Jumat, 11 Maret 2011
‘Whale Watching’ di Perth : Menonton Paus di Habitatnya
Jumat, 11 Maret 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Suatu pagi yang sedikit mendung di bulan
Oktober di Perth - Australia Barat, aku diajak beberapa temanku untuk
menonton ikan paus. Menonton paus ??? Wah ….. itu memang yg aku tunggu2.
Sejak aku tinggal di Perth, aku belum bisa menonton paus karena
kesibukan kuliah ( waktu itu ) dan memang paus2 itu masih ‘malu2′ untuk
‘mempertontonkan dirinya’.
Bergegas kami mencari ‘jam berapa kereta
ke Fremantle’ untuk menemui teman2 yang mempunyai sebuah kapal pesiar
kecil. Dia , Jack, seorang Aussie ( sebutan orang Australia ) dengan
orang tua dari Inggris, berumur kira-kira 30 tahun ( waktu itu ). Sangat
‘excited’. Aku, seorang yg sangat suka binatang, benar2 mendambakan ini
…..
‘Fisherman Wharf’ di Fremantle, 30 menit naik kereta dari Perth, indah …..
Menonton Paus atau sering disebut ‘whale
watching’ adalah praktek mengamati paus dan binatang2 kecil yang
mengelilinginya, di habitat alami mereka. Paus adalah yang paling umum
untuk mengawasi dengan berekreasi daam kegiatan pendidikan ilmiah.
Cepatnya pertumbuhan industry telah menyebabkan ‘ruwet’nya dan polemic
juga debat untuk menangkap ikan2 paus itu. Padahal, sebagian ikan2 paus
di dunia termasuk ‘yang dilindungi’ juga merupkan sumber daya alam (
minyaknya sangat bagus untuk menambah kesegaran tubuh ).
Paus / termasuk lumba-lumba itu bukan ikan.
Paus adalah hewan menyusui / mamalia. Paus adalah hewan mamalia yg
terbersar di dunia. Paus hidup di laut, dan sesekali keluar untuk
menghirup udara. Paus bernafas dengan paru-paru, bukan dengan insang.
Untuk di Samudra yg luas dan daerah
dingin, biasanya kita bisa melihat Paus Biru ( yang terbesar sampai 30
meter panjangnya ) sampai Orca / Killer Whale ( sebenarnya tidak ‘jahat’
tetapi justru Orca bisa membunuh ikan hiu dimana paus2 lain menghindari
ikan hiu dan Orca memang memakan anjing2 laut dimana paus2 lainhanya
memakan plangthon. Dan Orca belum pernah mengganggu
manusia ).
‘
Whale watching’ adalah penting untuk
negara-negara berkembang, untuk melihat bahwa ‘paus adalah juga hewan
yang harus dicintai’. Masyarakat pesisir sudah mulai untuk mendapatkan
keuntungan secara langsung dari kehadiran ikan paus ‘, secara signifikan
menambah dukungan rakyat untuk perlindungan hewan dari perburuan paus
komersial.
Untuk ‘berburu’ paus, ada beberapa aturan umum :
- Me-minimaze kecepatan kapal supaya tidak berisik
- Hindari tiba tiba berrubah haluan
- Jangan mengejar, mengelilingi atau mendatangi di antara paus
- Pendekatan hewan dari sudut mana mereka tidak akan terkejut
- Pertimbangkan dampak kumulatif - meminimalkan jumlah kapal pada satu waktu / per hari
- Jangan biarkan berenang dengan lumba-lumba
Dengan serius, Jack meminta kami
mendengarkan tata cara untuk menonton paus. Dan dengan serius juga, dia
mengatakan bahwa ‘jika kita melanggarnya, dia tidak segan2 memulangkan
kita ke dermaga’. Dan untuk menonton paus, kita harus ke tengah2 laut,
paling tidak bila sudah kita bisa meihat seeokr atau segerombolan paus.
Aku dengan Jack, yang akan membawa kami menonton paus di tengah laut, dengan latar belakang ‘
kapal pesiar’nya.
Ada beberapa daerah di dunia ini, untuk menonton paus, yaitu :
1. Atlantik Selatan : Afrika Selatan
2. Pasifik Barat : Australia Barat dan Selatan, Lautan India, Samudra Hindia
3. Pasifik Timur : Kolombia
4. Atlantik Timur Laut : Inggris, Skandinavia, Spanyol, Perancis, Norwegia, Long Island USA
5. Atlantik Barat Daya : Massachussets, Canada Timur
6. Atlantik Barat Laut : Brazil
7. India Utara : Sri Lanka, Maldives
8. Pasifik Timur Laut : California, Monterey Bay, San Francisco, Mexico
9. Pasifik Barat Daya : Philipines
10. Pasifik Tenggara : Queensland, New Zealand
Banyak yang berpendapat bahwa paus lebih
bernilai waktu mati dari pada waktu hidup. Tujuannya adalah untuk
membujuk pemerintah mereka untuk membatasi kegiatan perburuan paus,
terutama karena negara2 perburuan paus mengeluhkan langkanya daging paus
dan produk lainnya yg telah meningkatkan gizi manusia.
Berempat, aku dengan teman2ku mulai
memasuki kapal, dan kami menempati masing2 lokasi untuk membuat beberapa
foto dan video. Aku duduk di atas jendela, sementara teman2ku mencari
lokasi masing2 yg dianggap cocok untuk ‘menonton dan menikmati’ paus.
Kapal itu memang tidak boleh cepat supaya tidak / sedikit bersuara.
Aku di paling depan kapal untuk benar2 bisa mengikuti paus2 itu denga kameraku.
Mulai ke tengah laut dan tidak bisa lagi
melihat daratan apalagi pantai Fremantle, aku mulai pasang kuda2 untuk
menyaksikan paus yang sudah mau ‘bercengkerama’ dengan manusia ….. Tiba2
seekor Paus Sprema muncul di permukaan, menyemburkan nafasnya dari
lubang ‘hidung’nya, diatas kepalanya. Lihat ….. luar biasa sekali !!!
Dia meliuk2kan tubuhnya yg besar walau dia belum mau menampakkan
tubuhnya diatas air, tidak ada separuh tubuhnya …..
Beberapa kali dia ‘bernafas’, timbul
tenggelam. Dan ternyata ada 2 paus yg kita lihat. Kata Jack, “Itu paus
Sprema’. Sebenarnya aku ingin sekali melihat dengan jelas, tetapi si
paus masih ‘malu2′, tidak pernah menampakkan kepalanya, karena aku bisa
mengenali paus ini jenis yg mana dari kepalanya, bukan ekornya …..
Berkali kali ekor si paus timbul
tenggelam dan tetap belum menampakkan kepalanya. Sabar … sabar … dan
ternyata, mereka memang belum mau bercanda dengan kami.
Si paus itu tenyata mau juga
‘lompat’ walau hanya sedikit, tetap saja menimbulkan cipratan2 air yg
tingga dan menimbulkan gelombang2 pendek kea rah kapal kami, dan membuat
goyangan2 di kapal cukup keras. Jarak dari kapal kami dan mereka
sekitar 15 meter sampai 20 meter.
Aaah, mereka sudah lenyap, mungkin
mereka hanya ingin ‘bernafas’ bukan untuk bermain2. Aku kecewa …..
tetapi …. Tiba2 kami melihat lumba-lumba, beberapa lumba-lumba di
habitat aslinya !!! Aku mulai axcited lagi.
Mereka cepat sekali menghilang.
Sepertinya mereka berimigrasi dan seperti 1 keluarga lumba-lumba. Dan
mereka juga tidak menampakkan semua tubuhnya seperti di Gelanggang
Samdra Ancol. Kata Jack, biasanya paus2 besar itu muncul sebelum
lumba-lumba ( paus terkecil ) muncul. Entah ada korelasinya antara paus2
besar dengan paus2 kecil / lumba-lumba.
Setelah keluarga lumba-lumba itu
menghilang, tidak ada lagi yg menarik. Hanya laut biru, tidak ada
burung, bahkan ikan2 kecilpun sama sekali tidak ada. Kami menuju pulang
ke Fremantle. Dalam perjalan pulang, Jack menceritakan tentang
perjalanan paus untuk berimigrasi.
Ternyata Jack, banyak saudaranya berburu
paus di Inggris, makanya dia senang untuk mengentarkan kami melihat
paus. Sayang sekali, begitu aku pulang ke Jakarta beberapa bulan
kemudian, Jack pun kebali ke Inggris dan tidak mengabari aku …..
Sebenarnya aku ingin tetap berteman dengannya, supaya suatu waktu bila
kami ke Inggris bisa bercerita tentang pengalaman ‘berteman’ dengan paus
…..
Sungguh luar biasa ! Dengan kami melihat
/ menonton paus, kami bisa merenung, bahwa Tuhan memang menciptakan
banyak mahluk dan masing2 mempunyai ciri khasnya. Kita harus saling
mencintai dan menyayangi untuk mempunyai kehidupan yang saling mengisi,
memanfaatkan dan saling berinteraksi …..
Tags:
Headline ,
Jalan-Jalan
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Whale Watching’ di Perth : Menonton Paus di Habitatnya”
Posting Komentar