Selasa, 25 September 2012
Anak-anak dan Remaja adalah ‘Korban’ Internet …..
Selasa, 25 September 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Lagi, dampak internet di kalangan anak2 dan remaja …..
Suatu hari sepulang kantor, temanku
mengajak berdiskusi aku dan Valentino tentang keinginannya untuk
bergabung di IDKita Kompasiana, setelah dia tahu dan memahami arti
penting ‘kejahatan’ di sebuah dunia baru, yang disebut dunia maya.
Sebut saja, mas Pri. Dia bekerja
disebuah perusahaan besar dan dia tahu tentang IDKita Kompasiana setelah
membaca2 artikelku di Kompasiana. Kami berdiskusi banyak tentang
kondisi saat ini, dan sebagai warga dewasa ( walau belum menikah ), dia
merasa prihatin dengan keadaan tentang anak2 dan remaja yang menjadi
‘korban’ internet, walau mereka merupakan fokus bagi dunia baru, dunia
masa depan …..
Suatu saat, mas Pri bergegas ke sebuah
warnet untuk mengirim berkas ke kantornya lewat email karena waktu itu
adalah hari Sabtu dan mas Pri libur. Dia masuk ke sebuah warnet, dekat
dengan rumahnya. Dan dia menggeleng2kan keplanya, ketika sebagian besar
pengguna warnet adalah anak2 SD dan SMP. Jika SMP, dia sangat maklum
dengan seabrek hunungan pertemanannya di jejaring sosial. Tetapi jika
anak2 SD kecil ( dibawah kelas 4, berarti umurnya dibawah 10 tahun )
dengan gayanya seperti anak SMP, mendengarkan ceritanya saja, aku sudah
muak!
Mas Pri bercerita :
Anak2 SD itu, memang bermain game
online. Mereka bermain berjam-jam, tnpa berhenti. Tiap 1 jam yang
seharusnya mereka pulang untuk bermain di rumah atau bersama orang
tuanya, mereka justru meminta ‘tambah’ waktu. Mereka berteriak kepada
penjaga warnet untuk menambah dan membayar untuk tambahan waktu itu.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan keadaan itu, JIKA KITA HANYA MELIHAT DENGAN MATA BISNIS, yaitu, permintaan tambahan waktu dengan pembayaran kontan, adalah penambahan masukan untuk warnet tersebut, bukan?
Tetapi jika kita melihat perkembangan
jiwa seorang anak SD dibawah 10 tahun, dengan kehidupannya yang terfokus
dengan game online di warnet, ITU SUDAH KELEWATAN!
Coba bayangkan, seorang anak, misalnya
anak kita, apakah kita mau anak kita tidak pulang berjam2 untuk duduk di
sebuah warnet dengan kegiatannya dalam game online? Ditambah, menurut
mas Pri bau dan hawa sebuah warnet biasanya adalah bau dan hawa rokok,
sehingga mereka merupakan korban ‘perokok pasif’ yang membuat mereka
suatu saat menjadi perokok aktif karena melihat lingkungannya dalam
berkegiatan! Sama sekali tidak sehat, secara fisik dan secara psikis!
Belum lagi, yang juga menurut mas Pri (
juga yang aku pernah tahu di sebuah warnet ), sebuah warnet, bisa
menjadi ajang asusila. Dan mereka, anak2 SD kita, bisa menonton sesuatu
yang belum saatnya mereka lihat! Aaahhh …… merinding aku membayangkannya
…..
Pantesan! Menurut mas Pri lagi, gaya
bahasa mereka tidak ubahnya gaya bahasa preman jalanan! Astagaaaa …..
seorang anak SD seharusnya tutur katanya lemah lembut, selenmbut hatinya
yang peduli dengan kasih, sesuai dengan ajaran orang tuanya. Tetapi
mereka sekarang, justru ‘belajar’ menjadi PREMAN. Itu mereka baru
menjadi seorang anak SD, lalu bagaimana jika mereka sudah dewasa?
Mungkinkah mereka bisa menjadi preman dan ‘merusak’ keluarga dan
lingkungannya? Sebuah cerita tragis dan miris dari seorang teman baru
kami …..
Seperti yang sudah aku tuliskan di artikelku ‘Internet Tidak Sehat’ Bukan Hanya Situs Dewasa Saja, bahwa
tidak hanya situs dewasa yang ‘meracuni’ anak2 dan remaja kita. Bahkan
situs anak2 juga bisa ‘meracuni’ mereka, antara lain game online. Dan
kenyataannya juga, game online bukan melulu permainan anak2 dan remaja,
bahkan permainan orang2 dewasa!
Sungguh, sebenarnya aku tidak tahu
tentang game online, sama sekali! Tetapi menurut informasi teman,
sahabat bahkn anakku yang keranjingan game online, suatu saat mereka
kedapatan game online bisa ‘berhubungan’ dengan ’seorang wanita’ di
dunia maya ….. astagaaaaa, benarkah itu??? Bukan hanya permainan2 ( game
online, lihat tulisanku Games dan Games Online : Semuanya Tidak Boleh ‘Kebanyakan’….. ) nya saja yang ‘berbahaya’, bahkan dalam sebuah game online, anak2 dan remaja di ajari untuk berjudi ( lihat tulisanku Remaja dan ‘Perjudian Online’ (Cybergambling) …… Sungguh suatu benang kusut bagi kita …..
Jika aku bisa memilih, sungguh, aku
lebih memilih aku masih kecil. Ketika aku duduk di bangku SD sampai SMA (
tahun 1976 sampai 1988 ), duniaku adalah dunia papa dan mama. Aku hanya
berkutat dengan pelajaran dan les-lesku serta hobiku, dalam kasih
sayang orang tua. Pulang sekolah dan setelah les, aku menghabiskan
waktuku dengan belajar dan hobi2ku saja. Semua terfokus untuk masa
depanku. Tetapi, bagaimana dengan sekarang?
Anak2 dan remaja terfokus ( memang juga
untuk masa depan mereka ) dalam dunia maya dan jejaring sosial. Yang
masih SD, dengan game2 onlinenya, yang lebih besar lagi dengan jejaring
sosialnya. Semua terfokus dalam 1 genggaman tangan saja, dunia maya
leawt bb, atau smartphone, atai tablet atau laptop atau PC. Lalu
bagaimana dengan dunia nyata mereka? Lihat tulisanku ‘e-Generation’: Tetap Harus Bisa Melihat Kesempurnaan Tuhan dalam Penciptaan-Nya …..
Dan sebagai orang tua, kita harus
pintar2 untuk menjaga anak2 dan remaja kita. Walau kita sangat mengerti
bahwa internet adalah produk masa depan, tetapi kita juga harus faham
benar bahwa anak2 dan remaja kita tetap harus beerada dalam alam nyata
mereka, yaitu dunia yang sudah diciptakan oleh Tuhan kita …..
Salam internet sehat …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Anak-anak dan Remaja adalah ‘Korban’ Internet …..”
Posting Komentar