat
sendiri, bahkan temanku yang sudah lama hidup di luar negeri, yang
selalu antri dengan tertib, mereka akan desak2an jika kembali ke
Indonesia ). Satu demi satu, mereka akan keluar tanpa harus berdesak2an
sampai harus di tegur oleh pada pengaman bank atau petugas satpam
pengiriman uang.
Penuh sesak para pekerja luar negeri di Lucky Plaza, Singapore …..
Perempuan2 itu memang sebagian merupakan
ibu2 dengan anak2 yang ditinggalkan di negaranya masing2. Beberpa dari
mereka, sambil menunggu antrian mereka, mereka berbelanja buku2 dan
mainan anak2 yang memang sedang ada pameran dan ada diskon di Lucky
Plaza. Aku anya termangu, ketika aku membayangkan jika aku berada di
antara mereka seorang perempuan yang harus bekerja keras untuk membiayai
kehidupan keluargaku, yang harus meninggalkan anak2ku.
Aku melihat
tatapan mata sendu seorang perempuan pekerja yang merindukan anaknya
dengan memberikan beberapa buku anak2 yang terlihat masih balit dengan
buku2 belajar A-B-C …..
Ibu2 pekerja membelikan buku2 untuk anak2nya sebagai oleh2 dari Singpore …..
Lalu juga seorang perempuan bekerja yang
sedang memilihkan anak balitanya, baju cantik untuk dikirimkan ke
rumahnya. Hatiku sedikit bergetar, ketika seorang perempuan pekerja
memanggil seorang anak untuk mengepaskan baju untuk anaknya sambil
mematut2 untuk menyesuaikan fisik anaknya, yang mungkin sudah lama tidak
di lihatnya …..
Ada juga perempuan pekerja yang masih
single, bergerombol sambil memandang sekelompok pemuda. Ya, sebuah
pemandangan yang normal, ketika saling ketertarikan antara perempuan
dengan laki2. Pun, beberapa perempuan aku melihatnya, justru terbalik
dengan perempuan2 pekerja yang sudah aku ceeritakan diatas.
Beberapa perempuan pekerja, berdandan
ala ‘hippie’ atau baju2 mereka ‘kesempitan’ ( atau sengaja sempit untuk
memperlihatkan lekuk tubuhnya? ) dengan ‘tank-top’ seperti anak ABG.
Buat aku, jika ABG sih ok-ok saja, tetapi untuk perempuan dewasa
denganmemakai ‘tank-top’ ketat dengan gayanya yang seronok, dan dandanan
‘berat’ seperti itu, sangat membuat mataku gerah …..
Sampai anak2ku bosan dan minta kita
mulai berjalan2 di sepanjang Orchard Road, antrian dan kerumunan
pekerja2 itu masih banyak, bahkan bertambah lagi. Mungkin memang hanya
bank dan tempat pengiriman uang di Lucky Plaza ini yang buka, secara
menurutku, semua pekerja di Singapore tumplek-plek di Lucky Plaza, hari
itu …..
Pekerja yang menunggu antrian, sempat menelpon atau bergerombol.
Tidak banyak yang aku bisa ceritakan, hanya sedikit pandangan mata, karena memang tujuanku kesana hanya untuk berjalan2.
Tetapi
dengan sedikit cerita ini, hatiku tersadarkan bahwa betapa beruntungnya
aku dan sebagian perempuan2 yang bisa terus berkumpul dengan anak2 dan
keluarga walau tetap bisa bekerja untuk menafkahi anak2nya, seperti aku.
Betapa beruntungnya aku bisa selalu bertemu dengan anak2ku …..
Jika ada petugas bandara Soekarno Hatta
dan petugas2 penyalur tenaga kerja ( yang katanya sering membuat susah
mereka ), aku bisa bersaksi, bahwa bukan hanya uang yang para pekerja
itu harapkan untuk kehidupan mereka, tetapi hati mereka juga merupakan
asset.
Bahwa mereka dengan bekerja keras, tetapi mereka juga harus
menjaga hari untuk bisa selalu berusaha tidak ‘down’ berpisah dengan
keluarganya.
Mereka harus dilindungi ….. mereka harus dirangkul …..
mereka harus terus disemangati, bukan hanya mereka bisa mendatangkan
devisa untuk negara mereka, tetapi mereka benar2 adalah pahlawan negara, paling tidak pahlawan untuk keluarganya …..
Tuhan memberkati mereka dan kita semua …..
Salamku …..
Tags: Luar negeri , sosbud , urban
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Hati Perempuan Pekerja Luar Negeri…”
Posting Komentar