Minggu, 24 April 2011
(PARADOKS) Balada Petani Miskin
Minggu, 24 April 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti dan Valentino
Pak Slamet sedang membajak sawahnya …..
Suatu ketika di belahan waktu lalu,
hiduplah seorang petani yang sangat sederhana. Petani itu bernama pak
Slamet. Pak Slamet tinggal bersama istri dan anak-anaknya. Pak Slamet
adalah seorang yang sangat baik hati dan tidak sombong. Sekalipun mereka
hanya tinggal di sebuah gubuk kecil diatas tanah yang sempit, mereka
tidak pernah mengeluh. Mereka hidup bahagia dan saling membantu.
Pak Slamet suka sekali membantu orang
lain yang sedang mengalami kesusahan. Jika ada tetangga atau penduduk
desa yang jatuh sakit atau tertimpa musibah, Pak Slamet selalu bersedia
menolong. Pak Slamet tidak pernah membeda-bedakan orang jika ingin
membantu. Bahkan ketika ada tetangganya yang jatuh sakit di malam hari,
Pak Slamet tak ragu-ragu untuk segera menolongnya mengantar ke
puskesmas. Karena sikap yang ringan tangan itu, pak Slamet disukai oleh
hampir seluruh penduduk desa.
Pak Slamet sedang membantu temannya …..
Tapi ada satu orang yang sangat membenci
Pak Slamet, dia adalah pak Karjo, tetangga sebelah rumah pak Slamet.
Pak Karjo adalah seorang yang sangat malas. Karenanya setiap kali panen,
hasil yang ia peroleh tak sebanyak pak Selamet yang rajin. Pendapatan
yang ia peroleh setiap tahunnya selalu lebih sedikit dari pak Slamet.
Hasil panen pak Slamet selalu berlimpah karena walau pak Slamet petani miskin, dia selalu baik hati.
Dikarenakan terbakar perasaan iri hati
dan cemburu terhadap keberhasilan pak Slamet, akhirnya sehari sebelum
musim panen tiba, pak Karjo membakar sawah milik pak Slamet ketika ia
sedang tidur nyenyak di waktu malam. Sungguh beruntung malam itu ada
beberapa orang tetangga pak Slamet yang melihat peristiwa kebakaran itu,
segera membangunkan pak Slamet lalu kemudian mereka berusaha memadamkan
api yang hampir membesar itu bersama-sama, sehingga sawah milik pak
Slamet berhasil diselamatkan, walau sebagian besar hasil panennya ikut
terbakar.
Sawah pak Slamet terbakar …..
Pak Slamat mendapat informasi mengenai
orang yang telah membakar sawahnya itu dari tetangga yang telah menolong
dirinya. Tetapi pak Slamet tidak ingin mencari keributan dengan pak
Karjo, dia telah mengampuni pak Karjo atas perbuatannya tersebut.
Tahun itu, Pak Slamet berhasil menjual
sisa panen yang berhasil diselamatkannya dengan harga yang cukup
lumayan. Tetapi ia tidak bisa mendapatkan keuntungan yang banyak karena
sebagian besar hasil panennya telah terbakar. Walau dengan berat hati,
pak Slamat berusaha menerimanya dengan ikhlas.
Pada suatu malam, ketika pak Slamet
sedang tidur nyenyak, tiba-tiba ia terbangun karena mendengar suara
seorang laki-laki yang sedang menangis. Pak Slamet langsung mencari
sumber suara tersebut dan menemukan pak Karjo sedang memeluk anaknya
yang sedang sakit parah sambil meratap. Melihat hal itu pak Selamet
langsung pergi untuk mencari dokter desa agar dapat segera menolong anak
pak Karjo yang sedang sakit parah itu.
Tetapi apa mau dikata, ternyata dokter
desa itu tidak sanggup untuk mengobati anak pak Karjo karena persediaan
obat-obatan di desa sangat terbatas. Akhirnya, tanpa memperdulikan hari
masih malam, pak Selamet segera menyiapkan kudanya untuk pergi ke kota
mencari rumah sakit terdekat. Jarak tempuh rumah sakit itu sekitar 10
km. Akhirnya pak selamet berhasil mencari dokter yang lebih
berpengalaman dan anak pak Karjo berhasil diselamatkan.
Sehari setelah kejadian itu, pak Karjo
pergi menemui pak Slamet di gubuknya dan mulai menangis sedih. Dia
mengakui kesalahannya yang telah membakar kebun milik pak Slamet dan
memohon maaf atas perbuatannya tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika ia
tau bahwa pak Selamet telah mengetahui perbuatannya itu.
“Kau tahu bahwa aku telah membakar
kebunmu, tetapi kau masih mau mencarikan dokter untuk anakku??”, tanya
pak Karjo keheranan. Pak Selamet mengangguk dan berkata, “Aku hanya
melakukan apa yang harus kulakukan. Jika orang lain melakukan kesalahan,
bukan berarti aku harus membalasnya bukan?”. Pak Karjo segera berdiri
dan memeluk pak Selamet sambil mengucapkan terima kasih atas semua
kebaikkan pak Selamet. Semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut
menjadi sangat terharu.
Sejak kejadian itu, Pak Karjo menjadi
berubah. Ia tidak lagi bermalas-malasan, sehingga ketika musim panen
berikutnya tiba, ia bisa menghasilkan banyak keuntungan melalui kerja
kerasnya.
Pak Slamet dan pak Karjo, di musim panen berikutnya, bersahabat erat …..
Ketika banyak orang bertanya bagaimana
dia telah berubah begitu banyak, ia hanya menjawab,”Itu adalah berkat
kebaikan dan kasih yang diberikan pak Selamet sehingga saya menjadi
sadar dan berubah.”
“Jika kita selalu berbuat
baik kepada semua orang, terlebih kepada musuh kita, niscaya kebaikkan
yang kita tabur, akan menjadi berkat bagi orang banyak”.
Sumber gambar : dari www.google.com
Penulis : Chrsitie Damayanti & Valentino (No : 87)
NB : UNTUK MEMBACA TULISAN
PARA PESERTA PARADOKS YANG LAIN MAKA DIPERSILAKAN MENGUNJUNGI AKUN
Dongeng Anak Nusantara di Kompasiana sbb : Dongeng Anak Nusantara
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ (PARADOKS) Balada Petani Miskin”
Posting Komentar