Jumat, 15 Agustus 2014

[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami….






By Christie Damayanti

140805758763889864

Hatiku agak resah! Aku sudah minta untuk segera kembali ke Central Station, tempat aku memulai wisata ini. Tinggal 2 menit lagi! Dan aku tahu, mereka sangat tepat dengan waktu! Aduhhh ….

Petugas bus wisata pun agak panik. Memang, mereka sudah menelpon petugas yang jaga di Central Station, tetapi itupun tidak membuat cemasku dan mereka menjadi hilang. Dan supir bus itu sedikit ngebut, dan terlihat tegang.

Sangat tegang, karena jika kami ditinggal bus ke Zaanse Schands dan Volendam, tiket kami hangus, secara itu adalah kesalahan ada pada kami, tidak hati2 untuk me-manage waktu. Dan aku akan kehilangan 112,5 Euro …..

Ooooo …… tidakkkkk …..

Semakin dipikirin karena waktu tinggal semenit lagi, semakin ada aja halangan! Lampu merah yang lama sekali, sedikit macet menjelang Central Station, duh ……

Akhirnya, bus kami berhenti tepat dibelakang bus merah ( juga ) yang akan membawa kami ke Zaanse Schans dan ke Volendam. Untung, rupanya ada seorang turis yang harus ditunggu, entah karena apa. Sehingga, kami pun bisa sampai ke tempat itu, tepat sekitar 4 menit terlambat! 

Hmmmm …..

Terima kasih, Tuhan …..

***
Perjualanan ke luar kota Amsterdam, mulai sudah. Hari pertama sampai hari ini ( hari kedua ) kami masih berputar2 di dalam kota. Dan ini adalah yang pertama juga buat anak2ku, sehingga mereka sangat excited!

Bus wisata untuk keluar kota ini sangat nyaman. Memang, aku cukup berat mendaki tangga ( 4 anak tangga ) yang sempit, karena sepertinya belum ada yang mendesain list kecil atau ‘engkol’ khusus untuk penyandang kursi roda sepertiku. Tetapi, ada cara juga bagi disabled kursi roda, yang benar2 tidak bisa berjalan, dengan ditandu khusus.

Kami memilih tempat pertengahan karena mempunyai meja. Dan duduknya berhadapan, sehingga aku berdekatan dengan Michelle dan Dennis sendirian dengan barang2 bawaan kami. Bisa mengobrol dan bisa membidik ke arah luar karena kaca nya pun benar2 dan terang serta jernih. Menyenangkan!
1408058014551306414
14080584201550978734
Pedesaan dari Amsterdam menuju ke Zaanse Schans …..

Coba perhatikan :

Ketinggian atap dan kemiringan atap, sama dengan ketinggian dan kemiringan atap desain orang2 Belanda di wilayah Menteng atau tempat2 lainnya. Sebenarnya, sangat disayangkan jika bangunan2 seperti ini yang ada di Jakarta,dirobohkan, karena sangat mengandung nilai2 sejarah …..

Jarak dari Amsterdam ke Schans aku tidak tahu, tetapi kira2 30 menit dengan kondisi jalan lancar, selancar2nya. Kami tambah excited! Beberapa windmills terlihat dari bus wisata kami. Tetapi, sayang sekali ….. mendung berat mengelantung di atas kami, dan gerimis cukup deras terus menitik separuh dari perjalanaan kami dari Amsterdam kesini ……

Tetapi, ‘life must go on’, kan? Walau hujan, apalagi hanya sekedar gerimis, kami harus turun dan berwisata ke area desa Zaanse Schans.

***
Gerimis semakin berat. Aku didorong Michelle dan Dennis sudah berlari di depanku, ‘menyelamatkan’ kameranya yang besar,untuk mencari tempat berteduh. Teman2 seperjalanan kami entah kemana. Masing2 sibuk dengan urusannya sendiri. Ada yang memang harus berteduh dan tidak ingin mengikuti tour guide kami. Ada yang tetap mengikuti tour guide, dengan membelipyung atau ustru terus berhujan2.

14080586421393541875

Mendung dan hujan yang semakin deras, bergayut cukup tebal, sehingga tidak mungkin aku memakai kursi roda ‘menyerbu’ windmills …..

Biasanya, teman2 sesama turis yang muda2, yang tertap ‘menyerbu’ windmill. Kami? Yang jelas, aku harus berteduh. Aku tidak mau sakit dan aku tidak mau stress dengan kepalaku yang kebasahan. Anak2ku juga hanya mau menemaniku. Jadila kami bertiga berteduh di salah satu bangunan cukup besar, berjualan souvenir …..

14080587311789512427
1408058947733919368
Souvenir2 cantik …..

Hujan terus bertambah deras. Bukan hanya gerimis saja. Anginnya pun semakin keras dan udara juga semakin dingin. Kami kecewa. Tidak bias ‘menyerbu’ ke kincir2 angin itu. Ada 7 atau 8 kincir angin, dengan masing2 desain dan warna. Pastilah dengan masing2 nama nya yang cantik.

14080590481407880275
www.wallpaper.brothersoft.com
Windmills di Zaanse Schans, Holland

Huhuhu ….. kekecewaan kami semakin mmelanda. Dennis sudah siap dengan bidikan dengan kameranya. Begitu juga aku. Bukan hanya bidikan kamera pocket ku saja, tetapi lebih kepada pengamatanku, sebagai arsitek. Windmill atau kincir angin. Dan karena hujan, terpaksa kami benar2 menelan kekecewaan berat yang terus melanda …..

Berusaha untuk men-selimur kekecewaan kami, akhirnya kami berputar2 hanya di dalam bangunan itu, yang menjual ratusan souvenir cantik. Aku memang suka sekali barang2 kecil dan cantik sebagai souvenir, yang cukup murah ( untuk hitungan ‘souvenir’ lho ). Sehingga, kampun hanya berkeliling untuk …… mencari souvenir untuk sendiri dan untuk oleh2.

Biasanya, kami memang selalu membeli souvenir, tetapi hanya sekedarnya saja karena untuk kami, mendingan kami berwisata dan berfoto2 ria, ketimbang ‘membeli’. Sebuah gantungan kunci saja, mungin dihargai antara 3 Euro sampai 6 atau 7 Euro. Sepertinya itu yang termurah, tetapi pasti tidak itu saja sebagau souvenir. Jadi, kita harus menahan2 diri untuk tidak boros berbelanja …..

Kartu post ( post card ) adalah tujuan utamaku membeli souvenir. Secara dari sejak SD aku mendapatkan kartu pos dari orang tuaku jika sedang bertugas ke luar negeri. Disimpan, dan itu menjadi awal keinginanku untuk mengumpulkan ratu pos. Sejak itu, aku selalu membeli kartu pos untuk oleh2 diri sendiri. Sekarang ini, aku sudah mempunyai kartu pos lebih dari 12.000 lembar, dan akan aku adakan pameran khusus kartu pos, jika Tuhan berkenan, tahun depan …..


Hujan belum berhenti juga,ketika waktu terus berjalan. Sampai saatnya, sekitar 1 jam ini, kami harus segera kembali ke bus kami, untuk meneruskan perjalanan kami menuju Volendam. Dan kekecewaan kami berlanjut, seiring dengan ayunan kincir angin berbalut suara merdu ……

“OOOOO ….. kincir anginku, kapan aku bias kembali lagi kesini, sebelum kami melanjutkan perjalanan kami keliling Eropa????”

Itulah doaku yang pada akhirnya, Tuhan menjawabnya …… Ikuti terus artikel2 ini bahwa jawaban Tuhan selalu tepat …..

Dan perjalanan kami ke Volendam terus berlanjut, di tengah hujan deras mengguyur …..

#Edisi kecewa …..

Sebelumnya :

Tags:

0 Responses to “[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami….”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks