Senin, 22 November 2010
Menyikapi dan 'Berteman' dengan Stroke (3)
Senin, 22 November 2010 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sekitar 1 jam sebelum landing,
jantungku berdetak kencang. Antara senang, bahagia, takut, malu,
bingung ….. dan semuanya berkecamuk dalam hatiku. Otakku berdenyut
kencang, membuat kepalaku sedikit ‘berat’. Bruder Frank mulai berkemas
untuk membuat aku nyaman, dia tau aku gelisah dan itu memang bisa
membuat takanan darahku naik. Dia tahu, walau aku belum bisa bicara, aku
merasakan yg benar2 realitas hidupku. Aku sudah keluar dari ‘kepompong’
sakitku dan aku harus mengahadapi masa depanku …..
Setelah
mendarat sekitar jam 2 siang tanggal 27 Januari 2010, aku menunggu apa
yg akan terjadi padaku. Semua penumpang sudah keluar, hanya tinggal aku,
bruder Frank, adikku, semua kru pesawat. Lalu aku dipapah di pintu
darurat. Sudah ada ambulance dekat pintu. Aku diturunkan lewat lift
pesawat. Adikku dan bruder Frank lewat jalan normal krn bruder Frank
tetap harus mengikuti prosedur walau sudah ditunggu di pintu imigrasi
dari semua ‘tim ku’ – keuarga, dokter, asuransi, tim imigrasi – supaya
aku bisa langsung dibawa ke rumah sakitku. Luar biasa mereka, semua yg
peduli dan mencintaiku, menyambutku ….. terima kasih, ya TUHAN …. Aku
merasa tidak sendirian, aku merasa semua memdukungku …..
Aku
masuk ke ambulance, mamaku, adikku, bruder Frank serta tim asuransi
membawaku langsung ke rumah sakit Cikini. Aku merasa sedikit takut.
Orang2 ‘baru’ yg melihatku – tim asuransi, supirku, saudara2ku, ex
suamiku – melihatku sedikit terkejut, pasti! Aku tidak bisa bicara sama
sekali. Aku hanya memandang ke bruder Frank dan adikku untuk
pertolongan, ketika mereka hanya menanyakan kabarku, mereka hanya
menanyakan bagaimana kondisiku, tapi aku merasa meeka mengejekku, dan
ada seorang tim mbulance mengatakan bahwa ‘aku tidak tahu diuntung’ krn
aku menangis hebat sementara orang2 hanya menenyakan kabarku ….. . Aku
hanya bisa sedikit kata2 dalam bahasa Inggris ….. dan aku sampai
menangis hebat ….. aku teriak2 dengan bahasa alien, aku meronta2, aku
memukuli bedku ….. aku frustasi ….. aku ingin ‘keluar’ ….. keluar dari
sakitku dan membebaskan diri . Aku hanya ingin membuktikan bahwa aku
‘bisa’ aku normal dan aku tidak apa2, otakku sedikit ‘dis’ tapi aku normal …. Aku frustasi …..
Mulailah keadaan yg sebenarnya … aku pasca stroke yg belum bisa apa2 dan harus menghadapi ‘dunia’ ….. aku pasca stroke
yg tidak seperti yg aku butuhkan, seperti tempat aku dirawat, di San
Fransisco dengan segala yg aku butuhkan dan semua yg mengerti aku …..
aku pasca stroke seorang ibu dari 2 ABG yg dibutuhkan di perkerjaanku, aku harus bisa ‘berdiri sendiri’, aku harus bisa sembuh …..
Mengutip kata2 Elizabeth Ratna Suhartanto, seorang teman di Kompasiana :
Mbak
Christie termasuk orang yg beruntung, karena dari gejala2 yg dipaparkan
jelas sekali menderita AFASIA MOTORIK ( Stroke perdarahan mengenai area
Broka sisi kiri ). Pasien Stroke dengan kelumpuhan sisi kanan cukup
sering mengalami AFASIA ( gangguan bahasa ) jenis ini, dimana pasien
masih mengerti kata2/kalimat2 dari orang lain, tapi dia sendiri sulit
untuk mengutarakan jawaban nya ( kesulitan bahasa VERBAL/ GANGGUAN
PEMBICARAAN SPONTAN ). Kenapa saya bilang Tuhan masih cinta mbak
Christie, karena UMUM nya pasien dengan Afasia Motorik ini PASTI STRESS
HEBAT, karena dia masih tahu pertanyaan orang lain, tapi tidak bisa
mengutarakan kalau mau menjawab, kebalikan nya dengan AFASIA SENSORIK,
dimana pasien tetap akan ter-tawa2 bahagia kalau dia tidak gila, karena
dia tak mengerti bahasa/pertanyaan orang lain, sehingga setiap ditanya
jawab nya NGAWUR shg dianggap gangguan jiwa, celaka nya lagi pasien
memang jarang ada kelumpuhan sisi kanan, shg sering salah diagnosa
sebagai ” GILA “.
Aku merasa : “Harusnyalah
semua orang mengerti, krn aku stroke”. Waktu itu aku belum bisa
mengerti bahwa aku baru sampai Jakarta, orang2 belum mengerti aku ……
Bruder
Frank memenangkan aku, adikku memelukku. Aku merasa, hanya merekalah yg
benar2 mengerti aku karena mereka sudah menemani dan menolong aku. Aku
merasa, mereka y benar2 bisa mengerti ‘bahasaku’ dan mereka bisa tahu
apa yg aku butuhkan . Sepanjang perjalanan, aku bisa terawa seperti di San Fransisco, sejanak aku melupakan ‘masalahku’ …..
Aku
langsung dipindahkan ke emergency setelah sampai di rumah sakit. Aku
langsung diurus dokter2 dan suster2. Pemeriksaan awal untuk ditempatkan
di Unit Stroke. Kateterku dilepas, aku dimandikan dan bajuku diganti yg
bersih. Aku merasa segar dan mulai tersenyum lagi ….
Hari
pertama aku di Jakarta ini, kata papaku aku terlihat bahagia. Selalu
tersenyum dan tertawa, menerima ciuman dari keluarga, saudara dan semua
sahabat ….. banyak sekali yg menjengukku … aku sama sekali tidak malu
bahwa aku tidak bisa bicara, bahwa aku hanya bisa beberapa kata daam
bahasa Inggris. Anak2ku Cuma tertawa mendengarkan cara bicraku, tapi
aneh ….. kami bisa mengerti masing2 ….. padahal bahasaku benar2 bahasa
alien, anak2ku bisa sampai bertanya : “Ma, biar kita ga ngerti bahasa
mama, tapi kita tahu koq apa yg mama mau.” Duh ….. aku sampai terharu,
aku ingin bertanya, apakah aku ‘memalukan’ buat mereka, apakah aku membuat
mereka rendah diri ….. tanpa aku bertanya, mereka menjawab : “Ma, kita
ga malu koq mama begini. Kita kan punya TUHAN YESUS, pasti nanti mama
sembuh. Ya ma ….. kita saying mama …..” Astaga ….. aku sampai sering
menangis, karena mereka …..
TUHAN, sembuhkan aku untuk mereka, anak2ku
mencintai aku, mereka tidak malu punya mama stroke yg tidak bisa apa2
…..
Hari
kedua, teman2ku, sahabat2ku dan bos2ku menjengukku. Aku bahagia sekali.
Mereka meledek ( bukan mengejek ) aku terus, aku tidak pernah marah,
malahan aku merasa mereka sayang sekali terhadap aku. Aku hanya bisa
sedikit bicara bahasa Inggris dan mereka meledek aku terus ….. ;p aku
bahagia sekali.
Aku
bekerja di salah satu perusahaan property terbesar di Indonesia dengan
banyak proyek, dan aku salah satu tim arsitek yg selalu bekerja di
lapangan karena itulah duniaku, setelah aku menjadi seorang arsitek 18
tahun lalu. Aku mencintai pekerjaanku. Aku seorang workaholic, aku bisa
tidak tidur sampai pagi dan aku senang bekerja dengan timku. Dan aku
perempuan. Timku semua lelaki dan mereka selalu ‘menjagaku’. Walau aku
perempuan, aku bisa mengerjakan pekerjaan lelaki, jadi semua teman2ku
ingin aku terus ‘berkutat’ di lapangan …
Setiap
hari aku dijenguk puluhan saudara, sahabat dan teman2ku karena setelah
aku stroke 8 Januari 2010 lalu, banyak keluarga, saudara, sahabat,
teman2ku menulis di Facebookku, mendoakan aku. Adikku yg up-date setiap
hari. Ratusan yg mendoakan aku, dan TUHAN menjawab cepat semua doa untuk
aku. Dan setelah aku disini, hamper semua yg mendoakan aku lewat
Facebookku, datang menjengukku di rumah sakit. Sampai teman2 ex Fakulas
Teknik Arsitektur, teman2 SMA/SMP/SD bahkan teman2 TK, banyk yg
menjengukku. Jika ada teman2 yg datang dari luar kota, mereka pasti ke
rumah sakit, ada yg dari Jogja, Bandung, Surabaya bahkan dari Kalimamtan
dan Menado. Puji TUHAN !!!
Tim
asuransi AIG juga mengunjungiku dari kedua aku di Jakarta. Memang kata
temanku di Kompasiana, bahwa TUHAN juga campur tangan biayaku. Aku 100%
dibiayai AIG US$ 143,000, termasuk tim 911, rumah sakit dan tim dokter
di San Fransisco, rumah sakit dan tim dokter di Taiwan, bruder Frank yg
menemaniku dari USA ke Jakarta, hotel di Taiwan, penerbanganku first class
China Airlines, dan tim ambulance di Jakarta. Aku juga claim asuransi
di CIGNA dan ACA dan benar2 puji TUHAN …. Semua tim dokter dan rumah
sakit di Cikini, Jakarta di cover hamper 100% !!!
Tim AIG yg menjengukku hari kedua aku di Jkt.
Hari2ku
diisi dengan pemeriksaan semua tubuhku. MRI, jantung, darah, dll. Tim
dokter mulai menjadwalkan aku untuk menjalani terapi. Aku masih bahagia
karena semua orang yg menjengukku benar2 terlihat saying kepadaku.
Walaunaku bisa mengerti mereka bercerita, dan mereka TIDAK bisa mengerti
aku ‘bercerita’, aku tetap semangat untuk ‘menjelaskan’ riwayat
penyakitku. Dan mereka terlihar serius, seakan2 mereka mengerti, walau
aku tahu mereka tidak mengerti …..
Aku
berusaha berbicara dengan bahasa Indonesia, walau terbata2. Dan
dialekku menjadi lucu dan aneh. Mereka bilang, bahwa dialekku seperti
‘bule’ ..… hihihi :D ….. anak2ku juga sering meledek aku, katanya, mama
seperti orang ‘bule’ ….. aku masih merasa bahagia …. Sampai aku merasa
kesulitan untuk mempelajari ‘bahasa ; berbicara dan menulis’ memakai
tangan kiri …..
Jadwal
terapiku adalah setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang, terapi
fisik. Dan jam 2 siang sampai jam 4 sore, terapi bahasa ( berbicara dan
menulis ). Aku menjalani itu dengan senang hati, walau aku beberapa
kali mengalami putus asa.
Aku mulai / pertama kali belajar berdiri dan berjalan.
Terapisku
adalah seorang bapak 60 tahun dan sudah aku anggap sebagai papa dan
sahabatku. Dia luar biasa sekali! Dia mengikuti pendidikan di Eropa
beberapa kali. Metodanya adalah dari Jerman. Metoda untuk terapi stroke
itu bermacam2. Tergantung yg dianut, adalah metoda untuk sembuh. TUHAN
sudah menyediakan untuk menolong orang yg stroke, metoda yg mana.
Biasanya antara metoda tidak bia bercampur, supaya tidak ‘bertabrakan’.
Sistim di rumah sakitku / terapistku adalah dari Jerman, bahwa ‘otak
harus diajari memerintah untuk bergerak’. Otak kita sangat
luar biasa. TUHAN menciptakannya sangat luar biasa!! Aku tidak
diajarkan untuk memakai apapun tapi otakku diajarkan untuk ‘memerintah’
anggota badanku yg lumpuh. Dan hasilnya, luar biasa!! Aku sudah bisa
berjalan beberapa hari setelah pulang ke Jakarta, walau aku belum sama
sekali merasakan anggota tubuhku yg lumpuh!!
Semakin
lama daya juangku untuk sembuh, samakin kuat. Aku benar2 cepat bisa
berjalan!!! Tim dokterku jelas2 menyatakan kekagumanku untuk semangat
untuk sembuh! Padahal, pertama kali aku stroke, tim dokterku di San
Fransisco dan di Jakarta, mengatakan aku mungkin tdk bisa berjalan lagi,
paling tidak hanya bisa berjalan memakai kursi roda, apalagi aku tidak
bisa kerja lagi! Dan aku bisa berjalan 2 minggu aku di rumah sakit!!!
Puji TUHAN !!! Terapistku benar2 membimbingku dengan sabar juga menjawab
semua pertanyaanku ….. sabar sekali, walau aku sangat terbatas untuk
berbicara …..
Pertama
kali, kaki kananku tidak bisa lurus, selalu miring, sehingga aku
memakai ‘bebat’ supaya lurus. Aku dibimbing untuk bisa berjalan di ruang
senama Unit Stroke. Lihat, tangan kananku selalu bengkok, karena ada
kompensasi / menahan gerakku.
Aku
mulai belajar bukan Cuma berjalan, tapi bia mengangkat kaki. Juga mulai
belajar jalan keluar, di jalan yg tadak rata ….. ya TUHAN …. Aku bisa
…. AKU BISA ….. !!!!!! Terapistku luar biasa !!! Sebentar lagi aku akan
bekerja lagi …… !!!
Selain
belajar jalan, aku juga belajar memegang tangan kanan. Tangan kananku
mmg belum bisa bergerak, tp aku aku benar2 yakin, bahwa aku nanti akan
sembuh 100%, walau belum ada orang yg stroke sembuh 100%, palng
Cuma 95%. Tapi aku benar2 yakin bahwa TUHAN YESUS mencinaiku dan DIA
akan MENYEMBUHKAN AKU 100% !!!!! Segala puji syukur aku hantarkan
kehadirat MU …..
Aku mulai
merasakan gerakan tangan kananku. Sedikit demi sedikit. TUHAN mulai
memulihkan tubuhku sebelah kanan. Seperti ‘kesemutan,’ rasa kesemutan ku
makin lama makin memudar. Banyak bicara dan tanya ke terapistku,
mengatakan bahwa perjalanan dari ujung jari kaki dan jari tangan adalah
jauh menuju otak. Setiap hari perjalanan penyembuhanku kira2 : 0,01
mm/hari. Bayangkan, berapa tahun sampai ke otak. Aku mmg harus sabar …..
dan aku benar2 sabar …..
Terapi bicara dan
menulis di bantu eorang therapist yg juga sudah aku anggap mamku
sendiri. Seperti terapst ku di San Fransisco, dia mengajariku kata demi
kata sampai aku bica bicara dalam bahasa Indonesia, walau masih susah.
Juga aku diajar menulis memakai tangan kiri. Dan setelah 2 minggu aku
bertambah percaya bahwa aku aku sembuh 100%!!!
Aku diminta membaca
setiap hari dan ditulis setelah dibaca. Ayat2 Alkitab membuat aku
bersemangat sambil belajar menulis. Juga lagu2 rohani. Kemajuanku
membuat banak orang kaget, karena aku benar2 bersemangat dan semangatku
untuk hidup dan sembuh yg membuatku lebih cepat lagi. Puji TUHAN ……
Di ‘Bagian 4’, aku
akan lebih ‘masuk’ lagi dengan hati dan otakku, bagaimana aku lebih
memahami kondisiku, walau masalah dan hambatan banyak di depanku. Orang2
yg tidak suka denganku, orang2 yg tidak percaya lagi dgnku dan orang2
yg tidak peduli dengan keadaanku untuk sembuh ……
………. Bersambung ………..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Menyikapi dan 'Berteman' dengan Stroke (3)”
Posting Komentar